(puisi)
pukul dua pagi
diluar masih gelap, sepi dan kelam
enggan menerobos dinginnya malam
untuk menukar kebahagiaan ini
yang telah terjebak menyentuh jantungmu
jam tidak bisa berjalan mundur
tapi kenapa perih selalu terulang
serasa jantung hati tersayat pedang tajam
goresan luka lama masih menganga dan belum padam
kepulan asap dari api ketikan jarimu masih terasa sesak di dada
membuat langit kembali hitam
hingga tenggelam
mengapa kamu rusak udara sejuk ini
demi bayangan senja yang sementara
jangan membakar jika tidak mau dibakar
jangan sekedar mengungkapkan tapi tidak memikirkan
jangan hanya sekedar memiliki namun tanpa memberi arti
ketulusan butuh bukti bukan tetapi
aku lelah marah
kecewa diantara berserakan catatan-catatan yang tak lagi utuh
bimbang memilih titik atau koma
apakah benar kamu adalah tujuan
rasa enggan untuk kembali
hanya ada mimpi buruk
bersama pedih terpendam
yang semakin dalam
mengubah ingatan menjadi lara
namun aku yakin
pagi nanti akan menawarkan cerita baru
No comments:
Post a Comment