Kevin De Bruyne saat kontra Manchester United di final Piala FA akhir pekan lalu pada menit ke-76 harus diganti untung pertandingan City unggul 2-1. Pagi ini saat laga final Liga Champions 2023 melawan Inter Milan De Bruyne kembali terjatuh dan memegangi kakinya pada waktu 30 menit, sehingga harus rela digantikan dengan Phil Foden.
City dan Inter masih sama kuat 0-0 setelah 45 menit pertama.
Sebelumnya, De Bruyne juga harus ditarik keluar saat City dikalahkan Chelsea di final Liga Champions 2 tahun lalu karena mengalami cedera wajah.
Salah satu momen lucu terjadi pada babak kedua saat Romelu Lukaku sang striker Inter Milan yang justru menghadang sundulan rekan setimnya Federico Dimarco. Padahal posisi kiper Man City, Ederson waktu itu tengah tersangkut di jaring.
Semisal goal, bisa jadi Inter sudah menyamakan skor menjadi 1-1.
Erling Haaland tidak bisa berbuat banyak dan sering dihajar oleh pemain Inter Milan hingga tak bisa berkutik. Erling Haaland yang biasanya buas dan produktif berhasil dibungkam oleh Inter. Francesco Acerbi tampil sangat solid di lini belakang dengan mampu membuat Erling Haaland tidak berkutik.
Hal ini menjadi salah satu penyebab City menjadi lambat dan dan tidak berkilau seperti biasanya.
Meski memang, City yang biasanya dominan menguasai bola, sangat jauh dari level terbaik mereka. City terkesan terlihat grogi, bisa jadi tertekan dengan dahsyatnya partai final. Terlebih City sangat difavoritkan dan diprediksi dapat dengan mudah membantai Inter. Namun City bermain dengan rasa tidak percaya diri dan sama sekali tak bisa dibilang presisi.
Berkali-kali Pep Guardiola teriak-teriak "Rileks!" kepada para pemain.
Ederson melakukan 2 penyelamatan apik di menit akhir. Saat proses pemberian medali, Ederson disambut meriah oleh rekan-rekan satu timnya. Total Ederson melakukan 5x saves atau penyelamatan yang gemilang.
Pemain berikutnya yang cukup berjasa adalah John Stones yang hadir dengan penuh keberanian. Stones menjadi pemain yang bisa membawa bola dengan penuh keyakinan dan tidak takut berduel. Iya benar, katalis taktik Pep Guardiola musim ini, adalah John Stones. Pep memodifikasi formasi 3-2-4-2 ini untuk jadi 4 bek ketika bertahan dengan John Stones memainkan peran gelandang hybrid. DM sekaligus CB.
Secara keseluruhan Manchester City tampil lebih superior meski hanya 1 goal dari Rodri. Namun City juga beberapa kali mendapat ancaman dari Inter Milan yang beberapa kali hampir mencetak gol. Kemenangan ini menjadi sejarah bagi Manchester City dengan berhasil meraih gelar Liga Champions sekaligus menjadi treble winner.
Bagi Pep Guardiola hal ini merupakan kesuksesan Liga Champions setelah 12 tahun meraih kemenangan bersama Barcelona.
Penampilan Inter Milan patut diacungi jempol karena bisa dibilang berhasil mengimbangi City dan memberikan perlawanan sengit terutama pada babak kedua. Final Liga Champions ini merupakan pertandingan yang seru dan sangat spektakuler. Meskipun Inter Milan gagal mengulang peristiwa 13 tahun lalu yaitu saat Inter Milan merengkuh Treble Winner.
Sumber :
https://www.goal.com/id/berita/kevin-de-bruyne-cedera-final-liga-champions-manchester-city-inter-milan/bltaf34db9380fb1425
https://selebriti.cloud/sepakbola/romelu-lukaku-cegah-inter-milan-tertahan-di-final-liga-champions-dengan-blok-yang-lucu/
https://sumutkota.com/news/12257099.html
https://www.bola.net/champions/rapor-pemain-inter-saat-kalah-di-final-liga-champions-lukaku-ampun-deh-d8f0b6.html
https://www.goal.com/id/daftar/manchester-city-liga-champions-inter-milan-sheikh-mansour-pemenang-pecundang/blt2a4c9b670da62b08#csc21e04ba27f756da
No comments:
Post a Comment