Mulai dari renovasi kamar mandi hingga cat dinding rumah telah selesai dilaksanakan. Sebenarnya aktivitas tersebut bukan sejak renovasi kamar mandi, tapi mulai sejak pencarian dana dengan kredit tanpa agunan.
Tapi bukan itu yang mau aku bahas.
Yang mau aku share adalah mengenai persentase dari besaran pengeluaran dari biaya renovasi rumah. Setelah kelar pos pengeluaran yang terbesar adalah biaya tukang, kemudian disusul biaya ubin dan biaya cat. Berikut aku beri 7 besar pos pengeluaran selama renovasi rumah :
- Biaya Tukang (33%)
- Ubin (7%)
- Cat (6%)
- Semen (3%)
- Pasir (3%)
- Bata (3%)
- Galvalum (1%)
Total biaya aktual yang aku keluarkan ternyata meleset 14% lebih tinggi dari biaya perencanaan yang aku sudah buat sebelum renovasi dimulai. Pos yang melesat adalah saat finishing yaitu pengecatan, baik dari bahan maupun dari lama hari pengerjaan yang tentunya berpengaruh terhadap biaya tukang.
Sangat penting membuat perencanaan terutama untuk menentukan biaya renovasi rumah, biaya yang dimaksud adalah rincian untuk biaya tukang, dan bahan material. Hal ini penting terutama untuk menekan keinginan kita yang bisa memperbesar pengeluaran
Beri skala prioritas untuk menghemat biaya renovasi rumah. Acap kali kita melihat rumah yang setengah jadi, hal ini bisa terjadi salah satunya karena tidak ada skala prioritas saat renovasi rumah, sehingga karena mengikuti kata hati atau saran dari tukang akhirnya renovasi rumah baru setengah selesai namun biaya sudah habis.
Untuk menghemat lagi aku gunakan sebagian bahan bangunan bekas dari bekas pembangunan rumah saudara. Dengan konsep reuse dari bahan yang masih bisa dimanfaatkan lumayan dapat menghemat biaya renovasi. Untuk mempercantik diperlukan pula kreativitas kita sehingga barang bekas bisa terlihat menarik.
Yang tak kalah penting adalah bertanyalah kepada orang yang ahli, atau minimal orang yang punya pengalaman renovasi misalnya orang yang baru saja melakukan renovasi rumahnya sendiri. Misalnya rumah pemakaian batu bata, pasir dan semen dengan diketahui ukuran panjang dan tinggi. Termasuk juga estimasi dari pemakaian cat.
Dan yang tak kalah penting adalah pada pembelian bahan bangunan, usahakan beli sendiri. Usahakan menyisihkan waktu dan energi membeli bahan bangunan. Lakukan survei terlebih dahulu bahan bangunan untuk mengetahui kualitas dan harga.
Misalnya saja aku kasih kasus saat aku membeli cat, dengan merk yang sama, warna yang sama, tipe yang sama dan volume yang sama. Aku coba beli di 3 toko bangunan yang berbeda, dan harganya cukup beragam yaitu,
Contoh kasus warna cat putih
Contoh kasus warna cat kuning
Misalnya saja aku kasih kasus saat aku membeli cat, dengan merk yang sama, warna yang sama, tipe yang sama dan volume yang sama. Aku coba beli di 3 toko bangunan yang berbeda, dan harganya cukup beragam yaitu,
Contoh kasus warna cat putih
- Toko bangunan 1 = Rp 125.000
- Toko bangunan 2 = Rp 104.423
- Toko bangunan 3 = Rp 110.000
Contoh kasus warna cat kuning
- Toko bangunan 2 = Rp 115.000
- Toko bangunan 3 = Rp 107.069
- Toko bangunan 5 = Rp 115.000
Untuk semen pun, aku dapat ada 3 variasi harga yaitu yang paling murah yaitu Rp 45.000 per sak, kemudian ada yang Rp 46.000 per sak, Rp 47.000 per sak, dan yang paling mahal yang aku temukan adalah Rp 47.500 per sak.
Pasir pun demikian, untuk pasir yang biasa atau biasa orang sebut pasir merah harganya ada 2 variasi yaitu Rp 150.000 dan Rp 160.000, sedangkan pasir hitam harganya adalah Rp 225.000 dan ada yang Rp 284.000.
Bagaimana dengan logam galvalum yang diperuntukkan untuk atap dan plafon. Untuk hollow galvalum dengan ukuran 2 x 4, terdapat perbedaan harga yaitu Rp 18.000 dan Rp 22.000, untuk hollow galvalum ukuran 4 x 4 terdapat variasi harga yaitu Rp Rp 25.000 dan Rp 30.000. Begitu pula untuk galvalum dengan ukuran C Galvalum 75 x 0.75 yaitu Rp 64.000 dan Rp 68.000
No comments:
Post a Comment