Diperkirakan infeksi akibat Covid-19 di Inggris saat ini sekitar 50.000 per hari. Inggris tercatat memiliki 5,4 juta kasus dan 128 ribu kematian akibat COVID-19. Namun dengan lebih dari 68% orang dewasa Inggris telah divaksinasi 2 dosis dan 87% sudah menerima vaksinasi 2 dosis, maka kemungkinan estimasi angka pasien dengan penyakit serius dan kematian akibat COVID-19 akan berada pada tingkat yang lebih rendah.
Dan dalam minggu ini merupakan Hari pelonggaran lockdown COVID-19 di Inggris, tepatnya pada hari Senin, 19 Juli 2021 yang disebut oleh PM Boris Johnson sebagai "Hari Kemerdekaan" atau Freedom Day.
Bisnis dan acara besar akan didorong untuk menggunakan NHS "Covid Pass", untuk memeriksa apakah orang sudah divaksinasi sepenuhnya. Selain itu, orang yang bekerja dari rumah akan didorong untuk kembali ke tempat kerja secara bertahap.
Hal ini bisa terjadi berkat penemuan vaksin Corona AstraZeneca.
Adalah Dame Sarah Gilbert penemu vaksin tersebut. Sarah Gilbert merupakan ahli vaksin influenza dari Inggris dan merupakan Profesor Vaksinologi di University of Oxford. Sarah sebelumnya memimpin pengembangan dan pengujian vaksin flu universal. Vaksin tersebut tak konvensional lantaran tidak merangsang produksi antibodi, melainkan produksi sel-T untuk melawan flu.
Proyek tersebut melibatkan mahasiswa Indonesia. sekaligus peneliti yang tergabung dalam tim Sarah Gilbert adalah Indra Rudiansyah, mahasiswa S3 Program Clinical Medicine, Jenner Institute, Universitas Oxford, yang berfokus pada pengembangkan vaksin untuk penyakit menular seperti HIV, ebola, dan penyakit-penyakit lainnya yang berpotensi menimbulkan pandemi seperti SARS, MERS, dan kini COVID-19.
Sarah Gilbert tidak hanya membantu menciptakan vaksin virus corona tapi juga karena rasa kemanusiaannya yang tinggi soal hak paten vaksin. Dimana Gilbert melepaskan hak paten atas vaksin AstraZenecca untuk digunakan banyak orang untuk Covid-19. Padahal, bisa saja ia meraup keuntungan dari penjualan vaksin.
Oleh karena itu, Gilbert pun mendapatkan gelar kebangsawanan Dame Commander of the Most Excellent Order of the British Empire (DBE) dari Kerajaan Inggris, atas jasanya pada ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat. Tidak cuma itu saja, dirinya juga dianugerahi Penghargaan Putri Asturias untuk kategori penelitian ilmiah.
Masih belum selesai, saat Wimbledon 2021 menjelang pertandingan antara juara bertahan Novak Djokovic dan Jack Draper dari Inggris, seorang penyiar mengatakan bahwa terdapat tamu istimewa, Dame Sarah Gilbert.
Tak ayal Sarah Gilbert mendapatkan standing ovation.
Menurut laporan Lancet, efikasi AstraZeneca mencapai 70% didasarkan atas analisis interim hasil uji klinis tahap tiga di dua negara, yakni Brasil dan Inggris. Diketahui standar efikasi minimal vaksin Covid-19 adalah 50%.
Sumber :
https://www.liputan6.com/global/read/4610824/aturan-pembatasan-ketat-dicabut-pm-boris-johnson-minta-warga-inggris-tetap-hati-hati
https://dunia.tempo.co/read/1484919/di-hari-pelonggaran-lockdown-covid-19-nhs-inggris-malah-minta-warga-isoman/full&view=ok
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/19/172919670/hari-kebebasan-inggris-cabut-hampir-semua-pembatasan-covid-19-meski-ada?page=all.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5648497/5-fakta-sarah-gilbert-ilmuwan-di-balik-pembuatan-vaksin-astrazeneca
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/18/074512670/ilmuwan-vaksin-astrazeneca-dapat-standing-ovation-di-wimbledon-2021.
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20210719114623-33-261979/mengenal-sarah-gilbert-pembuat-vaksin-covid-dunia-yang-viral
https://www.republika.co.id/berita/qwed3j385/kemuliaan-ilmuwan-vaksin-covid19-dari-arena-tenis-wimbeldon
No comments:
Post a Comment