Mewujudkan keinginan Rafa, anak pertamaku untuk berjalan-jalan di kota Surabaya menggunakan bis, akhirnya pada tanggal 01 Agustus 2015, pukul 01 siang adalah waktu yang ditentukan. Pukul 10,00 tepat aku jemput Rafa di sekolahnya.
Setelah ganti baju dan makan di rumah, kita pun bersiap-siap pergi ke museum House of Sampoerna (HOS) melalui tol menuju exit pintu tol perak, kita mencari alamat beralamat di Jl Taman Sampoerna 6, Surabaya, dimana museum House of Sampoerna (HOS) merupakan gedung megah bergaya kolonial Belanda ini dibangun pada tahun 1858, dan dibeli pada tahun 1932 oleh Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna. Dalam peringatan ulang tahun ke-90 Sampoerna di tahun 2003, kompleks utama dan sampai sekarang terbuka untuk umum.
Bagian tengah gedung menjadi museum, lalu bagian timur diubah menjadi kafe, kios merchandise dan galeri seni. Sedangkan, bangunan bagian barat tetap menjadi rumah tinggal keluarga pendirinya.
Museum House of Sampoerna (HOS) berisi sejarah perjalanan panjang seputar tembakau dan proses penggulungan rokok produksi rokok Dji Sam Soe. Mulai dari area depan museum depan sebelah kiri terdapat replika lapak kelontong yang digunakan berjualan pada saat merintis salah satu pabrik rokok Dji Sam Soe. Lalu terdapat macam-macam tembakau yang digunakan untuk bahan produksi rokok.
Kemudian ada replika oven untuk mengeringkan tembakau yang akan dijadikan rokok. Lalu terdapat foto Keluarga Sampoerna yang berperan memajukan pabrik rokok ini. Di sebuah etalase terdapat koleksi korek api zaman dahulu.
Lalu terdapat mesin printing kuno yang pernah dipergunakan untuk mencetak gambar di bungkus rokok. Di sebelahnya terdapat sepeda motor kuno pabrikan Cekoslovakia dan kereta kuda.
Terdapat pula peralatan marching band yang pernah memeriahkan Rose Parade di California, AS.
Peralatan laboratorium yang dipergunakan pertama kali untuk menguji hasil kualitas bahan baku dan hasil produksi pabrik rokok Sampoerna.
Setelah puas mengelilingi 2x musem House of Samperna, akhirnya kita keluar museum tersebut dan menunggu di luar Cafe untuk acara selanjutnya yang ditunggu-tunggu.
Yaitu 'Surabaya Heritage Track' atau keliling Surabaya gratis. Jadwal bus Surabaya Heritage Track adalah mulai pukul 09.00-10.00 WIB, 13.00-14.00 WIB, 15.00-16.00 WIB.
Jadwal Surabaya Heritage Track selengkapnya sebagai berikut.
Hari Selasa sampai Kamis, pada pukul 10.00, 13.00 dan 15.00.
Hari Jumat sampai Minggu, pada pukul 9.00, 13.00, dan 15.00.
Keliling kota Surabaya ini menggunakan bus merah ber-AC berjendela besar yang lebih mirip trem pada masa kolonialisme Belanda. Terdapat seorang pemandu wisata selama perjalanan.
Surabaya Heritage Track mempunyai dua rute. Yaitu perjalanan tur pendek Surabaya Heritage Track berdurasi sekitar 1-1,5 jam. Dengan tujuan awal HOS, Tugu Pahlawan, PTPN XI dan kembali lagi ke HOS. Dalam tur pendek pertama, bus akan singgah di dua tempat yaitu, Tugu Pahlawan dan PTPN XI.
Tujuan pertama adalah Tugu Pahlawan, tugu ini merupakan ikon kota Surabaya. Sebelum memasuki Tugu Pahlwan kita akan dijelaskan oleh pemandu wisata mengenai sejarah nama kota Surabaya.
Lalu saat akan masuk area Tugu Pahlawan kita akan disambut patung Soekarno dan Hatta, lengkap dengan tulisan-tulisan perjuangan seperti “Merdeka atau Mati”.
Perjalanan berikutnya menuju Gedung PTPN XI. PTPN XI merupakan simbol konglomerasi industri gula pada saat masa kolonial pada tahun 1924. Pada masa itu Pemerintah Hindia Belanda pernah menjadi pengekspor gula terbesar kedua di dunia setelah Kuba (1930).
Bagian gedung PTPN XI terdapat 2 celah. Pada celah itu terdapat karet yang mengelilingi bangunan. Tampak dua lintasan karet membagi bangunan menjadi tiga bagian simetris. Hal ini berfungsi sebagai peredam getaran jika terjadi gempa, sehingga bangunan tetap stabil.
Foto-foto selengkapnya dapat dilihat di link ini.
Sumber :
http://www.eastjava.com/tourism/surabaya/ina/house-of-sampoerna.html
http://travel.detik.com/read/2013/09/30/144900/2151842/1025/
http://surabaya.panduanwisata.id/transportasi/cara-mudah-keliling-surabaya/
No comments:
Post a Comment