Pages

Thursday, October 7, 2021

Plastik Dapat Mempengaruhi Perubahan Iklim

Sampah plastik berupa kantong plastik atau pun sedotan plastik yang tidak dibutuhkan sering dibuang baik ditempat sampah atau di sembarang tempat, yang kemudian sebagian terakumulasi ke laut. Sampah plastik ini dapat mencemari ekosistem di laut.

Ternyata sampah plastik tidak mencemari laut namun juga dapat mengakibatkan perubahan iklim, yaitu disebabkan oleh tingginya jumlah emisi gas CO2.

Hal ini bisa terjadi karena plastik terbuat dari minyak bumi yang diambil dari perut bumi lalu diolah menjadi turunan minyak dan gas bumi serta nafta yang merupakan bahan baku plastik. Nafta diolah menjadi pelet atau resin plastik. 

Proses ini membutuhkan energi yang besar sehingga menghasilkan emisi karbon sebesar 1.781 Million Metric Ton CO2.

Kemudian pelet diolah dan dicetak menjadi produk plastik seperti botol plastik. Proses ini membutuhkan suhu tinggi dari pembakaran batu bara yang kira dapat menghasilkan emisi karbon sebesar 535 Juta Metric Ton CO2.

Penelitian mengatakan plastik dapat mengeluarkan gas metana dan etilena pada saat terkena sinar matahari dan rusak. Gas metana serta etilena yang berpotensi menjadi gas rumah kaca. Kondisi itu menambah buangan gas global yang membuat hangat planet ini. 

Sehingga hal ini menjadikan plastik dapat menjadi faktor langsung pada pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim karena plastik.

Untuk itu kita harus bisa mengurangi penggunaan plastik, dan jika pun memakai produk plastik, jangan lupa kita harus membuang sampah plastik pada tempatnya. 

liputan6.com

Sampah-sampah plastik yang terapung di laut hanya sekitar 5 % dari total sampah, konon 95% berada di dasar laut. Hal ini dapat membahayakan ekosistem di laut. Dan berdasarkan berbagai sumber, berikut adalah 5 negara penghasil sampah terbanyak di dunia.

  1. China, sekitar 11,5 juta ton setiap tahunnya, dengan 78% (8,8 juta ton) berakhir di lautan lepas. 
  2. Indonesia, setiap tahun Indonesia memproduksi 3,2 juta ton sampah plastik yang sebagian besarnya berakhir di laut. 
  3. Vietnam, setiap tahunnya Vietnam menghasilkan 1,8 juta ton sampah plastik yang bermuara di lautan lepas.
  4. Filipina, dengan produksi 2,2 juta ton sampah plastik per tahunnya.
  5. Sri Lanka, dengan total produksi sampah per tahunnya mencapai 1,8 juta ton.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, dengan 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Data dari Geotimes tahun 2016 (lingkunganhidup.co), bahwa sampah di Jakarta mencapai 6.500 ton per hari, dengan 13% adalah sampah plastik. Sampah di Bali mencapai 10.725 ton per hari, sampah di Palembang, angkanya naik tajam dari 700 ton per hari menjadi 1.200 ton per hari.

Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), sebanyak 100 gerai menghasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastik (65,7 Ha kantong plastik) selama setahun.


Sumber :

https://zerowaste.id/knowledge/bagaimana-plastik-berpengaruh-pada-perubahan-iklim/

https://sains.kompas.com/read/2018/08/04/110429123/studi-ungkap-plastik-turut-sebabkan-perubahan-iklim.

https://www.liputan6.com/health/read/3610808/sampah-plastik-lepaskan-gas-rumah-kaca-waspadalah

https://www.voaindonesia.com/a/ilmuwan-plastik-turut-sebabkan-pemanasan-global/4510338.html

https://www.liputan6.com/news/read/3772521/headline-sampah-plastik-indonesia-juara-2-dunia-bagaimana-mengatasinya

No comments:

Post a Comment