Pages

Saturday, March 5, 2022

Mangkunegara

Jalan-jalan ke kota Kraton Mangkunegara di Solo ternyata bertepatan dengan persiapan penobatan GPH (Gusti Pangeran Harya) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang akan diangkat menjadi Raja Mangkunegara X sebagai penerus pemimpin Pura Mangkunegaran menggantikan KGPPA Mangkunegara IX yang meninggal pada 13 Agustus 2021 lalu. 

Kebetulan jarak Pura Mangkunegara tidak jauh dari Red Planet Hotel tempat kita menginap.

Pengukuran gelar akan dilakukan pada 12 Maret 2022 besok, sesuai tradisi kerajaan Jawa yaitu dimana penetapan raja baru dilakukan dalam jangka waktu 100 hari setelah sang raja wafat. Namun dalam kasus suksesi di Mangkunegaran, proses musyarawahnya dilakukan dengan tidak terburu-buru. Musyawarah hanya melibatkan keluarga dalem Puro, yakni istri utama raja (prameswari), putra-putri Mangkunagoro IX dan putra-putri Mangkunagoro VIII, yang disebut sederek ndalem. Pembicaraan dilakukan beberapa kali.

Keluarga inti dari almarhum Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunagoro IX itu sendiri ada lima orang. Rinciannya Sang Prameswari Gusti Kanjeng Gusti Putri (GKP) Prisca Marina Yogi Supardi dan dua putranya, yakni Gusti Raden Ayu (GRA) Ancillasura Marina Sujiwo dan GPH Bhre Cakrahutama, serta dua anak lainnya yang lahir dari Sukmawati Soekarnoputri, yakni GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro, 46 tahun, serta GRA Agung Putri Suniwati, 42 tahun, yang dikenal dengan nama Menur.

Bhre Cakrahutomo telah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) lahir pada 29 Maret 1997. GPH Bhre Cakrahutomo, pemuda dari generasi Z yang  tumbuh di era digital itu, harus bersiap diri menerima beban menjaga dan memajukan budaya Jawa yang terhampar di pelataran puronya yang miskin sumber daya ekonomi itu.

Mangkunegara merupakan satu dari empat kerajaan yang tersisa dari Dinasti Mataram, yaitu Kasuhunan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran di Solo dan Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta.

Keempatnya dahulu adalah daerah swapraja yang otonom. Yang berbeda hanya strata protokolernya.

Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta dianggap sebuah kerajaan penuh, dipimpin raja, yang berdiam di istana disebut keraton. Untuk Mangkunegaran dan Pakualaman penguasanya ialah raja muda bergelar Adipati yang berdiam di istana yang lebih kecil yang disebut Puro. 

Sultan Yogyakarta dan Pakualam memiliki kekuasan politik dengan secara ex-officio menjadi gubenur dan wakil gubernur. 

Pangeran Sambernyowo julukan dari Raden Mas Said, merupakan putra sulung Kanjeng Pangeran Arya Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan ini lahir pada 7 April 1725. Arya Mangkunegoro, disebut-sebut sebagai pewaris tahta kerajaan Mataram. Namun, karena sikap kerasnya menentang VOC, Arya Mangkunegoro diasingkan ke Tanjung Harapan (Afrika Selatan) pada 1728.

Sejak itu Mas Said hidup di lingkungan Keraton Kartasura bersama pamannya, Pakubuwono (PB) II.

Pada tahun 1741 - 1742 terjadi pertempuran yang berpangkal di Batavia ini merembet ke Semarang hingga ke Kartasura. PB II lalu memilih mendirikan istana baru di Desa Sala, Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Bangunan baru ini selesai pada 1745 dan kepindahan resminya pada Februari 1746.

Pangeran Mangkubumi meninggalkan PB II dan bersekutu dengan Mas Said, hal ini dikarenakan kecewa pada PB II yang terpaksa menyewakan daerah kekuasaannya di pesisir Jawa kepada VOC dengan tarif murah tanpa berkonsultasi dengan dirinya dan pembesar keraton lainnya.

Pada 12 Desember 1749, Mangkubumi diangkat sebagai raja oleh pengikutnya di markasnya di Mataram, Jogja. Mangkubumi menggunakan gelar Susuhunan Pakubuwana. Tak lama kemudian, Raden Mas Said diangkat menjadi patihnya.

Tahun 1752, terjadi perpecahan antara Mangkubumi dan Mas Said karena perbedaan visi. VOC tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu dengan membuat adanya Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755, dengan isi VOC memberikan separuh bagian kerajaan Surakarta kepada Mangkubumi dan mengakui gelar barunya, Sultan Hamengkubuwono (HB) I.

Ada pun raja dari Pura Mangkunegara adalah sebagai berikut:

  1. Raden Mas Said, memiliki gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I adalah pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah kadipaten agung di Jawa Tengah.
  2. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II.
  3. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara III.
  4. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV.
  5. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara V.
  6. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VI.
  7. Mangkunegara VII.
  8. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VIII.
  9. Sampeyandalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX
  10. Mangkunegara X.

Mangkunegara X atau Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo mempunyai kakak Gusti Pangeran Haryo Paundrakarna Jiwo Suryonegoro lebih dikenal sebagai Paundrakarna atau Paundra dari sang ibu Sukmawati.

Paundra mulai terkenal lewat sinetron "Saraswati". Kemudian lewat perannya sebagai Galih dalam sinetron Gita Cinta dari SMA yang merupakan remake dari film yang tenar pada tahun 1970-an yang dibintangi Rano Karno dan Yessy Gusman. 





Sumber:

https://kabar24.bisnis.com/read/20220307/15/1507437/sosok-bhre-cakrahutomo-raja-mangkunegara-x-yang-masih-berusia-24-tahun.

https://indonesia.go.id/kategori/budaya/4328/generasi-digital-di-atas-tahta-dinasti-mataram?lang=1

https://www.detik.com/jateng/berita/d-5970331/pendiri-dinasti-mangkunegaran-yang-menggentarkan-3-kekuatan-besar-di-jawa.

https://id.wikipedia.org/wiki/Paundrakarna

No comments:

Post a Comment