Sebuah cerita atau story yang apik dan epic dapat menyentuh hati dan pikiran kita, membangkitkan emosi kita, dan menginspirasi imajinasi kita serta dapat memasuki impian kita. Sebuah story dapat menjadi alat yang sangat kuat dalam menciptakan merek yang tak terlupakan dan membangun hubungan yang langgeng dengan konsumen.
https://vancouversun.com
Jika dulu sebuah story hanya menjadi monolog satu arah, namun di era digital seperti sekarang ini sebuah story dapat disampaikan menjadi percakapan dua arah, sehingga sebuah merek atau brand dapat dibuat bersama dengan konsumen.
Interaksi media sosial yang dinamis, membangun hubungan yang langgeng karena konsumen dapat dengan mudah menonton setiap aksi kita di tengah hiruk-pikuk media sosial.
Hal ini menjadikan iklan seperti cara sebelumnya menjadi ketinggalan zaman. People are skeptical, sehingga ada ungkapan nobody trust salesperson.
Sebuah cerita hanya diceritakan dengan baik, jika diceritakan kembali kepada orang lain. Keindahan sebuah cerita terletak pada seluk beluknya.
Sang pakar Marketing Seth Godin mengatakan, "people do not buy goods and services, they buy relations, stories and magic."
Secara sederhana dapat digambarkan flow sebagai berikut:
Story - Persepsi - Trust - Decision
Story yang diceritakan dengan baik dapat mempengaruhi Persepsi orang. Story dapat berupa reputasi, cerita founder, atau personal branding seseorang. Salah satu story adalah customer yang melakukan selfi di sebuah cafe hal ini merupakan experience vs expecation dari konsumen, karena cafe-nya nyaman yang diciptakan oleh pemilik cafe sebagai consumer value. Persepsi cafe yang nyaman ini, akan memunculkan Trust yang muncul karena Value lebih besar daripada Price. Dan akhirnya dapat menjadi Decision bagi konsumen sekaligus increasing conversions.
Kita juga mencari akhir yang bahagia untuk cerita kita sendiri, jadi kita semua adalah cerita pada akhirnya.
Kemampuan bercerita adalah salah satu kemampuan public speaking (berbicara di depan umum), namun storytelling juga bisa dilakukan dengan bantuan beberapa alat dan media. Untuk itu kita harus mampu merangkai cerita, agar cerita mudah diingat, maka setidaknya cerita memiliki unsur Orientation, Complication (konflik), dan Resolution (solusi).
Selain storytelling, juga ada istilah lain yang disebut dengan story selling.
Dalam proses funneling sebuah story selling menggunakan 3 framework sederhana yaitu Hook - Story - Offer.
Hook adalah hal yang menarik perhatian audiens. Dimana audience akan menemukan stopping point karena menemukan sebuah headline atau image yang menarik.
Story berperan dalam membangun hubungan antara audiens dengan brand. Untuk itu siapkan dream customer dalam bentuk list yang bisa kita pasang di media sosial kita.
Dan langkah berikutnya adalah offer, yaitu penawaran. Tidak melulu menjual namun juga bisa berupa klik subscribe, follow dan line.
Sumber :
https://economictimes.indiatimes.com/do-people-buy-goods-and-services-or-stories-and-magic/articleshow/57016683.cms
https://www.sederet.com/tutorial/apa-itu-story-telling/
https://fachmycasofa.com/story-selling/
No comments:
Post a Comment