Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan metode Fisik, Kimia dan Biologi. Pengolahan air limbah tersebut dapat terbagi menjadi beberapa tahap pengolahan. Mulai dari Primary treatment, Secondary treatment hingga Tertiary treatment.
Sedangkan untuk langkah-langkah pengolahan limbah, setidaknya berlangsung dalam 5 langkah, yaitu mulai dari Input Air Limbah, Equalisasi & Netralisasi, Anaerob, Aerasi, Klarifikasi serta Output Air Limbah.
Secara Biologi Aerob dapat menurunkan beberapa kandungan yang terlarang pada limbah cair dan memisahkannya yang terakumulasi di dalam limbah cair tersebut.
Perlakuan aerasi juga dapat menurunkan nilai BOD, COD, karena dengan pemberian oksigen kedalam limbah cair akan dapat memenuhi kebutuhan oksigen oleh mikroorganisme pengurai yang ada di dalam limbah cair dan kebutuhan oksigen untuk oksidasi bahan-bahan kimia yang ada di dalam limbah cair.
Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal.
Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam limbah cair. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam limbah cair serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat
dilakukan secara alami, maupun difusi.
Dengan menggunakan proses Aerasi Secara Biologi dapat menurunkan COD sampai 90%.
Agar proses ini dapat berjalan, maka dalam WWTP atau IPAL industri pada bak aerasi harus diberi nutrisi yang diperuntukkan khusus untuk sistem pengolahan biologi dengan lumpur aktif pada bak aerasi. Yaitu nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri aerob diantaranya Carbon, Nitrogen, Phosphat, Kalium, dan mengandung pula bakteri serta enzim yang dapat mengurai senyawa organik pada air limbah
Nutrisi dalam bentuk powder ini dapat meningkatkan dan meregenerasi lumpur aktif pada bak aerasi. Sehingga lumpur aktif tidak berkurang akibat terbawa effluent dan jenuh akibat berulang kali di Return Sludge.
Nutrisi ini dapat mengadsorbsi warna pada air limbah sehingga menghasilkan air limbah yang lebih jernih. Nutrisi dalam bentuk powder ini merupakan media tumbuh bakteri pada rongga karbon, sehingga bakteri dapat terus tumbuh karena memiliki tempat tinggal.
Pengolahan air limbah dengan cara tersebut dapat menurunkan nilai beban cemaran dan warna serta menghemat biaya operasional khususnya penggunaan bahan kimia. Dan dapat membantu bakteri aerob mengoksidasi senyawa organik sehingga signifikan menurunkan nilai COD, BOD, Ammoniak, Sulfur dan senyawa lainnya serta membantu mengadsorbsi senyawa azo pembentuk warna sehingga mengurangi intensitas warna pada air limbah.
Sumber :
ejournal.upnjatim.ac.id
https://www.tokopedia.com/intuisitirta/bakteri-lumpur-aktif-active-sludge-aerasi-pengurai-limbah-warna
https://www.alifmh.com/2019/12/Penjelasan-Lengkap-Proses-Pengolahan-Limbah-Cair-Secara-Biologi.html
“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Wednesday, July 1, 2020
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Biasanya, saat mencetak dengan menggunakan Printer Epson terjadi error sehingga mengharuskan Reset Printer Epson secara Manual . Indikasi a...
-
A : 2.27% (5%) B : 13.59 % (20%) C : 68.26% (50%) D : 13.59 % (20%) E : 2.27% (5%) Kurva normal adalah satu model distribusi dari s...
-
Kita telah mendapatkan kabar bahwa virus corona COVID-19 menyebar lewat droplet (percikan cairan). Bakteri, virus, dan kuman penyakit ...
-
Jika kita baca media massa baik berupa media cetak atau pun media online, lebih sering digunakan kata sekira untuk menggantikan kata kira...
-
Sebagai warisan dunia tembok yang terkenal di dunia bukan hanya Great Wall of China atau Tembok Raksasa Cina / Tiongkok, tapi masih ada beb...
No comments:
Post a Comment