Selasa pagi sudah dihebohkan dengan berita bahwa harga minyak mentah menyentuh level di bawah nol alias berada di zona negatif. Hal ini dikarenakan pasokan berlebihan dan tak tertampung membuat minyak tak berharga.
Hingga muncul frase harga tissue bahkan lebih mahal dibandingkan dengan harga minyak. Memang menarik mengikuti Dinamika Minyak Dunia.
Hal ini mengindikasikan bahwa para trader dan produsen memberikan minyak secara gratis dan bahkan membayar bagi siapapun karena stok yang berlimpah. Bagi produsen dengan memberikan insentif pada pembeli ini masih lebih murah ketimbang harus mengeluarkan biaya untuk menutup produksi lantaran storage berada dalam kapasitas penuh.
Harga minyak yang dirujuk adalah harga minyak mentah kontrak berjangka. Kontrak berjangka adalah kontrak untuk pengiriman fisik komoditas atau efek tertentu yang mendasarinya. Banyak spekulan yang memperjualbelikan kontrak dengan underlying asset berupa minyak mentah untuk meraup keuntungan.
Minyak mentah ini terdapat beberapa jenis, yaitu Brent, West Texas Intermediate (WTI), dan OPEC Reference Basket, dimana perbedaan terletak pada karakteristik minyak. Sedangkan minyak mentah yang harga kontraknya sampai minus itu adalah minyak jenis WTI atau yang lebih dikenal dengan light sweet dan biasanya jadi acuan Negeri Paman Sam.
Minyak jenis ini memiliki densitas yang lebih rendah (light) dan mengandung sulfur yang lebih rendah dibanding minyak jenis lain seperti Brent. Minyak jenis ini dijadikan underlying aset untuk harga komoditas minyak mentah kontrak New York Merchantile Exchange (NYMEX).
Untuk periode pengiriman bulan Mei yang kontraknya berakhir pada 21 April 2020 waktu AS, bahkan minyak mentah kontrak berjangka WTI ini sempat ditransaksikan pada level minus US$ 37,63/barel,
Minyak dalam Barrel, ya benar, harga minyak dunia memang diperjualbelikan dalam satuan barrel.
Ini merupakan harga terendah sejak NYMEX membuka perdagangan minyak berjangka pada 1983 silam. Namun kemudian harga minyak mentah kontrak berjangka WTI sudah mulai naik ke zona positif dan dibanderol US$ 0,6/barel.
Penurunan drastis harga minyak mentah WTI ini dipicu oleh melemahnya permintaan pasar di tengah pandemi virus corona. Dimana banyak negara yang melakukan lockdown dan karantina wilayah serta social distancing dengan stay at home sehingga lebih banyak berdiam diri di rumah.
Beberapa negara produsen minyak seperti Arab Saudi, Rusia dan negara OPEC+ sudah berusaha menopang harga dengan kesepakatan untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari pada Mei dan Juni. Namun pemangkasan tersebut masih belum cukup mengimbangi pelemahan permintaan yang ada.
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200421022932-85-495464/harga-minyak-mentah-as-minus-terendah-sepanjang-sejarah
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200421081814-17-153256/harga-minyak-dunia-kok-bisa-minus-begini-penjelasannya
No comments:
Post a Comment