Pages

Sunday, May 1, 2016

Satu Kali 24 Jam ke Jakarta

Berat rasanya badan diajak untuk bangun, namun alarm HP yang menyayat akhirnya menyeret untuk bangun pukul 02.30. Pukul 03.12 sudah tancap gas mobil menuju bandara. Karena masih pagi cuma butuh waktu 20 menit dari rumah ke bandara.

Setelah memarkir kendaraan di bandara aku langsung masuk untuk check-in di counter Citinlink tepat pukul 03.35. Setelah check-in aku tidak langsung masuk ke waiting room untuk boarding pass tapi keluar lagi untuk menunggu di luar bandara.

Ada pengalaman unik saat akan memutuskan dan membeli tiket perjalanan ke Jakarta. Dimana ada 5 opsi beli tiket pulang pergi tersebut, yaitu

Opsi 1 (1.177.600) 
B : Pesawat Batik Air (586.600)
P : Pesawat Batik Air (591.000)

Opsi 2 (1.090.800)
B : Pesawat Batik Air (586.600)
P : Pesawat Batik Air (504.200)

Opsi 3 (970.000)
B : Kereta Argo Anggrek (485.000)
P : Kereta Argo Anggrek (485.000)

Opsi 4 (948.000)
B : Pesawat Citilink (463.000)
P : Kereta Argo Anggrek (485.000)

Opsi 5 (923.800)
B : Pesawat Citilink (459.300)
P : Kereta Argo Anggrek (464.500)

Keterangan B : Berangkat ke Jakarta, P : Pulang ke Surabaya. Opsi-opsi diatas dipilih rute berangkat agar sampai di Jakarta sabtu pagi hari dan pulang ke Surabaya sabtu malam. Dan opsi-opsi tersebut mulai dicari dari hari Selasa hingga hari Kamis. Sehingga dari opsi 1 hingga opsi 5 ada selisih dan menghemat sebesar 253.800, lumayan.


Bukan New York


Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Dan juga memisahkan Juanda. He3x. mengutip sedikit puisi dari film AADC2 (Ada Apa dengan Cinta 2). Kebetulan juga perjalanan kali ini dari bandara Juanda Surabaya ke bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta dengan menggunakan baju New York.

Pukul 04.20, akhirnya aku siap-siap untuk masuk ke bandara Juanda. Sejenak menunggu di waiting room, pukul 04.30 sudah dipersilahkan oleh awak pesawat agar masuk ke dalam pesawat Citilink. Aku mendapatkan tempat duduk nomor 12C, dan ini pengalaman yang ketiga atau yang keempat duduk tepat di pintu darurat, sehingga mendapatkan tambahan briefing dari awak kabin.

Sekilas info bahwa diluar pintu depan dan belakang, di pesawat terdapat pintu darurat yang letaknya di tengah-tengah pesawat, yang di sekitar tempat duduk nomor 12 dan nomor 14. 

Nomor 13-nya kok tidak ada? Ya, mirip dengan nomor hotel, tempat duduk nomor 13 pesawat dan lantai hotel nomor 13 serta kamar hotel nomor 13 ditiadakan. Terkadang nomor 4 juga ditiadakan pula. Untuk di hotel bisa diperhatikan pada tombol lift, dimana no 4 dan 13 tidak ada.


Tepat pukul 05.05, pesawat flight dari bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, dan pada pukul 06.30, akhirnya pesawat landing di bandara Halim Perdanakusuma, sengaja aku tidak turun di bandara Sukarno-Hatta, karena lokasi yang aku tuju, yaitu untuk Raker (Rapat Kerja) ALTIUS (Alumni Teknik Industri ITS) berada di hotel HIVE Cawang Jakarta.

Pukul 07.30 setelah sarapan di depan bandara Halim Perdanakusuma, aku berangkat dengan menggunakan taxi pangkalan, dengan sebelumnya bingung menentukan antara naik taxi aplikasi atau gojek. Ongkos taxi dari bandara Halim Perdanakusuma ke kawasan Cawang hanya Rp 25.000 dengan menempuh jarak 5 km.


Tempat yang aku tuju adalah Best Western Premier The Hive, yang berlokasi di Cawang, tepatnya di jalan DI Panjaitan, Cawang. Kondominium hotel (kondotel) Best Western Premier The Hive diremsikan pada April 2014 oleh PT Wika Realty, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Selain kondotel tersebut juga terdapat apartemen dan area komersial di Tamansari Hive yang dibangun di atas lahan seluas 6.070 m2, setinggi 19 lantai plus 3 basement, dengan investasi sebesar Rp300 miliar. 

Hotel Best Western Premier The Hive memiliki keunggulan, yaitu lokasi strategis, yaitu dekat dengan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma dan Taman Mini Indonesia Indah, dan memiliki fasilitas hotel yang lengkap dengan layanan premier, misalnya salah satunya bebas koneksi internet 24 jam.

Best Western Premier The Hive sebagai hotel bintang 4+ merangkum kamar sebanyak 191 unit yang terdiri atas beberapa tipe kamar seperti Superior (84 kamar), Deluxe (28 kamar), Super Deluxe (42 kamar), Corner Suite (28 kamar), Junior Suite (8 kamar), dan Premier Suite (1 kamar). 


Wiki Wiki Wok


Sebelum acara Raker ALTIUS (Rapat Kerja Alumni Teknik Industri ITS) dimulai pukul 11.00, sebelumnya para pengurus rapat pendahuluan di Wiki Wiki Wok Food Runway. Foodcourt Wiki Wiki Wok mengusung tema Vintage Aviation (Vintage Restaurant Jakarta) yang terletak di Tamansari Hive, Cawang Jakarta Timur. Wiki Wiki Wok beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB di Tamansari Hive lantai 2 Jalan DI Panjaitan Kav 3-4, Jakarta Timur.

Wiki Wiki Wok berasal dari kata “wikiwiki"atau quick-quick, istilah dalam bahasa Hawaii yang berarti "cepat”. Sedangkan "wok" berarti wajan untuk memasak. 

Wiki Wiki Wok berkonsep mixed use building yaitu terdiri dari apartemen, kondotel/hotel, dan area komersial di Cawang. Dengan menggandeng pengamat dan pelopor wisata kuliner di Indonesia, Bondan Winarno sebagai konsultan Wiki Wiki Wok.

Untuk desain interiornya, Wiki Wiki Wok menerapkan gaya departure lounge bandara tahun 60-an yang dipertegas dengan logo dan poster maskapai masa lalu seperti: PanAm, Garuda Indonesia Airways (GIA) dengan berbagai ornamen dan pernik yang menguatkan konsep ambiance penerbangan vintage.


Kembali Pulang

Akhirnya ujung dari Raker ALTIUS yang awalnya direncanakan selesai pukul 17.00, ternyata molor, hingga pukul 19.00 belum selesai, dikarenakan sudah semakin malam, akhirnya aku pamit duluan untuk menuju stasiun Gambir.

Beruntung meski Jakarta diguyur hujan lumayan deras namun tidak sampai banjir. Perjalanan dari Cawang menuju Gambir sejauh 15 km ditempuh dalam waktu 30 menit karena tidak terlalu macet. Normal menurutku. Ongkos taxi dari kawasan Cawang ke stasiun Gambir adalah Rp 55.000


30 menit sebelum keberangkatan, yaitu sekitar pukul 21.00, kereta Argo Bromo Anggrek sudah tiba di Stasiun Gambir. Perjalanan dari stasiun Gambir Jakarta menuju stasiun Pasar Turi Surabaya akan ditempuh selama 9 jam. Dengan hanya berhenti di 2 stasiun besar diantaranya, yaitu Cirebon dan Semarang.


Aku mendapatkan tempat duduk di nomor 1C dalam rangkaian gerbong eksekutif nomor 5. Ternyata dibandingkan yang lain yang duduk secara couple atau berpasangan, khusus nomor 1C adalah single, alias sendirian.

Selama perjalanan aku gunakan untuk terpejam dan tidur. Semakin malam semakin larut dan keadaan di kereta semakin dingin. Di tiap tempat duduk disediakan bantal kecil dan selimut. Aku gunakan selimut hijau yang tersedia untuk mengurangi rasa dingin yang menyerang.


Dan akhirnya pukul 06.30 kereta api Argo Bromo Anggrek tiba di tujuan terakhir, yaitu Stasiun Pasar Turi di Surabaya. Dengan berakhirnya perjalanan kereta api tersebut, berakhir pula perjalanan yang aku lakukan 1 x 24 jam ke Jakarta.


Sumber :
http://publik.bumn.go.id/wika/berita/5388/Wika.Realty.Resmikan.Pengoperasian.Hotel.Best.Western.Premier.The.Hive
http://hotel-di.com/jakarta/?modals=best-western-premier-the-hive-jl-di-panjaitan-cawang
http://jktproperty.com/kondotel-the-hive-cawang-resmi-beroperasi/
http://www.wikiwikiwok.com/
http://www.beritasatu.com/kuliner/193288-wiki-wiki-wok-hadir-di-tamansari-hive.html

No comments:

Post a Comment