Wednesday, August 21, 2024

Perbesar Kapasitas Local Disk C

Saat laptop kita dengan kondisi Local Disk C penuh, akan terasa sangat mengganggu. 

Local Disk C penuh merupakan hal yang umum terjadi. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab local disk C penuh, misalnya adanya pembagian partisi hard disk yang terlalu kecil. Terlalu banyak aplikasi atau program sehingga memenuhi local disk C. Terdapat banyak file yang sering kali tidak berguna dan menumpuk di folder download. Banyak temporary file yang tidak kunjung dihapus. Banyaknya pembaruan sistem operasi yang membutuhkan ruang penyimpanan cukup besar. 

Ada beberapa cara mudah yang dapat kita lakukan, untuk mengatasi local disk C penuh.

Pertama, hapus instalasi program. Lakukan seleksi mengenai program mana yang masih digunakan atau sudah tidak dipakai. Kemudian, hapuslah instalasi program yang sudah tidak digunakan lagi. Caranya kunjungi setting > Apps > Installed Apps > klik titik tiga pada aplikasi yang ingin dihapus > uninstall.

Kedua, kosongkan Recycle Bin, dengan cara buka recycle bin dan hapus permanen semua file yang ada di dalamnya.

Ketiga, bersihkan temporary file, sebenarnya fungsi temporary file adalah untuk mempercepat waktu pemrosesan saat Anda ingin membuka kembali sebuah program. Namun, jika jumlahnya terlampau banyak, dampaknya adalah local disk C penuh. Caranya adalah buka Settings > system > storage > temporary file > centang jenis temporary file yang ingin dihapus > remove files.

Keempat, bersihkan cache dan cookies browser, yang tersimpan otomatis di laptop saat kita melakukan berbagai aktivitas di internet, seperti membuka situs web atau mengunduh file, sehingga memakan banyak memori di local disk C. Caranya adalah, buka aplikasi browser yang digunakan, klik menu titik tiga di bagian kanan atas, masuk ke pengaturan browser, pilih privasi dan keamanan, klik hapus data browsing / hapus data penjelajahan, hapus semua history browsing.

Cara berikutnya adalah perbesar kapasitas Local Disk C, dengan jalan mengambil dari partisi lain. Untuk melakukannya pelajari terlebih dahulu salah satu tutorial berikut ini.


Jika terjadi kendala karena tidak bisa format disk setelah shrink volume, kita bisa mengatasinya dengan mengikuti langkah dari video berikut.



Sumber :

https://asani.co.id/blog/cara-mengatasi-local-disk-c-penuh-dan-penyebab/

https://www.youtube.com/watch?v=ur_bbTVNeKg&t=285s




Sunday, August 18, 2024

Maha Vihara Majapahit di Mojokerto



Mojokerto, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat Kerajaan Majapahit pada masa lalu, kini tidak hanya menyimpan peninggalan sejarah yang bernilai tinggi, tetapi juga menjadi rumah bagi Maha Vihara Majapahit, sebuah tempat ibadah yang megah dan penuh makna spiritual. 

Vihara ini memiliki arsitektur yang unik dengan perpaduan gaya tradisional Jawa dan elemen arsitektur khas Majapahit, yang terlihat dari ornamen-ornamen serta tata letak bangunan yang megah.



Salah satu daya tarik utama di Maha Vihara Majapahit adalah patung Buddha tidur (Reclining Buddha) yang besar, dengan panjang mencapai 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter. Patung ini terinspirasi dari patung serupa di Wat Pho, Thailand, dan menjadi simbol ketenangan serta kedamaian dalam ajaran Buddha.


Di Maha Vihara Majapahit terdapat patung Raden Wijaya.

Raden Wijaya lahir dari keluarga bangsawan Singhasari dan dikenal sebagai tokoh yang cerdas dan berwibawa. Setelah berhasil melarikan diri dari kekacauan yang melanda Singhasari akibat serangan tentara Mongol, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293. Dengan bantuan tentara Mongol yang diperalatnya, ia berhasil mengusir musuh-musuhnya dan mendirikan pusat kekuasaan baru di daerah Tarik, yang kini dikenal sebagai Trowulan.

Di bawah kepemimpinan Raden Wijaya, Majapahit berkembang pesat dan menjadi pusat kekuatan politik, ekonomi, dan kebudayaan di Nusantara. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana dan mampu mempersatukan berbagai wilayah di bawah satu kekuasaan. Prestasinya ini menjadikan Majapahit sebagai kerajaan yang disegani dan dihormati hingga masa keemasannya.



Selain Raden Wijaya juga terdapat patung Gajah Mada.

Mahapatih Gajah Mada adalah salah satu tokoh paling legendaris dalam sejarah Nusantara, yang dikenal sebagai arsitek di balik kejayaan Kerajaan Majapahit. Dikenal karena kecerdasan, keberanian, dan tekadnya yang luar biasa, Gajah Mada memainkan peran penting dalam mengonsolidasikan kekuasaan Majapahit dan menyatukan Nusantara di bawah satu panji. Ia adalah figur yang tak hanya dihormati sebagai negarawan dan panglima militer, tetapi juga dikenang karena sumpahnya yang terkenal, Sumpah Palapa.

Gajah Mada diperkirakan lahir pada akhir abad ke-13, meski latar belakang awal kehidupannya tidak banyak diketahui secara pasti. Ia pertama kali dikenal sebagai seorang prajurit yang bergabung dalam pasukan Bhayangkara, yang merupakan pasukan pengawal khusus raja. Melalui kecerdasan dan keberaniannya, Gajah Mada dengan cepat naik pangkat dan mendapatkan kepercayaan dari raja.

Karier Gajah Mada mulai menonjol ketika ia berhasil menumpas pemberontakan Ra Kuti yang mengancam kedudukan Raja Jayanegara. Keberhasilan ini mengukuhkan posisinya di istana, dan pada tahun 1334, ia diangkat sebagai Patih di Kahuripan. Tak lama kemudian, Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Majapahit oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi pada tahun 1336. Dengan pengangkatannya ini, Gajah Mada memulai langkahnya untuk membawa Majapahit menuju puncak kejayaan.


Sumpah Palapa merupakan salah satu momen paling penting dalam karier Gajah Mada. Dalam sumpahnya, Gajah Mada berjanji tidak akan menikmati kesenangan duniawi sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah ini mencerminkan tekadnya yang kuat untuk mempersatukan berbagai kerajaan di kepulauan Nusantara dan membentuk sebuah kesatuan politik yang besar dan kuat.

Di bawah kepemimpinan Gajah Mada, Majapahit berhasil memperluas wilayah kekuasaannya secara signifikan. Melalui strategi militer yang cerdas dan diplomasi yang terampil, Gajah Mada berhasil menaklukkan banyak kerajaan di Nusantara, termasuk Bali, Sumatra, Kalimantan, dan wilayah lain di Asia Tenggara. Keberhasilan ini tidak hanya menjadikan Majapahit sebagai kekuatan dominan di kawasan tersebut, tetapi juga memperkuat posisi Gajah Mada sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara.

Saturday, August 17, 2024

Warisan Sejarah Majapahit

Warisan Sejarah yang Masih Hidup

Desa Bejijong, yang terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, adalah sebuah desa yang kaya akan sejarah dan budaya. Desa ini dikenal sebagai salah satu pusat peradaban Kerajaan Majapahit yang pernah menguasai Nusantara pada abad ke-13 hingga ke-15. Hingga saat ini, Desa Bejijong menyimpan banyak jejak sejarah Majapahit, menjadikannya tempat yang penting bagi mereka yang ingin mempelajari dan menghargai warisan budaya Indonesia.

Di Desa Bejijong, jejak sejarah Majapahit masih terlihat jelas dalam bentuk arsitektur, artefak, dan tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat. Salah satu peninggalan yang paling terkenal adalah Candi Brahu, yang merupakan salah satu candi peninggalan Majapahit yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. 

Dengan potensi sejarah yang dimiliki, Desa Bejijong kini dikembangkan menjadi desa wisata yang menawarkan pengalaman edukatif bagi para pengunjung. Pemerintah dan komunitas lokal juga aktif dalam mempromosikan Desa Bejijong sebagai destinasi wisata sejarah yang menarik.


Jejak Pendiri Kerajaan Majapahit

Raden Wijaya, pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Nusantara. Namanya dikenal sebagai pemimpin yang berhasil mendirikan salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara. Sebagai penghormatan terhadap jasanya, makam Raden Wijaya yang terletak di Siti Hinggil, Mojokerto, Jawa Timur, menjadi situs sejarah yang sangat dihormati dan sering dikunjungi oleh para peziarah dan pecinta sejarah.


Raden Wijaya lahir dari keluarga bangsawan Singhasari dan dikenal sebagai tokoh yang cerdas dan berwibawa. Setelah berhasil melarikan diri dari kekacauan yang melanda Singhasari akibat serangan tentara Mongol, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293. Dengan bantuan tentara Mongol yang diperalatnya, ia berhasil mengusir musuh-musuhnya dan mendirikan pusat kekuasaan baru di daerah Tarik, yang kini dikenal sebagai Trowulan.

Di bawah kepemimpinan Raden Wijaya, Majapahit berkembang pesat dan menjadi pusat kekuatan politik, ekonomi, dan kebudayaan di Nusantara. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana dan mampu mempersatukan berbagai wilayah di bawah satu kekuasaan. Prestasinya ini menjadikan Majapahit sebagai kerajaan yang disegani dan dihormati hingga masa keemasannya.


Siti Hinggil: Tempat Peristirahatan Terakhir Raden Wijaya

Makam Raden Wijaya terletak di Siti Hinggil, sebuah area di Trowulan, Mojokerto, yang dianggap sebagai tempat peristirahatan terakhir sang raja. Siti Hinggil sendiri merupakan kawasan yang dahulu digunakan sebagai tempat pertemuan para raja dan bangsawan Majapahit. Lokasi ini tidak hanya strategis secara geografis, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat.

Makam Raden Wijaya di Siti Hinggil dikelilingi oleh suasana yang tenang dan penuh penghormatan. Situs ini dijaga dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah, memastikan bahwa warisan sejarah ini tetap terpelihara untuk generasi mendatang. Bagi mereka yang datang berziarah, makam ini bukan sekadar tempat peristirahatan seorang raja, tetapi juga simbol kejayaan Majapahit dan cerminan dari kebesaran Nusantara di masa lalu.


Tidak jauh dari Makam Raden Wijaya, terdapat Candi Brahu, salah satu candi peninggalan Majapahit yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur tinggi. Candi ini merupakan bagian dari kompleks candi yang tersebar di sekitar Trowulan, yang dulunya merupakan ibu kota kerajaan. 



Candi Brahu memiliki struktur yang megah dan indah, meskipun sebagian besar bangunannya telah hancur akibat waktu dan alam. Candi Brahu adalah salah satu candi yang paling terawat di kawasan Trowulan, dan dipercaya merupakan tempat yang digunakan untuk upacara keagamaan serta sebagai tempat kremasi raja-raja Majapahit.

Friday, August 16, 2024

Paradoks Kemerdekaan

Pada hari Jumat malam, tanggal 16 Agustus 2024, banyak masyarakat membuat acara Malam Tirakat atau Malam Syukuran atau Malam Tasyakuran, dalam rangka mengenang dan memperingati kemerdekaan Indonesia.

Indonesia menyatakan merdeka dari penjajahan yang senantiasa dikumandangkan setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, namun terasa hal ini hanya berupa perayaan seremonial belaka. Benarkah kita telah bebas dari segala bentuk penjajahan? 

Apakah bangsa Indonesia benar-benar sudah merdeka dari kemiskinan? Merdeka dari kebodohan? 

Apakah harapan masyarakat terhadap keadilan sosial bagi seluruh rakyat sudah terwujud? Seperti akses infrastruktur, listrik dan jaringan komunikasi.

Kemerdekaan yang hakiki tercapai jika kita terbebas dari segala bentuk penghambaan, perbudakan, eksploitasi, penindasan dan kezaliman. Kemerdekaan dalam arti substansial: merdeka dari mental terjajah, berdaulat secara politik, ekonomi, sosial dan budaya. 

Namun, kondisi saat ini saat kita melihat di sekeliling, betapa rakyat masih banyak yang menderita baik secara politik maupun ekonomi.Masih banyak rakyat yang kekurangan dalam kemiskinan. Cukup banyak masyarakat yang masih terlilit secara ekonomi dan pendidikan 

Diatas hanyalah segelintir penjajahan non-fisik dan penjajahan model baru yang masih terasa di tanah merdeka ini. 

Jadi, benarkah kita mengalami kondisi yang terjajah tetapi tidak merasa dijajah?

Merdeka tapi terjajah.

Oleh karena itu, momentum 17 Agustus kali ini, kita jadikan waktu yang tepat untuk memajukan negeri dengan cara memberdayakan seluruh potensi bangsa dan menyinergikannya menjadi karya besar untuk seoptimal mungkin bagi kesejahteraan rakyat. 


Sumber :

https://pusaranmedia.com/read/4294/indonesia-terjajah-dalam-kemerdekaan

https://bakumsu.or.id/apakah-indonesia-sudah-merdeka/

https://narasipost.com/challenge-ke-4-np/09/2021/merdeka-tapi-terjajah/

https://ump.ac.id/Hikmah-1699-Bangsaku.sudah.Merdeka.........html

https://radarbojonegoro.jawapos.com/opini/714989234/paradoks-kemerdekaan

https://www.hipwee.com/opini/sudah-merdeka-tapi-kita-masih-terjajah-oleh-orang-orang-yang-kita-cintai/

Related Posts