Masa depan sangat peka dan tergantung terhadap perilaku kita di masa lalu sebagai kondisi awal. Ibaratnya sebuah kepakan kecil kupu-kupu dapat mengakibatkan badai tornado di bumi belahan lain, seperti bunyi dari teori Butterfly Effect.
Masa depan bukan mutlak milik kita, kita berencana namun Tuhan yang mengijinkan dan yang menentukan nasib dan takdir kita. Sehingga seperti isi dari lagu Que Sera Sera yaitu yang memiliki arti "Apa yang Terjadi Terjadilah".
Oleh karena itu tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba, itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil, sesuai quote dari Buya Hamka. Sehingga kita harus terus Mencoba, Berusaha dan Berdoa tanpa perlu takut, apalagi merasa iri terhadap pencapaian orang lain.
Memang benar bahwasanya takdir, adalah bahasa Tuhan yang tak bisa diubah karena sudah merupakan kepastian. Namun Tuhan sudah memberi isyarat, bahwa nasib manusia bisa dirubah ketika manusia mempunyai kemauan, usaha dan upaya tak kenal lelah.
Berikut analogi yang Antara Takdir dan Nasib, semisal saat kamu menjalani nasibmu dengan memelihara tanaman jerukmu dengan baik dan ternyata diserang hama adalah takdirmu. Namun sudah menjadi nasibmu untuk membasmi hama itu dan menerima takdirmu berupa panen buah jeruk yang ternyata asam hingga menjadi nasibmu berusaha mengganti bibit jerukmu dan pupuknya hingga kelak engkau ditakdirkan memanen jeruk yang manis dan lebat.
No comments:
Post a Comment