Di dunia terdapat dua aturan standar dalam berkendara yaitu left-driving countries dan right-driving countries.
Left-driving countries adalah negara yang warga negaranya menggunakan lajur kiri jalan untuk berkendara, sehingga posisi setir/kemudi pada mobil ada disebelah kanan. Negara yang menganut left-driving countries adalah Indonesia, UK, Jepang, Australia, India, Singapura dan Malaysia.
Sedangkan right-driving countries adalah negara yang warga negaranya menggunakan lajur kanan jalan untuk berkendara, sehingga posisi setir/kemudi pada mobil ada disebelah kiri.Contoh : USA, mayoritas negara Eropa (kecuali UK), Cina,dll.
Roda lahir di Eropa. Automotif juga lahir di Eropa, dan tentu saja Amerika. Jadi merekalah penentu peraturan pengguna jalan ini pada awalnya. Masalah politik cukup menentukan. Ini terjadi zaman Perang Napoleon-Inggris. Memang benar sebelum tahun 1794, di Perancis orang berkendara sudah disebelah kanan. Maka ketika Napoleon berkuasa, termasuk daerah jajahannya diperintahkannya berkendara disebelah kanan jalan. Daerah jajahannya di Swiss, Jerman, Italy, Polandia dan Spanyol, ikut disebelah kanan.
Sebaliknya negara musuh Perancis membuat peraturan berkendara disebelah kiri jalan. Mereka adalah Inggris, Hongaria, Rusia dan Portugal. Negara jajahan keduanya di Asia dan Afrika juga mengikuti koloni mereka. India dan Indonesia ketika dijajah Inggris berkendara disebelah kiri jalan. Belanda dijajah Napoleon, makanya berkendara disebelah kanan. Setelah berkuasa lagi di Hindia Belanda, Belanda tidak merubah aturan Inggris tersebut sehingga sampai sekarang Indonesia berkendara disebelah kiri jalan. Inggris tetap berkendara disebelah kiri jalan, termasuk Australia. Amerika Serikat menetapkan peraturannya sendiri. Sejak awal, mereka berkendara disebelah kanan jalan. Seperti disebut diatas peraturan jalan dikanan jalan sudah mantap disejumlah negara Eropa. Ketika Jerman melakukan Aneksasai Austria pada awal tahun 1938, dirubahnya peraturan menjadi jalan kiri.
Ini juga terjadi di Cekoslovakia. Rupanya Hitler Jerman tidak mau ketinggalan. Ketika menaklukan Austria tanggal 12 Maret 1938, segera diperintahkannya pemakai jalan merubah berkendara dari kiri kekanan lagi dalam satu malam. Bisa dibayangkan terjadilah kekacauan karena rupanya trem juga terkena peraturan tersebut. Pada tahun 1939, Ceko dan Honggaria juga harus mengikuti aturan ini. Selain faktor politik, faktor ekonomi juga diperhatikan. Misalnya Swedia pada tahun 1967 merubah aturan jalan rayanya berjalan kesebelah kanan, karena rupanya tidak mau pusing-pusing dan lebih ekonomis, disebabkan Mobil Volvo dan Saab yang laku keras dinegara yang berkendara disebelah kanan. (milis mediacare).
Negara-negara dengan sistem lalu lintas di sisi kiri yang berarti mengemudi dengan setir kanan ternyata asal usulnya berasal dari Inggris. Mengapa demikian? Inti jawabannya sebenarnya karena kebanyakan orang ternyata adalah right-handed (dominan menggunakan tangan kanan dalam aktivitasnya) begitupun dengan ahli pedang dan ksatria di Inggris. Hal ini membuat mereka lebih suka berjalan di sisi kiri agar tangan kanan mereka lebih dekat pada lawan dan pedang di sarungnya jauh dari jangkauan musuh. Umumnya negara-negara koloni Inggris akan mengikuti sistem lalu lintas sisi kiri karena kebiasaan yang dibawa oleh orang Inggris.
Hal di atas ternyata berbeda dengan di Prancis dan Amerika Serikat yang memiliki sistem lalu lintas sisi kanan yang berarti jika kita menyetir di kedua negara tersebut maka kita akan menggunakan setir kiri. Sejarahnya dimulai pada akhir sekitar 1700-an, saat buruh angkut di kedua negara tersebut mengangkut hasil peternakan dalam gerbong besar yang ditarik kuda. Ternyata gerbong tersebut tidak mempunyai tempat duduk untuk pengemudinya sehingga kusir terpaksa duduk di sisi sebelah kiri dari punggung kuda agar dapat menggunakan tangan kanannya untuk memecut kudanya. Duduk di punggung kuda sebelah kiri, secara alamiah kusir dapat melihat tiap gerbong yang berpapasan dari arah berlawanan di sebelah kiri dan memastikan kondisi jalan yang dilalui oleh gerbong. Karena hal tersebut, kusir tetap melaju di sisi kanan jalan.
Di Indonesia pengalaman dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad memberikan pengaruh yang besar. Meskipun sistem lalu lintas di Belanda sempat berubah dari sisi kiri, mengikuti sistem di Inggris, menjadi sisi kanan karena sempat dijajah oleh Napoleon, hal itu tidak mengubah kebiasaan awal mereka ketika telah tiba di Indonesia. Inilah sebabnya sampai saat ini ketika menyetir mobil, kita selalu menggunakan setir kanan.
Update 24 Juli 2015
------------------------
Awalnya, semua orang melaju di sisi kiri saat menggunakan jalan. Kerajaan Romawilah yang awalnya menetapkan peraturan untuk berjalan di sisi kiri, terkait keselamatan.
Keadaan mulai berubah saat kuda dan kereta besar menguasai jalanan. Peraturan ini mulai berubah pada abad ke-18, saat orang-orang di Amerika mengendarai wagon yang ditarik oleh sejumlah kuda. Kereta berdimensi besar ini cenderung mendominasi jalanan dan memaksa orang untuk mengalah.
Awalnya, wagon di Amerika tak memiliki tempat duduk bagi pengemudi. Jadi, pengendali akan duduk di bagian kiri belakang kuda penarik wagon. Posisi ini akan memudahkan kusir untuk mengendalikan seluruh kuda yang ada dengan kendali di tangan kiri, sementara alat pemecut digenggam di tangan kanan.
Hal ini pun memaksa pengguna jalan untuk berpindah dari sisi kiri ke sisi kanan jalan, karena pengemudi wagon ingin memastikan bahwa kereta mereka tak bertabrakan dengan pengendara lainnya. Dengan kondisi pengemudi yang duduk di sebelah kiri, pemantauan jalan akan lebih mudah dilakukan jika wagon dijalankan di sisi kanan.
Akhirnya pada 1792, Pennsylvania mengeluarkan undang-undang bahwa sisi jalan yang resmi untuk dilalui dalam berlalu lintas adalah di sisi kanan. Dengan cepat, peraturan ini pun meluas ke bagian lain di Amerika dan Kanada.
Di Eropa sendiri, peraturan mengemudi di sisi kanan jalan dimulai dari Prancis. Beberapa mengatakan bahwa ini dilakukan untuk menentang Paus, ada pula yang berpendapat bahwa mereka tak ingin menetapkan peraturan yang sama dengan Inggris.
Ada pula yang menganggap hal ini ditetapkan oleh Napoleon, yang menyebarkan peraturan ini ke negara-negara yang ia taklukkan. Sementara itu Inggris masih tetap menggunakan peraturan mengemudi di sisi kiri jalan. Hal ini diakibatkan karena wagon besar tak bisa dikemudikan di jalanan London yang sempit, dan Napoleon tak bisa menundukkan Inggris.
Indonesia dan Suriname mengadaptasi peraturan mengemudi di sisi kiri jalan dari Belanda. Tetapi, warga Belanda sendiri akhirnya menggunakan sisi kanan jalan untuk berkendara akibat pengaruh Napoleon.
http://m.suarasurabaya.net/kelanakota/detail.php?id=fvm26drqf3ucmd51q7npd2hk722015156086
“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Pages
▼
Wednesday, August 20, 2014
Lampu Rem dan Lampu Motor Menyala Siang Hari
Di jalan kadang kala kita jumpai kendaraan yang memodifikasi lampu belakang dengan selain warna standart merah. Sehingga pengemudi kendaraan dibelakangnya terkadang ragu dan sering tertipu karena mengira mobil yang didepannya merupakan kendaraan dengan arah berlawanan.
Juga sama jika mengendarai kendaraan terutama mobil, dari spion rasanya tidak ada sepeda motor terlihat, namun tidak sampai 2 detik kemudian tiba-tiba muncul sepeda motor dengan kecepatan tinggi yang jika kita kurang hati-hati tidak ayal dapat tersenggol dan terjadi kecelakaan.
Lalu sebenarnya mengapa lampu rem kendaraan harus berwarna merah? Dan mengapa lampu depan pada sepeda motor harus menyala di siang hari?
Mari kita simak penjelasan resmi dari RTMC Jatim berikut:
Kenapa lampu rem kendaraan berwarna merah?
Karena warna merah memiliki panjang gelombang spektrum optik yang paling panjang dibandingkan dengan warna lainnya. Dengan demikian warna merah ini paling mudah ditangkap oleh mata dari jarak yang relatif jauh walaupun dalam keadaan gelap ataupun berkabut.
Tujuannya sudah jelas yaitu agar pengendara lain yang dibelakang dapat cepat mendeteksi bahwa ada kendaraan lain di depannya. Begitu juga saat rem dipijak atau ditekan lampu rem langsung menyalakan cahaya merah agar pengendara yang ada di belakang cepat tanggap bahwa pengendara di depan sedang memperlambat laju kendaraan.
Jadi jangan sembarangan memodifikasi warna lampu rem anda, demi kenyamanan dan keamanan diri sendiri dan orang lain.
Kenapa lampu motor harus menyala siang hari?
Masih saja banyak orang yang belum paham keuntungan dari menyalakan motor di siang hari. Ada yang beralasan menyalakan motor di siang hari adalah pemborosan energi, ada juga yang merasa cahaya matahari sudah lebih dari cukup untuk membuat motor terlihat oleh pengendara lain. Bahkan ada yang mengeluhkan reflektornya meleleh kepanasan karena terus terusan meyalakan lampu di siang hari.
Namun, apapun alasan untuk tidak menyalakan lampu, tetap saja, keuntungan menyalakan lampu disiang hari lebih banyak ketimbang kerugiannya. Salah satunya keselamatan diri kita sendiri.
Menyalakan lampu akan membuat kehadiran kita mudah di lihat oleh pengendara lain. Memang, jika tanpa menyalakan lampu-pun kita masih bisa terlihat, namun dengan lampu menyala, pengendara lain hanya membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk melihat kehadiran anda.
Pengendara mobil atau motor pasti melihat spion hanya dalam waktu sangat singkat. Lampu yang menyala akan mempermudah pengendara lain mendeteksi kehadiran anda melalui spion. Sehingga pengendara yang melihat anda akan bisa melakukan antisipasi ketika melihat anda.
Karena seringkali pengendara motor tidak mampu diterdeteksi oleh pengendara mobil karena cepatnya motor bergerak. Sehingga tak jarang mobil dan motor saling bersenggolan.
Jelas sudah, alasan menyalakan lampu bukan sekedar aturan lalu-lintas semata. Melainkan salah satu faktor keselamatan yang seharusnya wajib dilakukan. Maka dari itu, nyalakan lampu sebelum anda celaka karena tidak terdeteksi oleh kendaraan lain.
Bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang menurut anda lebih gampang terlihat.
Perhatikan foto di atas dengan sekilas layaknya kita melihat spion. Motor yang mana yang jelas terlihat?
Sumber :
https://www.facebook.com/rtmc.jatim
Juga sama jika mengendarai kendaraan terutama mobil, dari spion rasanya tidak ada sepeda motor terlihat, namun tidak sampai 2 detik kemudian tiba-tiba muncul sepeda motor dengan kecepatan tinggi yang jika kita kurang hati-hati tidak ayal dapat tersenggol dan terjadi kecelakaan.
Lalu sebenarnya mengapa lampu rem kendaraan harus berwarna merah? Dan mengapa lampu depan pada sepeda motor harus menyala di siang hari?
Mari kita simak penjelasan resmi dari RTMC Jatim berikut:
Kenapa lampu rem kendaraan berwarna merah?
Karena warna merah memiliki panjang gelombang spektrum optik yang paling panjang dibandingkan dengan warna lainnya. Dengan demikian warna merah ini paling mudah ditangkap oleh mata dari jarak yang relatif jauh walaupun dalam keadaan gelap ataupun berkabut.
Tujuannya sudah jelas yaitu agar pengendara lain yang dibelakang dapat cepat mendeteksi bahwa ada kendaraan lain di depannya. Begitu juga saat rem dipijak atau ditekan lampu rem langsung menyalakan cahaya merah agar pengendara yang ada di belakang cepat tanggap bahwa pengendara di depan sedang memperlambat laju kendaraan.
Jadi jangan sembarangan memodifikasi warna lampu rem anda, demi kenyamanan dan keamanan diri sendiri dan orang lain.
Kenapa lampu motor harus menyala siang hari?
Masih saja banyak orang yang belum paham keuntungan dari menyalakan motor di siang hari. Ada yang beralasan menyalakan motor di siang hari adalah pemborosan energi, ada juga yang merasa cahaya matahari sudah lebih dari cukup untuk membuat motor terlihat oleh pengendara lain. Bahkan ada yang mengeluhkan reflektornya meleleh kepanasan karena terus terusan meyalakan lampu di siang hari.
Namun, apapun alasan untuk tidak menyalakan lampu, tetap saja, keuntungan menyalakan lampu disiang hari lebih banyak ketimbang kerugiannya. Salah satunya keselamatan diri kita sendiri.
Menyalakan lampu akan membuat kehadiran kita mudah di lihat oleh pengendara lain. Memang, jika tanpa menyalakan lampu-pun kita masih bisa terlihat, namun dengan lampu menyala, pengendara lain hanya membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk melihat kehadiran anda.
Pengendara mobil atau motor pasti melihat spion hanya dalam waktu sangat singkat. Lampu yang menyala akan mempermudah pengendara lain mendeteksi kehadiran anda melalui spion. Sehingga pengendara yang melihat anda akan bisa melakukan antisipasi ketika melihat anda.
Karena seringkali pengendara motor tidak mampu diterdeteksi oleh pengendara mobil karena cepatnya motor bergerak. Sehingga tak jarang mobil dan motor saling bersenggolan.
Jelas sudah, alasan menyalakan lampu bukan sekedar aturan lalu-lintas semata. Melainkan salah satu faktor keselamatan yang seharusnya wajib dilakukan. Maka dari itu, nyalakan lampu sebelum anda celaka karena tidak terdeteksi oleh kendaraan lain.
Bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang menurut anda lebih gampang terlihat.
Perhatikan foto di atas dengan sekilas layaknya kita melihat spion. Motor yang mana yang jelas terlihat?
Sumber :
https://www.facebook.com/rtmc.jatim
Saturday, August 2, 2014
Perjalanan Mudik 2014
Jika perjalanan mudik tahun 2013 lalu di-update di blog multiafebriani.blogspot.com, dengan dibagi menjadi 2 episode, yaitu episode 1 dari Sidoarjo ke Kudus dan Pekalongan, yang kemudian dilanjut episode 2 yang langsung menuju Jember.
Tahun 2014 ini, perjalanan mudik dimulai di daerah Jawa Timur, yaitu ke Jember dengan rute Sidoarjo - Pasuruan - Probolinggo - Lumajang - Jember.
Kemudian dilanjut petualangan rute panjang ke Jawa Tengah dengan rute Jember - Lumajang - Probolinggo - Pasuruan - Sidoarjo - Mojokerto - Jombang - Nganjuk - Madiun - Ngawi - Sragen - Solo - Klaten - Yogyakarta.
25 Juli 2014
Km 0
04.30
Cuti bersama di kantor dimulai tanggal 25 Juli 2014, artinya perjalanan mudik dimulai hari Jumat. Setelah bersantap sahur dan menunaikan ibadah sholat subuh, kita sekeluarga berangkat menuju kampung halaman ke Jember dari kota urban, Sidoarjo. Perjalanan dari Jember - Sidoarjo diperkirakan sejauh 180 km.
Km 180
08.00
Setelah menempuh jarak sekitar 180 km, akhirnya sampai juga kita di kota kelahiranku. Jalan relatif sepi, sehingga perjalanan ditempuh sekitar 3.5 jam. Hampir saja terkena macet di pasar tumpah Ranuyoso - Lumajang, untung saja sebelum terjebak macet kita dapat melewati jalan alternatif melewati jalan kecil.
29 Juli 2014
Km 350
03.30
Setelah terpuaskan bertemu dengan teman dan sahabat serta keluarga dari pihak saya, akhirnya tiba saatnya berpisah untuk menuju ke keluarga pihak istri saya. Hari raya kedua pagi dini hari kami sudah siap berkemas dan pergi perjalanan mudik episode 2.
Agar tidak terjebak macet kami berangkat lebih pagi lagi. Satu jam lebih awal. Kita berangkat jam 03.30
Km 530
06.00
Ternyata benar. Dengan berangkat lebih pagi, jalanan yang sepi. Sehingga perjalanan yang awalnya ditempuh 3.5 jam, kali ini hanya 2.5 jam. Wow, lebih cepat 1 jam. Padahal kecepatan tidak ngebut-ngebut banget.
08.00
Setelah sampai dirumah Sidoarjo, kita menurunkan baju kotor dan menaikkan baju ganti yang bersih yang telah kita persiapkan sebelumnya. Dan setelah sarapan perjalanan dilanjutkan kembali.
Perjalanan dari Sidoarjo menuju Yogyakarta diperkirakan sejauh 350 km.
Km 965
21.30
Akhirnya setelah menempuh total 18 jam dengan 4 - 5 kali berhenti untuk istirahat akhirnya sampai juga di kota yang dinanti-nanti, Yogyakarta. Selama perjalanan ramai lancar, hanya terkena macet saat masuk di perbatasan Sidoarjo - Mojokerto dan di Guyangan - Nganjuk.
Macet di perbatasan Sidoarjo - Mojokerto beruntung bisa dilalui karena kita ambil jalur alternatif Ploso - Rejoso, sebenarnya lancar, jika saja para pemudik tetap tertib dan tidak main serobotan. Dikarena ada yang main serobotan akhirnya di beberapa pertigaan menjadi terkunci dan membuat macet. Padahal para petugas dari kepolisian sudah mengatur dengan baik dan benar.
Sedangkan macet di Guyangan - Nganjuk aku nilai dikarenakan pengaturan yang kurang maksimal ditambah padatnya volume yang benar-benar meledak.
Sedangkan jalur langganan macet di Saradan - Caruban, alhamdulillah tidak terlalu macet yang berarti.
Semua info perjalanan mudik kita terus pantau melalui radio SS 100 (Suara Surabaya) yang sinyalnya dapat kita terima hingga dari Pasuruan hingga Madiun.
02 Agustus 2014
Km 1050
08.30
Di Yogyakarta setelah menghabiskan waktu di pantai Kuwaru, Malioboro dan candi Borobudur, tiba waktunya kembali ke kota Sidoarjo untuk bersiap-siap kembali beraktivas.
Km 1072
11.00
Tapi di jalur balik yang dituju, sekitar saat akan masuk kota Klaten, kita sempatkan berhenti di area wisata candi Prambanan.
Selesai menikmati keindahan masa lampau, perjalanan dilanjutkan. Sambil kita pantau lalu lintas akun twitter @e100ss karena radio SS 100 (Suara Surabaya) masih belum dapat kita terima.
Km 1388
21.30
Dan akhirnya, berakhir juga perjalanan balik, dengan tidak ditemui kemacetan yang berarti, jalur Caruban - Saradan yang menurut info sehari sebelumnya macet berjam-jam, alhamdulillah hanya padat normal.
Sedangkan pertigaan mengkreng yang selalu menjadi langganan macet, juga ramai lancar.
Hambatan hanya di Mojoagung, itu pun merambat selama 12 menit, karena jalur menyempit di sekitar 2 atau 3 jembatan sungai.
Tahun 2014 ini, perjalanan mudik dimulai di daerah Jawa Timur, yaitu ke Jember dengan rute Sidoarjo - Pasuruan - Probolinggo - Lumajang - Jember.
Kemudian dilanjut petualangan rute panjang ke Jawa Tengah dengan rute Jember - Lumajang - Probolinggo - Pasuruan - Sidoarjo - Mojokerto - Jombang - Nganjuk - Madiun - Ngawi - Sragen - Solo - Klaten - Yogyakarta.
Yuk mudik
25 Juli 2014
Km 0
04.30
Cuti bersama di kantor dimulai tanggal 25 Juli 2014, artinya perjalanan mudik dimulai hari Jumat. Setelah bersantap sahur dan menunaikan ibadah sholat subuh, kita sekeluarga berangkat menuju kampung halaman ke Jember dari kota urban, Sidoarjo. Perjalanan dari Jember - Sidoarjo diperkirakan sejauh 180 km.
Km 180
08.00
Setelah menempuh jarak sekitar 180 km, akhirnya sampai juga kita di kota kelahiranku. Jalan relatif sepi, sehingga perjalanan ditempuh sekitar 3.5 jam. Hampir saja terkena macet di pasar tumpah Ranuyoso - Lumajang, untung saja sebelum terjebak macet kita dapat melewati jalan alternatif melewati jalan kecil.
Nyaman selama perjalanan
29 Juli 2014
Km 350
03.30
Setelah terpuaskan bertemu dengan teman dan sahabat serta keluarga dari pihak saya, akhirnya tiba saatnya berpisah untuk menuju ke keluarga pihak istri saya. Hari raya kedua pagi dini hari kami sudah siap berkemas dan pergi perjalanan mudik episode 2.
Agar tidak terjebak macet kami berangkat lebih pagi lagi. Satu jam lebih awal. Kita berangkat jam 03.30
Km 530
06.00
Ternyata benar. Dengan berangkat lebih pagi, jalanan yang sepi. Sehingga perjalanan yang awalnya ditempuh 3.5 jam, kali ini hanya 2.5 jam. Wow, lebih cepat 1 jam. Padahal kecepatan tidak ngebut-ngebut banget.
08.00
Setelah sampai dirumah Sidoarjo, kita menurunkan baju kotor dan menaikkan baju ganti yang bersih yang telah kita persiapkan sebelumnya. Dan setelah sarapan perjalanan dilanjutkan kembali.
Perjalanan dari Sidoarjo menuju Yogyakarta diperkirakan sejauh 350 km.
Sugeng Rawuh
Km 965
21.30
Akhirnya setelah menempuh total 18 jam dengan 4 - 5 kali berhenti untuk istirahat akhirnya sampai juga di kota yang dinanti-nanti, Yogyakarta. Selama perjalanan ramai lancar, hanya terkena macet saat masuk di perbatasan Sidoarjo - Mojokerto dan di Guyangan - Nganjuk.
Macet di perbatasan Sidoarjo - Mojokerto beruntung bisa dilalui karena kita ambil jalur alternatif Ploso - Rejoso, sebenarnya lancar, jika saja para pemudik tetap tertib dan tidak main serobotan. Dikarena ada yang main serobotan akhirnya di beberapa pertigaan menjadi terkunci dan membuat macet. Padahal para petugas dari kepolisian sudah mengatur dengan baik dan benar.
Sedangkan macet di Guyangan - Nganjuk aku nilai dikarenakan pengaturan yang kurang maksimal ditambah padatnya volume yang benar-benar meledak.
Sedangkan jalur langganan macet di Saradan - Caruban, alhamdulillah tidak terlalu macet yang berarti.
Semua info perjalanan mudik kita terus pantau melalui radio SS 100 (Suara Surabaya) yang sinyalnya dapat kita terima hingga dari Pasuruan hingga Madiun.
kota Yogyakarta
02 Agustus 2014
Km 1050
08.30
Di Yogyakarta setelah menghabiskan waktu di pantai Kuwaru, Malioboro dan candi Borobudur, tiba waktunya kembali ke kota Sidoarjo untuk bersiap-siap kembali beraktivas.
Pantai Kuwaru - Yogyakarta
Borobudur
Jalan Mataram
Prambanan
Km 1072
11.00
Tapi di jalur balik yang dituju, sekitar saat akan masuk kota Klaten, kita sempatkan berhenti di area wisata candi Prambanan.
Selesai menikmati keindahan masa lampau, perjalanan dilanjutkan. Sambil kita pantau lalu lintas akun twitter @e100ss karena radio SS 100 (Suara Surabaya) masih belum dapat kita terima.
Selamat Jalan
Perjalanan balik dimulai
21.30
Dan akhirnya, berakhir juga perjalanan balik, dengan tidak ditemui kemacetan yang berarti, jalur Caruban - Saradan yang menurut info sehari sebelumnya macet berjam-jam, alhamdulillah hanya padat normal.
Sedangkan pertigaan mengkreng yang selalu menjadi langganan macet, juga ramai lancar.
Hambatan hanya di Mojoagung, itu pun merambat selama 12 menit, karena jalur menyempit di sekitar 2 atau 3 jembatan sungai.
Perbatasan Jawa Tengah - Jawa Timur
Selamat Jalan Jawa Tengah
Perbatasan Jawa Tengah - Jawa Timur
Selamat Datang Jawa Timur