Selesai sudah akhirnya peristiwa dan fenomena alam yang terjadi sejak pukul 06.20 hingga pukul 08.35, yaitu gerhana matahari. Selain menyaksikan keindahan alam sebagai bukti kebesaran Tuhan Yang Maha Besar, fenomena alam ini juga digunakan oleh warga asing dan peneliti asing ke Indonesia untuk melakukan penelitian.
Apa yang mereka teliti saat Gerhana Matahari tersebut?
Penelitian terhadap Ruang Angkasa
Penelitian mengenai korona ini dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bersama Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dengan melakukan ekpedisi ke Pulau Maba, Halmahera Utara.
Diwakili oleh 4 peneliti NASA mempunyai tujuan utama penelitian adalah untuk meneliti bagaimana eletkron bebas yang dihasilkan korona. Hal ini dimungkinkan karena saat terjadi Gerhana korona matahari akan sangat jelas terlihat dibanding hari biasa.
Korona matahari menyebarkan partikel elektron ke seluruh angkasa. Elektron juga mempunyai andil besar terhadap penyeberan sinar matahari sampai ke Bumi. Korona adalah bagian terluar dari matahari. Korona matahari sendiri terbagi dalam dua jenis, yang pertama adalah K Corona yang berperan untuk menyebarkan sinar matahari sampai bumi, kemudian F Corona yang memiliki bentuk sepeti debu.
Bagi peneliti, peristiwa Gerhana Matahari merupakan peluang untuk memahami alam semesta. Beberapa penemuan besar yang melibatkan gerhana di antaranya dilakukan oleh Edmund Halley (1685) dan Artur Eddington (1919).
Edmund Halley menemukan adanya perlambatan rotasi bumi. Perlambatan rotasi bumi mengakibatkan satu hari menjadi lebih lama dan bulan menjadi semakin jauh dari bumi. Sementara itu, Arthur Eddington berhasil membuktikan teori relativitas Einstein dengan pengamatan pembelokan cahaya bintang pada tanggal 29 Mei 1919.
Penelitian terhadap Bumi
Selain melakukan penelitian yang berhubungan dengan ruang angkasa juga dilakukan penelitian apakah ada pengaruh antara gerhana matahari terhadap apa yang terjadi di bumi.
Di Palembang, peneliti atmosfer mengamati respon atmosfer Bumi saat gerhana. Diteliti juga mengenai dampak GMT terhadap perubahan intensitas radiasi matahari dan parameter fisik seperti temperatur. Selain itu, juga dilakukan penelitian dampak GMT terhadap laju fotosintesis yang diamati dengan perubahan pola-pola diurnal karbondioksida.
Hal lain yang akan diteliti adalah mengenai perbedaan medan magnet bumi dan anomali di tempat-tempat tertentu. Karena terdapat teori yang menyebutkan bahwa gaya tarik bulan menjadi maksimal mencapai hingga 15 kali saat GMT.
Sumber :
http://ristekdikti.go.id/fenomena-gerhana-matahari-sarana-edukatif-alamiah-bagi-indonesia/
http://www.antaranews.com/berita/541535/hubungan-gerhana-matahari-dengan-gempa-diteliti
http://techno.okezone.com/read/2016/03/04/56/1328071/ini-yang-akan-diteliti-nasa-saat-gerhana-matahari
No comments:
Post a Comment