وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا
And it is He who has released [simultaneously] the two seas, one fresh and sweet and one salty and bitter, and He placed between them a barrier and prohibiting partition.
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
(QS. Al-Furqan : 53)
Dua lautan yang memiliki dua jenis air yang berbeda rasanya, ada air tawar lagi segar (‘adzbun furat) dan ada air yang asin lagi pahit (milhun ujaj). Kedua jenis air ini berada pada satu lokasi yang memisahkan antara laut dan sungai.
Apabila mendekat ke laut maka kadar garamnya bertambah; dan apabila mendekat ke sungai kadar garamnya berkurang sehingga ia menjadi tawar dan segar. Tingkat kadar garam tertentu memungkinkan hewan-hewan seperti ikan dapat hidup di dalamnya; sementara makhluk lain semisal manusia pun dapat menikmati air tersebut yang tidak mengandung garam.
Dalam ayat tersebut digunakan istilah barzakh yang berarti pemisah atau pembatas; atau dalam istilah populernya disebut mixed water area. Area ini berfungsi untuk mencegah terjadinya percampuran kedua jenis air itu, tawar dan asin.
Meski kedua jenis air itu bersatu, pada hakikatnya keduanya tidak bercampur. Masing-masing mengalir pada alirannya seakan-akan ada garis pemisah yang jelas (barzakh). Maka, tidak heran jika kadangkala air di permukaan laut terasa asin sedangkan di dasarnya terasa tawar; atau sebaliknya.
Sehingga kita bisa melihat satu laut ditemukan dua warna yang berbeda. Selat Gibraltar yang menghubungkan antara Lautan Mediterania dan Samudera Atlantik serta memisahkan Spanyol dan Maroko.
Di Selat Gibraltar itu terdapat pertemuan dua jenis laut yang berbeda warna. Seperti ada garis pembatas yang memisahkan keduanya. Satu bagian berwarna biru agak gelap dan pada bagian lain tampak lebih terang.
William W Hay, ahli kelautan dan guru besar Ilmu Bumi di Universitas Colorado, Boulder, AS dan mantan dekan Sekolah Kelautan Rosentiel dan Sains Atmosfer di Universitas Miami, Florida AS, serta Prof Dorja Rao, seorang spesialis di Geologi Kelautan dan dosen di Universitas King Abdul-Aziz, Jeddah, air laut yang terletak di selat Gibraltar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari kadar garamnya, suhu maupun kerapatan air laut.
Kedua laut itu dibatasi oleh dinding pemisah. Bukan dalam bentuk dinding tebal, pembatasnya adalah air laut itu sendiri. Dinding pemisah itu bergerak di antara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah) yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup (ekosistem) yang tinggal di lingkungan itu.
Air laut berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, baik dalam hal kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota lautnya. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa perbedaan karakter tersebut mendeterminasi satu lautan dengan yang lainnya.
Studi yang mendalam tentang karakteristik lautan menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.
Fungsi batas-batas laut tersebut dalam ‘mengolah’ aliran air laut yang menyeberang dari satu laut ke laut yang lain sehingga laut yang satu tidak melampaui laut yang lain. Dengan demikian lautan-lautan tersebut tidak bercampur aduk karena setiap lautan menjaga karakteristiknya masing-masing dan batas-batas wilayahnya karena adanya pembatas-pembatas tersebut.
Dan karena adanya dinding pemisah dan perbedaan warna itu pula, maka hewan yang hidup di laut bewarna kebiruan dan asin, tak bisa hidup di laut yang airnya dengan rasa tawar. Demikian pula sebaliknya.
Sumber :
http://quran.com/25/53
http://sultonimubin.blogspot.co.id/2013/01/al-furqan-ayat-51-60-dan-terjemah.html
http://mihrabia.blogspot.co.id/2010/11/kajian-surat-al-furqan-53-62.html
https://kerendanunik.wordpress.com/2012/02/28/keajaiban-laut-dua-warna/
No comments:
Post a Comment