Economy normal adalah saat ekonomi berjalan dalam kondisi normal, dimana akan tercipta 2 kondisi yaitu boom dan bass. Kondisi boom adalah pada saat apa yang kita pegang menjadi emas, kebijakan fiskal dan moneter yang bisa diambil adalah tight money policy.
Sedangkan kondisi bass adalah kebalikannya, sehingga kebijakan fiskal dan moneter yang bisa diambil adalah quantitative easing.
Sumber grafik : https://www.lowyinstitute.org
Economy crisis atau krisis ekonomi adalah kondisi perubahan yang cukup ekstrim pada salah satu sektor, antara sektor produksi atau sektor demand.
Jika terjadi krisis ekonomi pada sektor demand, maka pemerintah bisa meng-create demand dengan memberi stimulus masyarakat atau kasih uang, karena dari sektor produksi kuat. Karena saat sektor produksi kuat akan terjadi kondisi over supply, tapi tidak ada yang bisa beli.
Namun misalnya kebalikannya, dimana dari sektor produksi terjadi penurunan, maka jika dilakukan kebijakan printing money bisa menciptakan inflasi bahkan hyperinflasi.
Economy at war, adalah kondisi ekonomi terjadi perubahan yang cukup tajam dari kedua sektor yaitu sektor produksi dan sektor demand. Dua-duanya ambruk. Kondisi ekonomi dan perang memang tidak bisa dipisahkan.
Upaya pemulihan ekonomi saat krisis keuangan sangat bergantung pada kebijakan moneter yang tidak konvensional. Jika tidak dapat diatasi dengan segera, kekhawatiran muncul dari krisis keuangan dapat berkembang dengan meningkatnya konflik militer berskala besar.
Hal ini dapat menjadi mengkhawatirkan jika melihat dari segi politik saat ini, krisis ekonomi yang berkepanjangan, ketimpangan ekonomi, etno-populisme chauvinistik, retorika jingois yang agresif, termasuk ancaman, dapat dengan mudah lepas kendali dan berubah menjadi konflik militer atau bahkan perang Dunia.
Karena saat krisis keuangan dapat membangkrutkan pemerintah dan menyebabkan keruntuhan sistemik.
Kita bisa berkaca pada kurang dari satu dekade setelah Great Depression dimulai, Perang Dunia II dimulai. Sejarah telah mencatat peringatan Thucydides, mengenai perang Peloponnesia lebih dari dua milenium sebelumnya, ketika kebangkitan Athena mengancam dominasi Sparta yang mapan.
Oleh karena itu pemerintah sudah tidak memiliki alasan untuk menjadi seperti pemilik dan kapten Titanic, dengan sombong yakin bahwa tidak ada gunung es yang mungkin bisa menenggelamkan kapal besar itu.
Sumber :
https://www.lowyinstitute.org/publications/indonesia-economy-between-growth-and-stability
http://www.ipsnews.net/2019/02/economic-crisis-can-trigger-world-war/
No comments:
Post a Comment