“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Wednesday, August 12, 2020
Filateli : Antara Kuantitas dan Kualitas
Prangko sarat dengan edukasi, di dalam prangko ada sejarah yang tercatat dan menjadi saksi sebagai perjalanan suatu bangsa. Filateli dan mata uang merupakan sebuah item yang menjadi identitas bangsa dan negara yang hampir merekam semua perjalanan perjuangan bangsa.
Bagi anak generasi 90-an dan sebelumnya, koleksi prangko adalah sesuatu yang pernah menjadi trend dan hits.
Namun, bagi generasi muda saat ini koleksi prangko dianggap sebagai produk zaman dulu, sehingga banyak anak muda yang tidak tertarik mengoleksi prangko.
Saat ini dikembangkan teknologi augmented reality dari prangko yang sudah terbit. Misalnya, prangko flora fauna Cendrawasih akan ditampilkan secara 3D mem perlihatkan tampak depan, samping, belakang serta akan ada suaranya.
Contoh lagi, perangko gerhana matahari total (GMT), setelah difoto gambar gerhana bisa hidup seperti film. Ada lagi prangko rempah-rempah, mulai dari merica, pala, cengkeh, dan lainnya yang berbentuk dua dimensi, namun jika dicium memiliki bau rempah-rempah, seperti pada gambarnya.
Hobi koleksi prangko bisa menjadi instrumen investasi. Namun apakah itu benar? Ada baiknya kita mendengarkan perkataan filatelis senior Amerika Serikat, Charles F Adams, "Apakah uang Anda yang ditaruh di koleksi prangko merupakan investasi yang baik? Maksudnya, beli murah sekarang jual mahal besok dapat uang banyak. Apabila itu adalah tujuan anda, maka lupakanlah! Kecuali kalau Anda ingin menjadi pedagang prangko dan hal ini membutuhkan uang yang sangat banyak."
Hal ini berlaku bagi pengkoleksi yang hanya memperhatikan dari segi kuantitas. Padahal tersebut adalah sama sekali salah. Suatu koleksi yang baik bukan tergantung dari jumlah kuantitas.
Pengumpul prangko yang baik lebih kepada segi kualitas benda filateli yang dimiliki. Termasuk juga cara mengoleksi, menyimpan dan memperlakukan benda tersebut. Sebagai kolektor kita harus bisa menyeimbangkan antara keinginan dan realitas yang ada.
Dalam jangka panjang, jika prangko tersebut kita rawat dengan baik, bisa dipastikan harga jualnya akan lebih tinggi daripada uang yang kita keluarkan saat membeli.
Seperti hobi lainnya, menjadi filateli sebaiknya jangan menjadi hobi perorangan dan memperbesar egoisme kita sendiri. Jadilah bagian dari sosialisasi kehidupan manusia dan perlu dilakukan bersama-sama.
Dan seperti hobi yang lainnya, semua butuh sosialisasi.
Sumber :
http://www.indonesianewsonline.com/prangko/stamps/news/i20.shtml
https://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/16/03/30/o4u5wm15-pos-indonesia-teknologi-4d-dalam-prangko
Labels:
Petuah Bijak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Biasanya, saat mencetak dengan menggunakan Printer Epson terjadi error sehingga mengharuskan Reset Printer Epson secara Manual . Indikasi a...
-
Jika kita baca media massa baik berupa media cetak atau pun media online, lebih sering digunakan kata sekira untuk menggantikan kata kira...
-
A : 2.27% (5%) B : 13.59 % (20%) C : 68.26% (50%) D : 13.59 % (20%) E : 2.27% (5%) Kurva normal adalah satu model distribusi dari s...
-
Kebun Binatang Surabaya (KBS) atau lebih terkenal dengan Bonbin adalah kebun binatang yang terletak di kota Surabaya pernah menjadi kebun...
-
Jika pada keyboard kita mengenal tombol "Delete" dan "Backspace" untuk menghapus, maka pada kalkulator terdapat 4 tip...
No comments:
Post a Comment