Mengungkapkan isi hati atau curhat kepada teman lawan jenis berpotensi membuka peluang melakukan perselingkuhan. Karena tanpa disadari ketika seseorang hendak menceritakan hal penting di dalam hatinya pasti akan memilih teman curhat yang disukai.
Karena ada faktor trust (kepercayaan) kepada lawan jenisnya yang dijadikan teman curhat, maka sudah terjadi pre-disposisi (pengalihan perhatian). Lalu ketika curhat tersebut direspons dengan baik oleh lawan jenisnya, terjadi dua perubahan psikologis, yaitu si pelaku curhat menemukan tokoh pahlawan karena telah berkorban meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Sementara itu, yang mendengar curhat merasa pahlawan dan timbul rasa kasihannya.
Dari dua proses perubahan psikologis tersebut, mulai terjadi transfer energi dan intensitas emosional antar-dua lawan jenis tersebut, sehingga ketertarikan di antara mereka semakin kuat dan merasa lebih nyaman.
Setelah merasa nyaman, maka intensitas ngobrol dan curhat semakin tinggi.
Dimulai dari terjadi proses berbagi rasa, berbagi raga.
Menurut data yang dihimpun, dari 20 pasangan yang melakukan konsultasi ke psikolog, sekitar 80 persen adalah masalah perselingkuhan yang diawali dari curhat.
Awalnya cerita cuma seputar masalah kerjaan karena merasa klop dan nyambung kalau ngobrol, lama-lama mulai cerita soal kehidupan pribadi. Lama-kelamaan sering cerita lebih intens. Saat merasa menemukan orang yang mau mendengarkan dan menumpahkan apa yang dialami sehingga merasa nyaman. Rasa nyaman untuk berbagi kemudian memicu perselingkuhan.
Kebanyakan orang berpikir perselingkuhan timbul karena ada ketertarikan secara seksual, fisik. Tapi sebetulnya tidak selalu gitu, kebanyakan karena ada rasa nyaman.
Sebelum era digital, selingkuh bukan sekedar tidak setia secara fisik. Bahkan studi terbaru menyatakan bahwa satu dari tiga pasangan suami istri pernikahannya kandas dipicu oleh media sosial / medsos. Berikut termasuk kategori selingkuh digital:
- Posting foto menggoda
- Rutin cek status orang lain
- DM / Direct messages
- Curhat ke lawan jenis dan berharap dukungan emosional
- Rajin kirim foto
- Menghapus riwayat chat
- Cari perhatian dari lawan jenis dengan memuji betapa cakep atau pintar, hati-hati ini memasuki batas ketidaksetiaan.
- Memuji fisik lawan jenis
- Berbagi rahasia, dimana harusnya pasangan adalah tempat menceritakan segalanya, jika terbiasa curhat berbagai hal bukan dengan pasangan dan berbagi sesuatu itu merupakan tanda ketidaksetiaan.
Lalu bagaimana mengobrol antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram melalui jaringan internet yang baik dan benar? Berikut adalah komunikasi antara keduanya yang memenuhi syarat-syarat yang tidak masalah, yaitu
- Chatting membahas seputar pembahasan yang tujuannya menampakkan kebenaran dan menolak kebatilan.
- Chatting dilakukan dalam rangka belajar dan mengajarkan ilmu.
- Kedua pihak menggunakan kalimat dan pemilihan ungkapan yang baik, bukan kalimat yang menimbulkan keraguan apalagi kata-kata jorok.
- Chatting tidak menimbulkan mudarat, misalnya menyebarkan kebatilan. Namun haruslah untuk menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan.
- Tetap di atas kebenaran, jadi jangan sampai salah satu dari keduanya melampui batas sehingga dialog tersebut untuk membela diri (bukan membela kebenaran).
- Chatting dilakukan di media umum yang diikuti oleh sejumlah orang, bukan dialog menyepi (khusus berdua) atau japri tanpa ada kehadiran pihak lain, karena ngobrol berdua-dua an dengan lawan jenis merupakan salah satu pintu dari sekian banyak pintu pembuka fitnah.
Chatting yang bukan termasuk poin-poin diatas adalah termasuk micro cheating.
Sumber :
https://ekonomi.kompas.com/read/2009/08/10/18063129/~Regional~Sumatera.
https://www.haibunda.com/moms-life/20171106104041-68-10185/perselingkuhan-itu-berawal-dari-rasa-nyaman-saat-curhat-dengannya
https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatan-intim/1136580-10-kebiasaan-sepele-di-media-sosial-yang-tergolong-selingkuh?page=all&utm_medium=all-page
https://wanitasalihah.com/6-syarat-chatting-dengan-lawan-jenis/
No comments:
Post a Comment