Pernikahan atau Ijab Qobul (akad nikah) adalah hubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan.
Rencana pernikahan harus mendapatkan prioritas. Karena dengan perencanaan yang baik, maka diharapkan akan memberikan hasil yang baik juga untuk acara pernikahan.
Untuk yang ingin merencanakan pernikahan sendiri, ada 3 tips mengemat waktu.
Perencanaan pernikahan dimulai dengan hari dan tanggal pernikahan. Ketika sudah ditetapkan hari dan tanggal pernikahan, sudah waktunya untuk mempersiapkan undangan pernikahan. Tidak ada salahnya sebelum penetapan tanggal ini Anda dan pasangan sudah merancang bentuk undangan yang akan dipakai. Bisa dirancang sendiri, maupun menggunakan model-model yang sudah ada. Hal ini untuk menghemat waktu.
Di internet biasanya banyak disediakan desain-desain undangan pernikahan sebagai bahan referensi Anda. Mencari dan memesan undangan dengan desain-desain unik juga bisa Anda lakukan di internet. Pengerjaannya bervariasi antara satu minggu hingga dua minggu.
Persiapan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah persiapan baju pengantin. Jika Anda sudah memiliki toko baju pengantin langganan keluarga, Anda bisa melakukan pencarian gaun minimal tiga bulan sebelum acara. Hal ini juga berlaku jika Anda memilih untuk mempercayakan gaun pengantin idaman Anda kepada desainer. Tidak terkecuali jika Anda memilih untuk menyewa gaun pengantin.
Untuk lebih menghemat waktu pemesanan maupun penyewaan bisa dilakukan melalui internet. Apalagi untuk yang sibuk dengan aktifitas di tempat kerja sehingga tidak memungkinkan Anda mempunyai hari khusus untuk memilih-milih ataupun melihat-lihat desain baju untuk pernikahan Anda.
Untuk urusan resepsi mulai dari tema acara, dekorasi ruangan hingga hidangan serta dokumentasi, bisa didiskusikan dengan anggota keluarga dan pasangan. Biasanya satu bulan sebelum acara resepsi dilangsungkan, pihak tuan rumah membentuk panitia pernikahan. Tujuannya agar pelaksanaan resepsi nanti berjalan lancar, karena masing-masing anggota kelurga sudah mempunyai kewajiban masing-masing. Anda bisa lakukan pembentukan panitia pernikahan ini dengan melibatkan anggota keluarga dan juga tetangga.
Tips pernikahan yang bahagia bila mengupayakan beberapa syarat berikut:
Sering ungkapkan "terima kasih" dan "kita"
Pada tahun 2007 lalu, para peneliti dari Arizona State University mengadakan sebuah survei terhadap suami-istri tentang rasa penghargaan satu sama lain sebagai partner. Ternyata, cukup banyak pasangan yang sering mengucapkan atau melakukan perbuatan yang melambangkan rasa syukur dan terima kasih satu sama lain. Di luar itu, masih banyak orang yang agak sulit menghargai orang lain. Dalam hidup berpasangan, saling menghargai dan menyampaikan terima kasih terbukti membuat pasangan hidup rukun dan mengurangi tingkat kebencian terhadap pasangan. Pasangan yang saling menghargai juga merasa lebih puas dengan hubungan mereka dibandingkan mereka yang jarang mengucapkan terima kasih dan kurang menghargai pasangannya.
Selain ucapan "terima kasih", kebiasaan yang juga membuat pasangan merasa lebih bahagia adalah selalu mengucapkan "kita". Studi yang dimuat dalam Journal Psychology and Aging mengungkapkan, pasangan yang membahasakan diri dengan "kita" dan "kami" ternyata menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. Kata tersebut juga dinilai mampu menurunkan tingkat stres fisiologis dan perilaku negatif (marah) yang mungkin terjadi saat berbeda pendapat. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kata-kata egois seperti "aku", "kamu" dan "saya" selama berdebat justru akan membuat emosi semakin tinggi. Penggunaan kata ini juga berkaitan dengan ketidakpuasan dalam pernikahan.
Tidak mudah menyerah untuk bahagia
Terkadang kita merasa pasangan kita memiliki banyak sifat negatif. Namun, menurut penelitian yang dilakukan University of Tennessee, pernikahan justru bisa langgeng karena adanya beberapa perilaku negatif pasangan.
"Salah satu cara untuk berkembang dan meningkatkan kualitas pernikahan adalah dengan mengalami dan menghadapi masalah. Proses saling menyalahkan satu sama lain dan menyarankan pasangan untuk berubah ke arah yang lebih positif bisa membuat pernikahan jadi lebih baik," tukas psikolog James McNulty.
Pada dasarnya, pasangan bisa menjadi lebih bahagia ketika mereka bisa memahami dan mengerti keinginan pasangannya satu sama lain. McNulty menambahkan bahwa proses menyalahkan pasangan (dengan cara dan alasan yang tepat) ternyata dapat memotivasi pasangan untuk berubah ke arah yang lebih baik, dan memberi kenyamanan pada kedua belah pihak. Jangan mudah menyerah untuk mengubah sifat dan perilaku negatif pasangan agar berubah ke arah yang lebih baik.
Kerja keras
Cinta dan kebahagiaan dalam pernikahan bisa bertahan selamanya jika Anda mampu melewati berbagai ujian hidup. Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal Review of General Psychology, para peneliti dari University of California melakukan survei terhadap lebih dari 6000 orang yang baru menikah dan yang sudah menikah selama 20 tahun lebih.
Dari penelitian ini terlihat, banyak pasangan yang masih saling mencintai sekalipun sudah hidup bersama selama puluhan tahun. Mereka menemukan bahwa kunci untuk menjaga romantisme dalam pernikahan adalah kerja keras. "Pasangan yang sudah hidup bersama selama puluhan tahun ini ternyata bekerja keras untuk bisa mempertahankan hubungan mereka. Mereka sangat peduli tentang hubungan mereka, menyelesaikan konflik dengan baik, dan memiliki komunikasi yang lancar," ungkap Bianca Acevedo, salah satu peneliti dari University of California, Santa Barbara.
Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa pengalaman baru yang dilakukan bersama juga bisa merangsang produksi zat dopamin dan norepinefrin dalam otak yang berfungsi meningkatkan rasa bahagia dalam hidup pernikahan. Pengalaman dan petualangan baru ini dapat menciptakan suasana baru yang menyenangkan bagi kedua pasangan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://female.kompas.com
http://tipspernikahan.com
Rencana pernikahan harus mendapatkan prioritas. Karena dengan perencanaan yang baik, maka diharapkan akan memberikan hasil yang baik juga untuk acara pernikahan.
Untuk yang ingin merencanakan pernikahan sendiri, ada 3 tips mengemat waktu.
Perencanaan pernikahan dimulai dengan hari dan tanggal pernikahan. Ketika sudah ditetapkan hari dan tanggal pernikahan, sudah waktunya untuk mempersiapkan undangan pernikahan. Tidak ada salahnya sebelum penetapan tanggal ini Anda dan pasangan sudah merancang bentuk undangan yang akan dipakai. Bisa dirancang sendiri, maupun menggunakan model-model yang sudah ada. Hal ini untuk menghemat waktu.
Di internet biasanya banyak disediakan desain-desain undangan pernikahan sebagai bahan referensi Anda. Mencari dan memesan undangan dengan desain-desain unik juga bisa Anda lakukan di internet. Pengerjaannya bervariasi antara satu minggu hingga dua minggu.
Persiapan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah persiapan baju pengantin. Jika Anda sudah memiliki toko baju pengantin langganan keluarga, Anda bisa melakukan pencarian gaun minimal tiga bulan sebelum acara. Hal ini juga berlaku jika Anda memilih untuk mempercayakan gaun pengantin idaman Anda kepada desainer. Tidak terkecuali jika Anda memilih untuk menyewa gaun pengantin.
Untuk lebih menghemat waktu pemesanan maupun penyewaan bisa dilakukan melalui internet. Apalagi untuk yang sibuk dengan aktifitas di tempat kerja sehingga tidak memungkinkan Anda mempunyai hari khusus untuk memilih-milih ataupun melihat-lihat desain baju untuk pernikahan Anda.
Untuk urusan resepsi mulai dari tema acara, dekorasi ruangan hingga hidangan serta dokumentasi, bisa didiskusikan dengan anggota keluarga dan pasangan. Biasanya satu bulan sebelum acara resepsi dilangsungkan, pihak tuan rumah membentuk panitia pernikahan. Tujuannya agar pelaksanaan resepsi nanti berjalan lancar, karena masing-masing anggota kelurga sudah mempunyai kewajiban masing-masing. Anda bisa lakukan pembentukan panitia pernikahan ini dengan melibatkan anggota keluarga dan juga tetangga.
Tips pernikahan yang bahagia bila mengupayakan beberapa syarat berikut:
Sering ungkapkan "terima kasih" dan "kita"
Pada tahun 2007 lalu, para peneliti dari Arizona State University mengadakan sebuah survei terhadap suami-istri tentang rasa penghargaan satu sama lain sebagai partner. Ternyata, cukup banyak pasangan yang sering mengucapkan atau melakukan perbuatan yang melambangkan rasa syukur dan terima kasih satu sama lain. Di luar itu, masih banyak orang yang agak sulit menghargai orang lain. Dalam hidup berpasangan, saling menghargai dan menyampaikan terima kasih terbukti membuat pasangan hidup rukun dan mengurangi tingkat kebencian terhadap pasangan. Pasangan yang saling menghargai juga merasa lebih puas dengan hubungan mereka dibandingkan mereka yang jarang mengucapkan terima kasih dan kurang menghargai pasangannya.
Selain ucapan "terima kasih", kebiasaan yang juga membuat pasangan merasa lebih bahagia adalah selalu mengucapkan "kita". Studi yang dimuat dalam Journal Psychology and Aging mengungkapkan, pasangan yang membahasakan diri dengan "kita" dan "kami" ternyata menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. Kata tersebut juga dinilai mampu menurunkan tingkat stres fisiologis dan perilaku negatif (marah) yang mungkin terjadi saat berbeda pendapat. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kata-kata egois seperti "aku", "kamu" dan "saya" selama berdebat justru akan membuat emosi semakin tinggi. Penggunaan kata ini juga berkaitan dengan ketidakpuasan dalam pernikahan.
Tidak mudah menyerah untuk bahagia
Terkadang kita merasa pasangan kita memiliki banyak sifat negatif. Namun, menurut penelitian yang dilakukan University of Tennessee, pernikahan justru bisa langgeng karena adanya beberapa perilaku negatif pasangan.
"Salah satu cara untuk berkembang dan meningkatkan kualitas pernikahan adalah dengan mengalami dan menghadapi masalah. Proses saling menyalahkan satu sama lain dan menyarankan pasangan untuk berubah ke arah yang lebih positif bisa membuat pernikahan jadi lebih baik," tukas psikolog James McNulty.
Pada dasarnya, pasangan bisa menjadi lebih bahagia ketika mereka bisa memahami dan mengerti keinginan pasangannya satu sama lain. McNulty menambahkan bahwa proses menyalahkan pasangan (dengan cara dan alasan yang tepat) ternyata dapat memotivasi pasangan untuk berubah ke arah yang lebih baik, dan memberi kenyamanan pada kedua belah pihak. Jangan mudah menyerah untuk mengubah sifat dan perilaku negatif pasangan agar berubah ke arah yang lebih baik.
Kerja keras
Cinta dan kebahagiaan dalam pernikahan bisa bertahan selamanya jika Anda mampu melewati berbagai ujian hidup. Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal Review of General Psychology, para peneliti dari University of California melakukan survei terhadap lebih dari 6000 orang yang baru menikah dan yang sudah menikah selama 20 tahun lebih.
Dari penelitian ini terlihat, banyak pasangan yang masih saling mencintai sekalipun sudah hidup bersama selama puluhan tahun. Mereka menemukan bahwa kunci untuk menjaga romantisme dalam pernikahan adalah kerja keras. "Pasangan yang sudah hidup bersama selama puluhan tahun ini ternyata bekerja keras untuk bisa mempertahankan hubungan mereka. Mereka sangat peduli tentang hubungan mereka, menyelesaikan konflik dengan baik, dan memiliki komunikasi yang lancar," ungkap Bianca Acevedo, salah satu peneliti dari University of California, Santa Barbara.
Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa pengalaman baru yang dilakukan bersama juga bisa merangsang produksi zat dopamin dan norepinefrin dalam otak yang berfungsi meningkatkan rasa bahagia dalam hidup pernikahan. Pengalaman dan petualangan baru ini dapat menciptakan suasana baru yang menyenangkan bagi kedua pasangan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://female.kompas.com
http://tipspernikahan.com
No comments:
Post a Comment