Saturday, July 13, 2024

Tugas dari Fakfak ke Kaimana

Perjalanan Heroik : Tugas Pemilu dari Fakfak ke Kaimana

Pada tahun 1977, Totok Haryoto menerima tugas yang tidak hanya penting, tetapi juga penuh tantangan. Beliau dan beberapa anggota team lainnya ditunjuk oleh Pemda Fakfak untuk memastikan logistik pemilu tiba di Kaimana tepat waktu. Tugas ini mengharuskannya meninggalkan istrinya yang sedang hamil muda, sebuah pengorbanan besar demi negara.

Kabupaten Fakfak adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Kabupaten ini terkenal dengan hasil buah palanya sehingga dijuluki sebagai "Kota Pala". 

Kabupaten Fakfak, terletak di kepala burung bagian Selatan Papua Barat, letaknya sangat strategis karena mempunyai hubungan dengan Kota Ambon yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan kota-kota lain di pulau Papua. 

Totok mengenakan pakaian dinasnya yang rapi, namun tanpa membawa senjata, hanya berbekal tekad dan tanggung jawab besar. Mereka berangkat dari pelabuhan Fakfak dengan harapan dan doa, mengarungi laut yang terlihat tenang.

Mereka harus bisa memastikan bahwa semua logistik pemilu aman dari Pemda Fakfak untuk memastikan logistik pemilu tiba di Kaimana tepat waktu. 

Kabupaten Kaimana adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Secara morfologi Kabupaten Kaimana meliputi wilayah datar hingga berbukit-bukit dan bahkan bergunung. 

Kaimana berada di sepanjang pantai yang berbatasan langsung dengan bukit tinggi yang berbaris memanjang sejajar dengan pantai menjulang. 

Pemilihan umum legislatif Indonesia 1977 atau Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1977 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 2 Mei 1977 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Provinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1977-1982.

Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:

  1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
  2. Golongan Karya (Golkar)
  3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

Perjalanan sejauh 250 kilometer ini harus ditempuh dengan sarana prasarana yang sangat terbatas.

Pagi itu, bersama dengan tim kecilnya yang terdiri dari beberapa petugas pemilu dan seorang pendeta, mereka menaiki sebuah kapal kayu tua. Dengan harapan dan doa, mereka meninggalkan pelabuhan Fakfak, mengarungi lautan yang tampak tenang.

Setelah mengarungi laut dalam perjalanan, tiba-tiba terjadi prahara.

Kapal mereka mulai bocor. Air laut masuk ke dalam kapal dengan cepat, membuat semua orang panik. Meskipun mereka berusaha keras menahan air masuk, kapal itu tidak mampu bertahan dan akhirnya karam juga.

Untuk menyelamatkan hidup, mereka terdampar di sebuah pulau kecil di tengah laut. Di pulau yang ditumbuhi pohon kelapa, mereka berusaha bertahan hidup. Air minum dan makanan berasal dari kelapa, dan mereka membuat tempat perlindungan seadanya. 

Kapal mereka sudah tidak dapat dinaiki, semua peralatan tidak dapat digunakan kembali. Mereka kini hanya memiliki diri mereka sendiri dan beberapa barang yang bisa diselamatkan.

Di pulau yang tidak berpenghuni itu, mereka berusaha bertahan hidup. Air minum dan makanan mulai menipis, dan harapan untuk diselamatkan semakin pudar setiap harinya. Namun semuanya masih tetap semangat untuk tetap bertahan hidup dan mencari cara untuk meminta pertolongan.

Setelah beberapa hari tanpa ada tanda-tanda kapal yang lewat, kemudian sang pendeta, mendapatkan ide untuk membuat sinyal asap yang besar. 

Kemudian mereka mulai mengumpulkan barang-barang yang bisa dibakar.

Mereka menyalakan api dan berharap asapnya terlihat dari kejauhan. Setiap saat mereka menjaga api tetap menyala, berharap ada kapal yang melihat sinyal mereka.

Akhirnya setelah beberapa hari terdampar, sebuah keajaiban terjadi. Sebuah kapal besar yang sedang melintas melihat asap dari pulau kecil itu. Kapal itu segera mendekat dan menyelamatkan Totok dan timnya yang kelelahan tetapi penuh dengan harapan baru.

Totok dan timnya kembali ke Fakfak dengan selamat. Mereka berhasil selamat karena memiliki keberanian, dan ketahanan. 

Kisah mereka mengajarkan bahwa dalam situasi yang paling sulit, semangat juang dan kerja sama adalah kunci untuk bertahan dan mencapai keselamatan.

Semoga kisah ini dapat dikenang, karena keberanian yang melampaui panggilan tugas dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts