Setelah semakin canggihnya jaman, terutama dalam teknologi kemajuan smartphone semakin terlihat bahwa penyakit Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau penyakit narsis terkuak dan merebak.
Mereka merasa menjadi selebriti bagi diri sendiri. Sebelum lebih jauh membahasnya, mari kita membaca mitos Yunani mengenai asal usul kata narsis.
Alkisah terdapat seorang pemuda tampan bernama Narsisus. Narsisus lebih tampan dari pria manapun di dunia ini sehingga banyak gadis memujanya, bahkan dia sendiri mencintai bayangan wajahnya.
Banyak dewi-dewi menyukainya. Tersebutlah seorang peri bernama Echos yang jatuh cinta pada Narsisus. Tapi Narsisus mengabaikan cinta Echos, karena Narsisus lebih mengagumi ketampanannya dengan berkaca pada sebuah sungai. Narsisus jatuh cinta pada bayangannya sendiri hingga akhirnya jatuh dan tenggelam.
Narsisus sebenarnya bukan mencintai dirinya sendiri, tetapi bayangannya. Ada perbedaan besar antara diri yang sebenarnya dengan diri yang terlihat dari sebuah pantulan. Mencintai diri sendiri adalah hal yang normal dan sehat. Tapi yang terjadi pada seorang yang narsis adalah ia mencintai bayangan atau citra diri yang ditangkap oleh orang lain.
Untuk terus eksis menonjolkan kelebihannya, seorang narsis tergantung pada yang disebut sebagai Narcissistic Supply, yaitu pandangan orang-orang di sekitarnya yang menampilkan ilusi bahwa ia seorang yang penting, unik, dan istimewa.
Narsis atau Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah penyakit mental dimana seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya dan juga rasa ingin dikagumi.
Perasaan seperti itu harus dibedakan dengan rasa percaya diri. Orang yang memiliki percaya diri, mengetahui kualitas diri sendiri, tapi tidak tergantung pada pujian orang lain untuk merasa nyaman, serta lebih terbuka terhadap kritik dan saran.
Narsis sebaliknya, mereka butuh dukungan dan perhatian serta pengakuan dari orang lain untuk menjaga kepercayaan dirinya. Namun jauh dalam hati mereka tersimpan jiwa yang sangat rapuh dan mereka menutupinya dengan menekankan betapa hebatnya mereka yang terbukti dari banyaknya pujian dari orang lain.
Karena narsis termasuk salah satu dari tipe penyakit kepribadian (Personality Disorder). Seseorang yang terkena penyakit narsis biasanya diiringi juga dengan pribadi yang emosional, lebih banyak berpura-pura, antisosial dan terlalu mendramatisir sesuatu.
Beberapa gejala dan kriteria penyakit narsis , diantaranya yaitu :
- Mementingkan diri sendiri, melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki, berharap dikenal sebagai orang unggul tanpa ada hasil atau pencapaian tertentu.
- Terlalu bangga dengan fantasinya dan memiliki tujuan yang tidak realistik tentang keberhasilan yang tiada batas, kekuatan, kepintaran, kecantikan atau kisah cinta yang ideal.
- Percaya bahwa dirinya sangat spesial dan hanya bisa bergabung atau bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki status tinggi.
- Memerlukan pujian yang berlebih ketika melakukan sesuatu.
- Memiliki keinginan untuk diberi julukan tertentu.
- Bersikap egois dan selalu mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
- Tidak memiliki perasaan empati terhadap sesama.
- Selalu merasa iri hati dengan keberhasilan orang lain dan percaya bahwa orang lain juga iri padanya.
- Menunjukkan sifat arogan dan merendahkan orang lain.
- Mudah terluka, emosional, dan memiliki pribadi yang lemah.
Beberapa istilah dalam selfies adalah sebagai berikut :
Narsisme: Ekstrim mementingkan diri sendiri dan pandangan megah dari diri sendiri. Narsisis memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk dikagumi oleh orang lain dan memiliki rasa hak. Mereka cenderung setuju dengan pernyataan seperti "Aku lebih mampu daripada kebanyakan orang" dan "Saya biasanya akan memamerkan jika saya mendapatkan kesempatan".
Psikopati: Impulsif dan kurangnya empati . Mereka tinggi psikopati cenderung setuju dengan pernyataan seperti "Payback harus cepat dan jahat"
Machiavellianism: manipulatif-an tanpa memperhatikan kebutuhan orang lain. Mereka tinggi pada sifat ini cenderung memiliki sedikit kekhawatiran tentang moral.
Self-objektifikasi: Ini adalah kecenderungan untuk melihat tubuh Anda sebagai objek berdasarkan nilai seksualnya. Mereka tinggi dalam diri objektifikasi cenderung melihat diri mereka dalam hal penampilan fisik mereka dan basis mereka diri pada penampilan mereka.
Sumber :
http://bramardianto.com/apa-perbedaan-orang-narsis-dan-percaya-diri.html
http://beritagayo.blogspot.com/2015/01/selfies.html
No comments:
Post a Comment