Rafa & Pisang Cake
Konon pada jaman Nabi Muhammad ada seorang pengemis mendatangi Nabi Muhammad untuk meminta-minta. Nabi Muhammad tidak langsung memberi, namun pengemis tersebut ditanya terlebih dahulu. “Apakah kau memiliki sesuatu di rumahmu?”
Pengemis itu menjawab, “Ada tempat air untuk minum keluarga dan beberapa lembar selimut tebal untuk menahan dingin.”
Nabi Muhammad memintanya untuk membawa barang yang disebutkan dan membawanya kepada beliau. Kemudian Nabi Muhammad mengumpulkan para sahabat dan melelang barang-barang tersebut.
“Adakah diantara kalian yang ingin membeli ini?” Tanya Nabi Muhammad sembari menunjukkan pakaian dan cangkir milik pengemis.
Segera, ada sahutan dari salah seorang sahabat beliau, “Aku sanggup membelinya seharga satu dirham.”
Nabi Muhammad melanjutkan, “Adakah yang ingin membayar lebih?”.
Dijawablah oleh sahabat lain, “Aku mau membelinya seharga dua dirham, ya Nabiyullah.” Maka sahabat inilah yang berhak memiliki pakaian dan cangkir milik pengemis.
Hasil penjualan sebesar dua dirham. Satu dirham dibelanjakan makanan untuk keluarganya dan satu dirham lainnya untuk membeli kapak. Nabi Muhammad memerintahkan pengemis itu kembali kepada beliau setelah membeli kapak, lalu Nabi Muhammad berkata “Pergilah mencari kayu dan jangan menampakkan wajahmu kepadaku kecuali sesudah lima belas hari.”
Setelah 15 hari, lelaki itu datang menghadap Nabi dengan membawa uang sebesar 15 dirham. Dia menghadap dan melapor kepada Nabi Muhammad dengan wajah cerah penuh percaya diri.
Nabi Muhammad tersenyum dan berkata kepadanya, “Hal ini lebih baik bagimu. Karena meminta-minta hanya membuat noda di wajahmu, kelak di akhirat.”
Nabi Muhammad menjelaskan, tak layak menjadi peminta-minta kecuali bagi tiga orang.
Demikianlah cara Rasulullah Saw dalam mengentaskan pengemis. Beliau tidak memberi ikan, melainkan kail. Jika hanya diberi ikan, maka ia akan habis dalam hitungan waktu. Namun, ketika kail yang diberikan, orang itu bisa mencari sebanyak mungkin ikan untuk dimanfaatkan.
Sumber :
https://www.islampos.com/hadapi-peminta-ini-yang-dilakukan-rasulullah-168840/
http://kisahikmah.com/kisah-rasululah-dalam-mengentaskan-pengemis/
Nabi Muhammad memintanya untuk membawa barang yang disebutkan dan membawanya kepada beliau. Kemudian Nabi Muhammad mengumpulkan para sahabat dan melelang barang-barang tersebut.
“Adakah diantara kalian yang ingin membeli ini?” Tanya Nabi Muhammad sembari menunjukkan pakaian dan cangkir milik pengemis.
Segera, ada sahutan dari salah seorang sahabat beliau, “Aku sanggup membelinya seharga satu dirham.”
Nabi Muhammad melanjutkan, “Adakah yang ingin membayar lebih?”.
Dijawablah oleh sahabat lain, “Aku mau membelinya seharga dua dirham, ya Nabiyullah.” Maka sahabat inilah yang berhak memiliki pakaian dan cangkir milik pengemis.
Hasil penjualan sebesar dua dirham. Satu dirham dibelanjakan makanan untuk keluarganya dan satu dirham lainnya untuk membeli kapak. Nabi Muhammad memerintahkan pengemis itu kembali kepada beliau setelah membeli kapak, lalu Nabi Muhammad berkata “Pergilah mencari kayu dan jangan menampakkan wajahmu kepadaku kecuali sesudah lima belas hari.”
Setelah 15 hari, lelaki itu datang menghadap Nabi dengan membawa uang sebesar 15 dirham. Dia menghadap dan melapor kepada Nabi Muhammad dengan wajah cerah penuh percaya diri.
Nabi Muhammad tersenyum dan berkata kepadanya, “Hal ini lebih baik bagimu. Karena meminta-minta hanya membuat noda di wajahmu, kelak di akhirat.”
Nabi Muhammad menjelaskan, tak layak menjadi peminta-minta kecuali bagi tiga orang.
- Fakir miskin yang benar-benar tidak memiliki sesuatu.
- Orang yang memiliki hutang dan tidak bisa membayarnya.
- Orang yang berpenyakit sehingga tak mampu berusaha.
Demikianlah cara Rasulullah Saw dalam mengentaskan pengemis. Beliau tidak memberi ikan, melainkan kail. Jika hanya diberi ikan, maka ia akan habis dalam hitungan waktu. Namun, ketika kail yang diberikan, orang itu bisa mencari sebanyak mungkin ikan untuk dimanfaatkan.
Sumber :
https://www.islampos.com/hadapi-peminta-ini-yang-dilakukan-rasulullah-168840/
http://kisahikmah.com/kisah-rasululah-dalam-mengentaskan-pengemis/
No comments:
Post a Comment