Rencana sebenarnya sih mau nonton film Flatliners versi remake yang tayang tahun 2017 akhir tahun lalu. Namun karena susah sekali menyesuaikan jadwalku dan agenda dari istriku untuk nonton di bioskop, apalagi di layar bioskop tidak sampai 1 minggu, sehingga akhirnya lewat deh kesempatan untuk nonton film Flatliners versi remake.
Akhirnya setelah beberapa waktu aku berkesempatan nonton Flatliners bareng istri di rumah melalui aplikasi Hooq, meski yang ditonton adalah film Flatliners versi original yang ditayangkan dulu pada tahun 1990.
Film Flatliners 1990 dibintangi oleh 2 aktor ternama yaitu Julia Roberts dan Kevin Bacon. Selain itu juga film ini diperkuat oleh William Baldwin, Oliver Platt dan Kiefer Sutherland. Bahkan Kiefer Sutherland juga menjadi cameo dalam film Flatliners versi remake.
Terkadang sebagai seorang ilmuwan yang senantiasa berpikir rasional sehingga cenderung tidak percaya terhadap Tuhan. Terjebak dalam pemikirannya sendiri mereka bertanya-tanya dan membayangkan bagaimanakah proses kematian mendatangi seorang manusia dan apakah yang akan terjadi pada jiwa manusia tersebut setelah mati.
Untuk itu mereka ingin membuktikan secara ilmiah yaitu dengan mengalaminya sendiri. Mengalami mati atau lebih tepatnya pengalaman mendekati kondisi mati (Near Death Experience) dan kemudian hidup kembali.
Nelson pun terobsesi pada penelitian tentang kematian nekat melakukan sebuah percobaan illegal nan berbahaya di sebuah ruang kampus yang dirahasiakan. Beserta teman-temannya Nelson melakukan percobaan dengan membuktikan dan merasakan sendiri sensasi berada dalam kondisi ‘mati’ secara klinis dan dibangunkan kembali.
Kemudian Nelson disuntik sampai berada dalam kondisi koma dan mati secara klinis dalam sepersekian detik, lalu dibangunkan dengan memberikan kejutan listrik di dadanya. Sehingga dalam film ini bercampur antara hal religius, psikologis, dan horor dan termasuk dalam kategori film science fiction.
Ternyata setelah melakukan percobaan Near Death Experience mereka kembali menghadapi trauma masa lalu mereka masing–masing yang terus membayangi karena belum terselesaikan.
Agar tidak dibayangi oleh rasa bersalah tersebut maka obatnya adalah masalah tersebut harus diselesaikan misalnya dengan jalan meminta maaf atau dengan jalan penebusan.
Jadi apakah kita perlu mendekati ajal dulu untuk membuktikan kehidupan setelah mati sekaligus apakah kita perlu menunggu ajal sebelum meminta maaf dan taubat?
Sumber :
http://www.greenscene.co.id/2017/09/29/bagaimana-reboot-flatliners-menampilkan-generasi-baru/
https://yangketiga.wordpress.com/2011/12/01/flatliners-1990-mempelajari-kematian/
“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Saturday, April 28, 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Jika kita baca media massa baik berupa media cetak atau pun media online, lebih sering digunakan kata sekira untuk menggantikan kata kira...
-
Biasanya, saat mencetak dengan menggunakan Printer Epson terjadi error sehingga mengharuskan Reset Printer Epson secara Manual . Indikasi a...
-
Kebun Binatang Surabaya (KBS) atau lebih terkenal dengan Bonbin adalah kebun binatang yang terletak di kota Surabaya pernah menjadi kebun...
-
Sebelumnya jika aku berkunjung ke Solo, aku menginap di Front One Hotel Airport Solo, Swiss-Belhotel Solo , Red Planet Hotel , dan di Faveho...
-
Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafr...
No comments:
Post a Comment