Namun kali ini banjir yang tertinggi dan terlama.
Tertinggi karena kedalaman air hujan menggenangi perumahan Sidokare dari 35 cm hingga 50 cm. Sehingga tak ayal banyak kendaraan terutama sepeda motor bebek yang mogok. Sehingga beberapa warga perumahan Sidokare menjadi sukarelawan mengarahkan sepeda motor ke jalan yang tidak terlalu dalam, meskipun tetap dalamnya 35 cm. Termasuk aku sendiri saat sebelum berangkat kerja menyempatkan diri menjadi relawan.
Terlama, karena tercatat banjir sudah menggenangi mulai hari Jumat, tanggal 4 Februari 2016 malam hari. Hingga puncaknya adalah hari Selasa, tanggal 9 Februari 2016. Dalam rentang waktu memang sempat surut, tapi hanya beberapa jam kemudian air hujan mulai menjadi banjir kembali.
Tapi setelah puncak banjir tersebut, alhamdulillah genangan air banjir sudah menyurut.
Banjir parah di Sidoarjo sebelumnya terjadi pada tanggal 17 Juni 2014.
Setelah cek di media massa, ternyata banjir Sidoarjo tidak hanya menyerang wilayah Sidokare saja. Sejumlah kelurahan dan ruas jalan Kota Sidoarjo, Jawa Timur, terendam air akibat hujan deras yaitu Kelurahan Bluru, Pucang, Sidoklumpuk, dan Sidokare. Semuanya berada di Kecamatan Sidoarjo Kota.
Kelurahan Sidokare, Kabupaten Sidoarjo, sekitar sebanyak 150 rumah warga digenangi air hingga lutut kaki dewasa. Kemudian untuk ruas jalan kota yang terendam air adalah Jalan Kartini, Yos Sudarso, KH Mukmin, Jaksa Agung Suprapto, Jalan Kapasan Sidokare, Kutuk Barat, dan Jalan Riyadhus Sholikin.
Genangan air, di Jalan Riyadhus Sholikin tingginya sekitar 30 centimeter, jalan Kapasan Sidokare 50 hingga 60 centimeter, dan di Jalan Kutuk Barat ketinggian sekitar 30 hingga 40 centimeter.
- Intensitas hujan yang tinggi,
- Sistem drainase yang buruk
- Mesin pompa penyedot air yang belum bisa maksimal berperan
- Kotoran sampah ada di saluran gorong-gorong dan sungai.
- Air laut pasang
Sumber :
http://tentangsidoarjo.blogspot.co.id/2016/02/banjir-di-sidoarjo.html
No comments:
Post a Comment