Hari ini Surabaya juga ada gawe ITS Run 5.9 dalam rangka Dies Natalis ITS ke 59, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang memutari kampus ITS Sukolilo dan melewati sebagian besar kampus ITS Sukolilo.
Selain ITS Run 5.9, ITS Surabaya juga menyuguhkan kolaborasi seni dan teknologi. Konsep pengembangan teknologi dam seni diusung oleh panitia yang terdiri dari Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan (FADP) bersama Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian (FTSLK). dengan tema besar yaitu Borderless Sustainable Technology.
Jadi ingat dua minggu lalu ada project INEOS 159 Challenge yang menghebohkan dunia lari. Tepatnya tanggal 12 Oktober 2019, adalah Eliud Kipchoge, pelari berkebangsaan Kenya, yang berhasil memecahkan rekor lari marathon sejauh 42,160 km, yang ditempuh kurang dari 2 jam, tepatnya 1:59:40,2 detik di Wina, Austria.
Saat ini memang sedang tren olahraga lari. Banyak komunitas dan perlombaan yang digelar. Hal ini selain diikuti oleh brand dan produk seperti minuman energi dan peralatan olahraga terbaru, juga diikuti oleh teknologi yang mendukung dalam lomba lari.
Dahulu pencatatan waktu peserta lomba lari itu dilakukan secara manual oleh ratusan orang untuk mengawasi ribuan peserta. Misalnya Surabaya Marathon 2019 kemarin yang diikuti oleh 6.000 peserta menggunakan teknologi RFID.
RFID berbentuk chip yang dikenakan pada nomor BIB atau nomor dada pelari. Chip ini nantinya dapat terbaca oleh sensor pembaca RFID yang diletakkan pada titik start, pertengahan rute, dan finish, untuk pencatatan waktu start, split time dan finish digunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification).
Setiap chip itu memiliki angka identifikasi yang unik untuk membedakan chip satu dengan chip yang lain. RFID menggunakan UHF (ultra-high frequency) sehingga dapat dibaca dalam jarak paling satu meter.
Teknologi RFID diadopsi dari dunia manufaktur oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja supply chain. Terutama dalam industri fast moving consumer goods atau FMCG. Karena pasar FMCG merupakan salah satu pasar yang pergerakannya paling cepat di dunia. Di industri FMCG, produk harus dihitung sudah berapa kali dalam proses manufaktur: selama tahap produksi, pembersihan, dan pengemasan.
Namun dengan memanfaatkan tag RFID dan pembacanya, jumlah barang dapat dihitung hanya dalam hitungan detik. Hal ini dikarenakan tag RFID secara otomatis dapat dipindai tanpa berada di bawah scanner dan beberapa tag dapat dipindai secara bersamaan. Sehingga hal ini dapat menjadi efisiensi biaya dan waktu.
Dengan teknologi RFID baik lomba lari marathon dan manufaktur menjadi jauh lebih efisien, karena pencatatan waktu dilakukan secara otomatis oleh sistem.
Sumber :
https://dailysocial.id/post/manic-monday-teknologi-di-balik-lomba-lari
http://www.taufanyanuar.com/2019/08/supply-chain-dalam-marathon.html
http://www.taufanyanuar.com/2019/10/no-human-is-limited.html
https://jatim.tribunnews.com/2019/10/26/its-surabaya-kemas-dies-natalis-ke-59-dengan-kolaborasi-seni-dan-teknologi.
“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Sunday, October 27, 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Biasanya, saat mencetak dengan menggunakan Printer Epson terjadi error sehingga mengharuskan Reset Printer Epson secara Manual . Indikasi a...
-
Jika kita baca media massa baik berupa media cetak atau pun media online, lebih sering digunakan kata sekira untuk menggantikan kata kira...
-
A : 2.27% (5%) B : 13.59 % (20%) C : 68.26% (50%) D : 13.59 % (20%) E : 2.27% (5%) Kurva normal adalah satu model distribusi dari s...
-
Kebun Binatang Surabaya (KBS) atau lebih terkenal dengan Bonbin adalah kebun binatang yang terletak di kota Surabaya pernah menjadi kebun...
-
Jika pada keyboard kita mengenal tombol "Delete" dan "Backspace" untuk menghapus, maka pada kalkulator terdapat 4 tip...
No comments:
Post a Comment