Jika anak jaman sekarang membaca bahwa dulu ada pabrik es, pasti heran.
Memang benar bahwa es batu dulu merupakan barang langka dan barang mewah. Harga 500 gram es batu pada saat itu sekitar 10 sen gulden yang pada saat itu dinilai sangat mahal.
Sehingga hanya mampu dibeli kalangan menengah ke atas dan orang-orang yang punya kedudukan. Es batu hanya bisa dinikmati kaum elit Belanda yang ada di kawasan Weltevreden (Sawah Besar, Jakarta Pusat) atau Meester (Jatinegara, Jakarta Timur) saja.
Impor es batu tersebut dimuat dalam surat kabar bernama Javasche Courant pada tanggal 3 Februari 1847. Es batu dulu disebut sebagai sesuatu yang mengeluarkan uap dan mengherankan juga membingungkan, bahkan ada sebagian yang menganggapnya sebagai batuan kristal.
Karena zaman dahulu belum ada lemari pendingin, balok-balok es itu ditutupi dengan selimut wol supaya tidak mencair.
Setelah 25 tahun kemudian sebuah pabrik es pertama dibuka di Batavia di jalan Gajah Mada kawasan Petojo, sehingga warga menamai es batu tersebut dengan sebutan Es Petojo. Pabrik Es Petojo kemudian berkembang ke berbagai daerah di Pulau Jawa di antaranya Bandung, Bogor, Sukabumi, Cirebon, Surabaya, Pekalongan, Semarang dan Solo.
http://travel.tribunnews.com/2018/05/25/awal-mula-es-batu-di-indonesia-dulu-dianggap-mewah-dan-mahal?page=all.
No comments:
Post a Comment