Artikel ini merupakan tulisan pelengkap dari Seven Habits dan Seven Habits (2).
Karakter kita merupakan gabungan dari kebiasaan-kebiasaan kita. Kebiasaan ini dapat kita tuai setelah kita menabur perbuatan. Perbuatan kita tuai setelah kita menabur gagasan. Lalu kebiasaan nanti akan membentuk karakter, dan karakter akan menuai nasib.
Kebiasaan juga merupakan pertemuan dari 3 hal yaitu pengetahuan, keterampilan dan keinginan.
[1]
Contoh proaktif yang dikenang sepanjang masa adalah kisah tentang Yusuf yang dijual sebagai budak kepada orang Mesir setelah dibuang oleh saudara-saudaranya saat berusia 17 tahun. Meski menjadi budak, Yusuf tetap proaktif dengan mengurus rumah tangga tuannya, Potifar.
Kemudian di suatu masa, Yusuf terperangkap dalam situasi yang sulit namun tetap menolak mengorbankan integritasnya. Sehingga dia dipenjara secara tidak adil selama 13 tahun. Namun sekali lagi dia tetap proaktif sehingga memimpin penjara hingga menjadi terkenal di Mesir dan menjadi orang kedua di bawah Firaun.
[2]
Merujuk pada tujuan akhir selalu akan kita aplikasikan setiap hari misalnya kita memulai hari dengan bayangan, gambaran atau paradigma akhir sebagai kerangka acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk menjalani hari. Dengan memegang titik akhir sehingga akan menjadi dan tetap jelas dalam pikiran.
Dengan merujuk pada tujuan akhir maka kita akan mengetahui kemana kita akan pergi, dimana kita berada sekarang, sehingga kita akan senantiasa mengambil langkah-langkah yang akan kita ambil akan selalu berada dalam arah yang benar.
Dengan begini artinya kita sudah memiliki dan selalu memegang prinsip sebagai pondasi yang kokoh. Kita akan senantiasa memusatkan kehidupan pada prinsip yang benar, prinsip yang benar tidaklah berubah. Prinsip tidak bergantung pada perilaku orang lain.
[3]
Manajemen yang efektif akan selalu mendahulukan yang utama, sedangkan kepemimpinan akan dapat memutuskan apa saja hal-hal yang utama.
[4]
[5]
Mendengar dengan empatik adalah mendengarkan dengan mata dan hati, dengan memperhatikan perasaan, makna, juga dengan memperhatikan perilaku, serta dengan kita dapat memahami, berintuisi dan merasa.
[6]
Dengan sinergi, kita akan dapat menciptakan wawasan baru, sehingga dapat mengubah daya penahan menjadi daya penggerak. Orang lain yang ikut dalam sinergi akan cenderung menjadi bagian penting dari solusi sehingga akan tercipta tujuan baru, tujuan bersama. Oleh karena itu solusi sinergis akan menjadi lebih baik daripada solusi yang diusulkan sendiri-sendiri dari kedua belah pihak.
[7]
No comments:
Post a Comment