Eka Tjipta Widjaja yang lahir pada tanggal 27 Februari 1921 mulai menjual biskuit pada usia 17 tahun. Pada tahun 1950 mulai berdagang kopra sampai ke Pulau Selayar. Ketika berusia 37 tahun, ia pindah ke Surabaya, Jawa Timur.
Di Jawa Timur, ia memiliki kebun kopi dan kebun karet di Jember yang merupakan hasil dari kerja kerasnya. Pada tahun 1969, ia mendirikan pabrik minyak kelapa, CV Bintang Manado Oil Limited (Bimoli).
Pada tahun 1976, ia mendirikan Tjiwi Kimia, perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia. Kemudian pada 1980-1981, ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar, mesin serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton di Riau serta perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektar berkapasitas 20 ribu ton.
PT Indah Kiat juga dibeli yang mampu memproduksi hingga 700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun.
Satu tahun kemudian, Eka Tjipta membeli Bank Internasional Indonesia (BII). Bank ini kemudian mengalami perkembangan yang pesat, bermula dari dua cabang dengan aset senilai 13 miliar rupiah menjadi 40 cabang dan cabang pembantu, dengan aset bernilai 9,2 triliun rupiah.
Ia juga melebarkan sayap bisnisnya di bidang real estat. Eka Tjipta juga membangun ITC Mangga Dua dan Apartemen Green View yang berada di Roxy, serta Mal Ambassador di Kuningan.
Saat ini binisnya merambah berbagai sektor di bawah bendera Sinar Mas Group, dengan bisnis utamanya adalah pulp dan kertas, agribisnis, properti dan jasa keuangan. Sinar Mas mengantarkan Eka Tjipta Widjaja menjadi top ten konglomerat dengan kekayaan US$8,6 miliar (Rp124 triliun).
1. R Budi dan Michael Hartono, US$35 miliar (Rp508 triliun)
Bank Central Asia, Djarum, Polytron dan real estate.
2. Susilo Wonowidjojo US$9,2 miliar (Rp133 triliun)
Gudang Garam, Makin Group.
3. Eka Tjipta Widjaja US$8,6 miliar (Rp124 triliun)
Sinar Mas.
4. Sri Prakash Lohia US$7,5 miliar (Rp108 triliun)
Indorama Ventures.
5. Anthony Salim US$5,3 miliar (Rp76,9 triliun)
Indofood, First Pacific.
6. Tahir US$4,5 miliar (Rp65 triliun)
Mayapada Group, Forbes Indonesia.
7. Chairul Tanjung US$3,5 miliar (Rp50,8 triliun)
CT Corp, Trans TV, Bank Mega dan Transmart, Wendy's, Versace dan Mango.
8. Boenjamin Setiawan dan keluarga US$3,2 miliar (Rp46,4 triliun)
Kalbe Farma, rumah sakit Mitra Keluarga.
9. Jogi Hendra Atmaja US$3,1 miliar (Rp45 triliun)
Grup Mayora.
10. Prajogo Pangestu US$3 miliar (Rp43,5 triliun)
PT Barito Pacific, Chandra Asri.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Eka_Tjipta_Widjaja
https://www.biografiku.com/biografi-eka-tjipta-widjaja-pengusaha-sukses-pemilik-sinar-mas-group/
http://medan.tribunnews.com/2019/01/27/sosok-eka-tjipta-widjaja-bangun-gurita-bisnis-sinar-mas-group-hingga-10-orang-terkaya-hartanya?page=4.
“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Sunday, January 27, 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Biasanya, saat mencetak dengan menggunakan Printer Epson terjadi error sehingga mengharuskan Reset Printer Epson secara Manual . Indikasi a...
-
Jika kita baca media massa baik berupa media cetak atau pun media online, lebih sering digunakan kata sekira untuk menggantikan kata kira...
-
A : 2.27% (5%) B : 13.59 % (20%) C : 68.26% (50%) D : 13.59 % (20%) E : 2.27% (5%) Kurva normal adalah satu model distribusi dari s...
-
Akan selalu menjadi pilihan sulit dalam memilah dan memilih sepatu lari. Karena banyak yang akan menjadi pertimbangan mulai dari bantalan se...
-
Kebun Binatang Surabaya (KBS) atau lebih terkenal dengan Bonbin adalah kebun binatang yang terletak di kota Surabaya pernah menjadi kebun...
No comments:
Post a Comment