Dalam kehidupan, seringkali kita menemui peribahasa yang sederhana namun penuh makna. Salah satunya adalah "Bukan petir yang menumbuhkan tanaman, tapi hujan." Peribahasa ini bukan hanya mengandung kebijaksanaan tentang pertanian, tetapi juga memiliki relevansi yang dalam dalam aspek-aspek lain dari kehidupan kita.
Secara harfiah, peribahasa ini mengingatkan kita akan pentingnya air, yang disimbolisasikan oleh hujan, dalam proses pertumbuhan tanaman. Tanpa air yang cukup, tanaman tidak akan bisa tumbuh subur. Namun, bila kita merenung lebih dalam, peribahasa ini juga mengandung pelajaran berharga tentang kerendahan hati, kesabaran, dan rasa syukur.
Tanaman tumbuh bukan karena bunyi petir yang menggelegar tetapi oleh air hujan. Memahamkan orang untuk bertumbuh bukan dengan kekuatan teriakan tetapi pesan yang dibungkus ketulusan
Kehidupan seringkali diibaratkan sebagai kebun yang perlu kita tanami dengan perbuatan baik, usaha, dan tekad. Di sinilah peribahasa ini mengajarkan kita tentang pentingnya pengertian akan proses dan pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Kita tidak bisa mengharapkan kesuksesan secara instan, seperti kilat yang bersinar begitu cepat kemudian menghilang. Sebaliknya, kita perlu bersabar seperti menunggu hujan yang turun pelan-pelan, memberikan kehidupan kepada segala yang ada di bumi.
Seseorang akan naik derajatnya karena hasil perbuatannya bukan karena ucapannya. Sesungguhnya air hujanlah yang menumbuhkan bunga, bukan suara petir yang keras.
Kerendahan hati juga menjadi nilai penting yang disiratkan oleh peribahasa ini. Ketika kita menyadari bahwa tanaman tidak tumbuh hanya karena kilatan petir yang memukul, tetapi karena air hujan yang sederhana namun penting, kita menjadi lebih rendah hati dalam merespons pencapaian kita sendiri. Kita menghargai kontribusi dari hal-hal kecil yang seringkali dianggap sepele, seperti kebaikan sehari-hari dan usaha yang konsisten.
Tingkatkan kata-katamu, dan bukan suara. Karena hujanlah yang menumbuhkan bunga, bukan petir yang membahana.
Selain itu, peribahasa ini mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala yang kita miliki. Hujan adalah anugerah alam yang seringkali diabaikan, tetapi tanpa itu, kehidupan akan sulit dipertahankan. Demikian pula, kita harus menghargai berbagai hal baik yang telah diberikan kepada kita dalam hidup, bahkan yang terlihat kecil dan biasa.
Tinggikan tutur katamu, bukan suaramu. Sebab hujanlah yang membuat bunga-bunga tumbuh bukan guntur yang bergemuruh.
Dalam keseluruhan, peribahasa "Bukan petir yang menumbuhkan tanaman, tapi hujan" mengajarkan kita banyak hal tentang kesabaran, kerendahan hati, dan rasa syukur. Dalam melangkah di kehidupan ini, marilah kita mengingat pesan yang terkandung dalam peribahasa sederhana ini, dan terus menumbuhkan kehidupan yang berarti dengan tekad yang kuat dan hati yang tulus.
Angkatlah kata-katamu, Bukan suaramu, Hujanlah yang memekarkan bunga, Bukan guntur dan petir.
Sumber :
https://www.facebook.com/jamilazzaini/photos/a.811844285504297/3853617111326984/?type=3
https://inspirasi-islami.tumblr.com/post/135498728672/tingkatkan-kata-katamu-dan-bukan-suara-karena
https://twitter.com/NUgarislucu/status/801268857625153536?lang=en
https://twitter.com/Ruminstitute/status/1318851541751615489
No comments:
Post a Comment