KHOTBAH 1
Assalamu
alaikum, Wr. Wb
Allahu
akbar 3x
Alhamdu
lillahi robbil alamin
Wassholatu
wassalamu ala sayyidina Muhammad wa alihi wa shohbihi ajma'in
Allahumma
sholli ala sayyidina Muhammad
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟
ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
yaa
ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna
illaa wa-antum muslimuuna
Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. (QS. Ali
'Imran: ayat 102)
Ibu, anak dan istri ku yang ku
cintai..
Marilah kita bersama-sama meningkatkan
takwa yang sebenar-benarnya, karena hanya orang-orang yang bertaqwalah yang
akan dapat menikmati kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Sejak tadi malam telah berkumandang
alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa
syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah
menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Atas karunia-Nya pada hari ini kita
dapat berhari raya bersama, meskipun dengan protokol Covid-19 agar tidak
tertular virus corona, sehingga sholat Ied dilaksanakan di rumah, namun harus
tetap kita rayakan dengan gembira dan bahagia.
Nabi Muhammad menerima wahyu dari
Allah SWT selama 23 tahun lamanya. Perintah puasa di bulan Ramadhan baru
diterima Rasulullah di setengah dari periode tsb.
Ramadhan mempunyai arti 'panas yang menyengat' yaitu menggambarkan musim yang sangat panas. Rasulullah bersama umat Muslim pun melaksanakan ibadah puasa setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 masehi.
Banyak pelajaran dan hikmah, faidah
dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi
kehidupan yang akan datang. Jika diibaratkan, Ramadhan ini adalah program
pelatihan selama 1 bulan untuk menghadapi hidup 11 bulan mendatang.
Jauh sebelum ajaran Islam turun, masyarakat
Jahiliyah Arab sudah memiliki 2 hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan, yang merupakan
tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno. Kaum Arab Jahiliyah
menggelar 2 hari raya itu dengan menggelar pesta pora.
Setelah turunnya kewajiban ibadah
puasa Ramadhan, kemudian pada tahun ke-2 Hijriah tersebut menjadi bulan puasa
Ramadhan untuk pertama kali sekaligus pertama kalinya Idul Fitri. Selain Idul
Fitri hari raya lainnya adalah Idul Adha.’
Pada Hari Raya Idul Fitri yang
pertama, Rasulullah SAW pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan
menunaikan shalat Id di atas lapang itu.
Ibadah di bulan suci Ramadhan selain tarawih,
adalah menunaikan zakat fitrah. Rasulullah mewajibkan agar umat Islam
yang mampu memberi makan kepada fakir miskin atau dikenal sebagai zakat Fitrah.
Dengan kadar zakat fitrah adalah 2,5 kg atau 3,5 liter beras per orang. Namun,
beras atau makanan bisa diganti dalam bentuk uang setara dengan beras 2,5 kg
atau 3,5 liter.
Lalu rangkaian ibadah Ramadhan ditutup dengan pelaksanaan sholat Ied Idul Fitri.
Semasa Nabi Muhammad hidup, pagi Idul Fitri dilakukan dengan menyantap kurma. Kemudian tradisi unik berkembang di daerah-daerah, misalnya makanan seperti opor ayam, rendang, hingga ketupat.
Hal ini
diperbolehkan, karena di dalam Islam terdapat 2 hal, yaitu ide atau sistem
nilai dan simbol. Misalnya sistem nilainya adalah makan itu menggunakan tangan
kanan dengan dimulai tangan kanan, simbolnya adalah dengan menggunakan 3 jari.
Namun simbol ini bisa berubah tergantung apa yang dimakan.
Dalam kalender Islam, Ramadhan adalah bulan
ke-9 setelah bulan Syaban. Untuk mengetahui kapan masuknya bulan Ramadhan, metode
yang bisa digunakan adalah hisab dan rukyatul hilal. Kedua metode tersebut
sama-sama menggunakan hilal sebagai penentu awal Ramadhan.
Hilal adalah bulan yang terbit pada
tanggal satu bulan Qomariyah, atau bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat pada
saat matahari terbenam.
Metode hisab adalah metode yang
menggunakan perhitungan secara matematik dan astronomis untuk menentukan posisi
bulan, hilal sudah bisa dilihat jika posisinya sudah diatas 0 derajat.
Sedangkan metode rukyatul hilal adalah dengan mengamati hilal dengan mata secara langsung, maka secara matematis atronomis hilal atau bulan sabut muda akan bisa terlihat ketika ketinggiannya sudah diatas 2 derajat.
Kedua metode ini benar karena mengikuti
Al Quran dan Hadist.
Dalil penggunaan metode hisabsalah
satunya adalah Q.S. Yunus: ayat 5 yang artinya "Dia-lah yang menjadikan
matahari bersinar dan bulan bercahaya dab ditetapkan-Nya tempat-tempat bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu).
Jadi dalam ayat tersebut menunjukkan
bahwa peredaran matahari dan bulan dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui
jumlah tahun dan perhitungan waktu bagi umat Islam. Sehingga penggunaan metode
hisab ini diperbolehkan.
Sedangkan untuk metode rukyatul hilal,
terdapat pada dalil hadits nabi yang artinya "berpuasalah karena kamu melihat
hilal, dan berbukalah karena kamu melihat hilal. Jika kamu terhalang oleh kabut maka sempurnakanlah
jumlah bilangan bulan sya'ban menjadi 30 hari."
Dari hadits tersebut sudah jelas bahwa
dalam menentukan awal bulan Qomariyah termasuk awal bulan Ramadhan adalah
dengan rukyah atau melihat hilal secara langsung.
Agar hilal bisa terlihat oleh mata secara
langsung, secara matematis yaitu ketika umur bulan 8 jam dan jarak antara
matahari dan bulan sebesar 3 derajat.
Semua itu benar, karena prinsip Islam adalah
Mudah dan Memudahkan
Jadi penentuan awal Ramadhan dan Awal
Syawal dengan hisab atau rukyat adalah strategi, bukan substansi. Pada jaman Nabi
Muhammad SAW menggunakan rukyat karena pada waktu itu adalah sebagai umat yang
ummi, yaitu tidak bisa baca tulis.
Sehingga dengan menggunakan dasar
astronomi, kita bisa mendapatkan kepastian jadwal sehingga bermanfaat dalam
perencanaan waktu untuk yang akan datang dan penanda hari atas sejarah masa
lampau.
Perhitungan dan metode diatas
merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.
Dalam Kitab Al-quran banyak tanda-tanda
kebesaran Allah yang bisa ditemukan di langit dan bumi. Ayat-ayat ilmiah ini
menjadi rambu-rambu dan petunjuk bagi manusia yang ingin mengetahui Allah.
QS Al-Jaatsiyah ayat ke-3 : 'Sungguh,
pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan dan keesaan
Allah bagi orang-orang mukmin'.
Ayat ke-4 : 'Dan
pada penciptaan dirimu, pada makhluk yang bergerak dan bernyawa yang bertebaran
di bumi, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk kaum yang meyakini'.
Ayat ke-5 : pada pergantian malam dan
siang, dan hujan yang diturunkan Allah dari langit. Pada perkisaran angin juga
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mengerti.
Dari ayat-ayat ilmiah diatas, berpikir,
merupakan amalan utama yang tak boleh diabaikan.
Mari bangun budaya berpikir. Karena
hanya dengan berpikir kita dapat meneguhkan keimanan, meningkatkan ketaqwaan
Bagi umat Islam amalan berpikir adalah
hal yang diunggulkan. Di dalam Al-Qur’an banyak perintah untuk berpikir
berulang kali ditegaskan agar terus diamalkan dan diulang-ulang dalam banyak
ayat. Dalam Al-quran seruan ber-Akal dan Berpikir disebutkan kurang lebih 100
kali.
QS. Al-Hasyr ayat-2 : “Maka
berpikirlah, wahai orang-orang yang berakal budi”.
QS. Al-A’raf ayat- 185 : “Apakah
mereka tidak memperhatikan segala kerajaan di langit dan bumi dan segala sesuatu
yang telah diciptakan Allah”.
QS. Al-Ankabut ayat-20 : “Katakanlah:
‘Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan
(manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Al-Imran ayat-190 : "Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal".
Al-Baqarah ayat-164 : "Sesungguhnya
pada kejadian langit dan bumi; dan pertukaran malam dan siang; dan (pada)
kapal-kapal yang belayar di laut dengan membawa benda-benda yang bermanfaat
kepada manusia; demikian juga (pada) air hujan yang Allah turunkan dari langit
lalu Allah hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya, serta Ia
biakkan padanya dari berbagai-bagai jenis binatang; demikian juga (pada)
peredaran angin dan awan yang tunduk (kepada kuasa Allah) terapung-apung di
antara langit dengan bumi; sesungguhnya ada tanda-tanda (yang membuktikan
keesaan Allah, kekuasaanNya, kebijaksanaanNya, dan keluasan rahmatNya) bagi
kaum yang menggunakan akal fikiran (liqaumiy ya'qiluun)".
Al- Ankabut ayat-63 : "Dan
sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik)
itu: "Siapakah yang menurunkan hujan dari langit, lalu Ia hidupkan
dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya?" Sudah tentu mereka
akan menjawab: "Allah". Ucapkanlah (wahai Muhammad):
"Alhamdulillah", bahkan kebanyakan mereka tidak memahami (laa
ya'qiluun).
Al Hasyr ayat-14 : Orang-orang Yahudi
dan orang-orang munafik) dengan keadaan bersatu padu sekalipun, tidak berani
memerangi kamu melainkan di kampung-kampung yang berbenteng kukuh, atau dari
sebalik tembok. (Sebabnya): permusuhan di antara mereka sesama sendiri amatlah
keras; engkau menyangka mereka bersatu padu, sedang hati mereka berpecah belah.
Yang demikian itu, kerana mereka adalah kaum yang tidak berakal (qaumul laa
ya'qiluun).
Yunus. Ayat-100 : "Dan tiadalah
sebarang kuasa bagi seseorang untuk beriman melainkan dengan izin Allah; dan
Allah menimpakan azab (arrijsa) atas orang-orang yang tidak mau berakal (laa
ya'qiluun)..
KHOTBAH 2
Allahu
akbar 3x
Alhamdu
lillahi robbil alamin
Bertebaran di dalam Al-Qur’an
pertanyaan-pertanyaan yang memikat perhatian, menyuruh orang mempergunakan
pikiran dan mendorong manusia supaya mempergunakan akalnya dengan sebaik-baiknya;
“Kenapa mereka tidak berfikir?”
“Kenapa mereka tiada mengetahui?”
“Kenapa mereka tiada mempergunakan
akal,” dan demikikanlah seterusnya…….!”
Dalam Islam tidak mengenal pemisahan
dan disintegrasi antara ilmu agama dan non-agama, atau antara agama dan sains,
sebab sumber dan akar dari kedua ilmu tersebut satu, yakni Allah Ta’ala.
Agama Islam sangat menghormati akal. Karena
tidak akan tercapai ilmu kalau tidak ada akal. Sebab itu Islam adalah agama
ilmu dan akal.
Oleh karena itu, jaman dahulu para
ulama dalam Islam juga seorang saintis. Ibn Sina misalnya, tidak saja hafal
Al-Qur’an dan pakar dalam tafsir tetapi juga seorang ahli dalam filsafat dan
kedokteran.
Budaya berpikir dapat meneguhkan
keimanan, meningkatkan ketaqwaan dan pada saat yang sama menjauhi kesia-siaan
dan kebathilan.
Dengan menggunakan akal, maka Ke-Esa-an
Allah dapat dilihat, dirasakan, melalui mekanimes alam semesta (sunnatullah).
Hakikat Idul Fitri adalah perayaan
kemenangan iman dan ilmu atas nafsu di medan jihad Ramadhan. Sehingga kita kembali
ke fitrah seperti bayi yang baru lahir
Semoga.
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى ٱلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
rabbanā
ātinā fid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati ḥasanataw wa qinā 'ażāban-nār
"Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka".
الله اكبر الله اكبر الله اكبر
لااله الا الله اكبر
الله اكبر ولله الحمد
Allaahu
akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa ilaaha illallahu waallaahu akbar, Allaahu
akbar walillaahil hamd.
No comments:
Post a Comment