Nabi Muhammad SAW sepanjang hayatnya “hanya” mengalami sakit sebanyak 2 kali. Yaitu pertama saat beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah, dan sakit yang kedua saat menjelang wafat. Sumber lain menyebutkan Rasulullah SAW sakit pertama saat menerima wahyu pertama dan kedua sama yaitu ketika menjelang akhir hayatnya. Riwayat lain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengalami sakit lebih dari dua kali yaitu termasuk ketika beliau diracun oleh seorang wanita Yahudi setelah Perang Khaibar.
Kesemuanya mengerucut pada hal yang sama, yaitu Rasulullah SAW jarang sakit karena beliau mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit dengan menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan dengan menerapkan gaya hidup sehat dalam kesehariannya.
Karena memang Islam tidak sekedar mengajarkan menghadapi sakit dan kematian. Tetapi juga mengajarkan hidup sehat.
Beberapa rahasia hidup sehat yang diterapkan Rasulullah SAW yaitu :
Selalu Bangun sebelum Subuh, hal ini memberi manfaat bagi kesehatan kesehatan, sebab kita masih dapat merasakan segarnya udara pagi yang belum terkena polusi serta sinar matahari yang menyehatkan tubuh.
Rajin Menjaga Kebersihan, menjaga kebersihan atau 'thaharah' atau bersuci menjadi satu hal penting dalam agama Islam terutama saat akan beribadah. Karena bersuci dalam ajaran Islam tidak hanya ditujukan untuk ibadah semata, tapi juga menyangkut aspek kehidupan terutama pola hidup bersih untuk kesehatan. Tidak hanya kebersihan dan kesucian fisik, namun juga kesucian psikis atau jiwa misalnya dengan tidak mengonsumsi barang yang haram serta menjaga mulut dari perbuatan dusta, ghibah, dengki, dan sifat buruk lainnya.
Menjaga Pola Makan yang Sehat dan Baik, makanan yang sehat dan baik yang dalam agama Islam disebut dengan halalan (halal) dan thayyiban (baik atau bergizi). Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan tayib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.
Menyambung Silaturahmi, dapat menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar, karena dapat mempererat tali persaudaraan sehingga memudahkan kita berbagi solusi untuk mengatasi masalah kehidupan. Dengan mudahnya mendapatkan solusi hidup, otomatis akan menghindarkan kita dari perasaan tertekan, stres, dan sejenisnya. Orang yang gemar bersilaturahmi juga akan mendapatkan keutamaan berupa diperluas rezekinya dan diperpanjang umurnya.
Menghindari Konsumsi Barang yang Merusak, yaitu dengan menghindarkan diri dari konsumsi barang yang merusak tubuh, seperti minuman keras, makanan haram, maupun obat-obatan terlarang, karena dapat merugikan kesehatan, bahkan dapat merusak masa depan.
Banyak Berolahraga, hal ini sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh, misalnya dengan berjalan kaki, berlari, memanah dan berkuda. Rasulullah SAW gemar berjalan kaki saat pergi ke masjid, pasar, atau ke rumah sahabatnya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori akan terbuka, dan peredaran darah akan berjalan lancar sehingga dapat mencegah datangnya berbagai penyakit. Berolah raga sangat baik apabila dilakukan ketika udara masih segar di pagi hari, terutama di pagi hari setelah shalat Shubuh sekitar pukul lima atau setengah enam pagi.
Banyak Berpuasa, selain memperoleh pahala, puasa juga akan membuat fisik, jiwa, dan rohani menjadi sehat.
Menjaga Salat Fardhu dan Sunnah, selain menjadi media komunikasi seorang hamba kepada Allah SWT, salat juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Setiap gerakan salat yang teratur dan tuma'ninah (perlahan dan tidak terburu-buru) dapat memberikan efek positif untuk melancarkan peredaran darah dan melenturkan otot-otot yang kaku.
Selektif terhadap makanan, salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan air lir dan pencernaan. Kita dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makan dan minum yang terlalu berlebihan. Rasulullah SAW memberi contoh pola makan yang baik sebagaimana sabda beliau, "Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan apabila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)." (HR Muttafaq Alaih).
Aturan makan, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas). Dengan mencampur berbagai jenis makanan dalam satu menu, akan membuat lambung terisi penuh. Sedangkan kapasitas lambung maksimal satu liter. Idealnya lambung diisi seperempat liter atau 250 cc. Artinya sepertiga makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga udara. Disabdakan: ”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Cara makan, yaitu makan dengan tenang, tumaninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang. Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, kerja organ pencernaan pun jadi lebih ringan. Makanan pun bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bisa berjalan sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.
Cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Biasanya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan. Orang yang biasa tidur delapan jam sehari memiliki risiko kematian yang lebih cepat. Berbeda dengan orang yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam, sehingga beliau tidur tidak lebih dari delapan jam.
Cara tidur, Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk shalat malam.
Istikamah melakukan puasa sunat, beberapa puasa yang beliau anjurkan, seperti Senin Kamis, ayyamul baidh, puasa Daud, puasa enam hari pada Syawal. Puasa adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai berbagai ampas makanan, manahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Puasa menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Puasa sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh.
Pada akhirnya siapa saja pasti ingin sehat. Meskipun kita memiliki Askes, BPJS, dan asuransi kesehatan lain, namun tetap saja sehat merupakan dambaan setiap orang. Oleh karena kita sebaiknya menjalankan pola hidup yang baik dan sehat seperti yang telah disebutkan diatas.
Pola hidup orang sekarang terjebak rutinitas, glamour, kesibukan, dan serba praktis cepat. Misalnya sering mengonsumsi fast food, junk food, dan soft drink.
Sumber :
https://muhammadiyah.or.id/agus-taufiqurrahman-ungkap-rahasia-sehat-ala-nabi-muhammad/
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6860762/mengapa-rasulullah-jarang-sakit-ternyata-ini-rahasianya.
https://khazanah.republika.co.id/berita/q0tkji320/5-rahasia-mengapa-rasulullah-saw-sehat-dan-jarang-sakit#google_vignette
https://library.umy.ac.id/news/detail/251/Rahasia-Sehat-Rasulullah-yang-Tak-Pernah-Sakit
No comments:
Post a Comment