Menurut Prof Rhenald Kasali, Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Susi Pudjiastuti adalah "self driver" sejati. Sejak muda Susi hidup mandiri, tahun 1983 dimulai dari Pangandaran dengan menyewa truk lalu membawa ikan dan udang kemudian dilelang di Jakarta.
Dari ikan tersebut ibu Susi kemudian tahun 2004 bisnis carter pesawat dengan tempat penyimpanan untuk membawa ikan segar. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation lobster dan ikan segar dibawa menggunakan pesawat, lobster yang dikirim lebih segar dan tingkat kematiannya pun jadi lebih rendah.
Di tahun 2004 tersebut, tsunami menerjang Aceh. Atas inisiatifnya sendiri, Susi meminjamkan pesawatnya untuk mengangkut bantuan selama 2 minggu. Dari sini, Susi kemudian terpikir untuk secara serius terjun ke bisnis penerbangan. Sampai tahun 2012,perusahaan penerbangan milik Susi telah mengoperasikan setidaknya 50 pesawat berbagai tipe.
Terlihat bahwa beliau memiliki kecerdasan untuk menggunakan kecerdasan yang dimiliki. Itulah entrepreneurship, yaitu bukan sekedar cari uang, tapi mencari solusi kehidupan terhadap persoalan yang dihadapi.
Tahun 2014, Susi Pudjiastuti ditunjuk sebagai menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Beberapa kebijakan beliau saat menjadi menteri antara lain:
- Memberantas penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) di laut Indonesia dengan menenggelamkan kapal yang terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia. Kebijakan tegas ini berdampak pada meningkatnya ekspor ikan Indonesia. Kebijakan Susi ini mendapatkan apresiasi seperti dari WWF Internasional yang menganugerahinya 'Leaders for a Living Planet Awards' atas komitmennya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan di Indonesia.
- Melarang alat tangkap yang merusak lingkungan seperti Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets), serta Cantrang.
- Larangan ekspor benih lobster karena ekspor benih lobster akan membuat kerusakan ekologi karena permintaan dari luar negeri yang sangat tinggi menyebabkan eksploitasi besar-besaran. Selain itu, ekspor benih lobster juga hanya akan menguntungkan petambak negara lain karena harganya sangat tinggi saat dewasa.
Saat ini perusahaan milik ibu Susi yaitu PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air sedang menghadapi masalah yaitu masalah pengusiran terhadap pesawat perintis maskapai dari Hanggar Bandara Robert Atty Bessing Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Semoga kedua belah pihak dapat menemukan jalan tengah yang bersifat win-win solution dan dapat segera berakhir dengan baik.
Sumber :
https://money.kompas.com/read/2014/11/03/054500426/Mooryati.Soedibyo.Dian.Sastro.dan.Metakognisi.Susi.Pudjiastuti?page=all#page2.
https://money.kompas.com/read/2014/12/08/052957026/Tiga.Kata.dari.Rhenald.Kasali.untuk.Susi.Pudjiastuti..
https://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Pudjiastuti
https://money.kompas.com/read/2022/02/05/203000026/susi-air-beberkan-kronologi-pengusiran-pesawatnya-dari-hanggar-bandara-malinau?page=all.
No comments:
Post a Comment