Hal diatas merupakan salah satu hal yang mendasari proyek One Belt One Road yaitu untuk memasarkan produk industri manufaktur Tiongkok yang sudah over supply.
Sebelumnya pernah dibahas dalam blog ini yaitu artikel dengan judul New Silk Road yaitu mengenai program jalur perdagangan di Asia yang akan menjadi poros maritim dunia, dimana nantinya akan menghubungkan China - Turki - Rusia - Itali - Kenya - Malaysia.
Gagasan One Belt One Road merupakan program ekonomi jangka panjang, yang digagas oleh lembaga keuangan AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank) untuk membangun zona integrasi ekonomi euroasia dimana hingga tahun 2020 membutuhkan dana sekitar US$ 8 trilyun atau US$ 800 miliar setiap tahunnya.
Uang sebanyak 8 trilyun USD tersebut digunakan untuk membangun jalur kereta api, jalan tol, jembatan, pelabuhan, energy, pembangunan kawasan industri dan jaringan internet.
Indonesia juga mempunyai program serupa. Bulan November 2014, presiden Indonesia Joko Widodo memaparkan 5 pilar utama untuk menjadikan Indonesia “Poros Maritim Dunia”, yaitu dengan mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, misalnya dengan membangun
- Tol laut,
- Pelabuhan laut dalam,
- Logistik,
- Industri perkapalan,
- Pariwisata bahari.
Rencananya Indonesia akan melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur maritim, termasuk 24 pelabuhan strategis dan 5 pelabuhan laut dalam. Pembangunan “Tol Laut” pada periode 2015-2019 diperkirakan membutuhkan anggaran US$ 57 miliar.
Sumber :
http://www.taufanyanuar.com/2015/10/new-silk-road.html
https://www.clsa.com/special/onebeltoneroad/
http://agustinuswibowo.com/12360/china-dan-jalur-sutra-baru/
http://www.kompasiana.com/swando/integrasi-ekonomi-asia-one-belt-one-road_555479b473977328149055df
No comments:
Post a Comment