Pages

Sunday, August 18, 2024

Maha Vihara Majapahit di Mojokerto



Mojokerto, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat Kerajaan Majapahit pada masa lalu, kini tidak hanya menyimpan peninggalan sejarah yang bernilai tinggi, tetapi juga menjadi rumah bagi Maha Vihara Majapahit, sebuah tempat ibadah yang megah dan penuh makna spiritual. 

Vihara ini memiliki arsitektur yang unik dengan perpaduan gaya tradisional Jawa dan elemen arsitektur khas Majapahit, yang terlihat dari ornamen-ornamen serta tata letak bangunan yang megah.



Salah satu daya tarik utama di Maha Vihara Majapahit adalah patung Buddha tidur (Reclining Buddha) yang besar, dengan panjang mencapai 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter. Patung ini terinspirasi dari patung serupa di Wat Pho, Thailand, dan menjadi simbol ketenangan serta kedamaian dalam ajaran Buddha.


Di Maha Vihara Majapahit terdapat patung Raden Wijaya.

Raden Wijaya lahir dari keluarga bangsawan Singhasari dan dikenal sebagai tokoh yang cerdas dan berwibawa. Setelah berhasil melarikan diri dari kekacauan yang melanda Singhasari akibat serangan tentara Mongol, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293. Dengan bantuan tentara Mongol yang diperalatnya, ia berhasil mengusir musuh-musuhnya dan mendirikan pusat kekuasaan baru di daerah Tarik, yang kini dikenal sebagai Trowulan.

Di bawah kepemimpinan Raden Wijaya, Majapahit berkembang pesat dan menjadi pusat kekuatan politik, ekonomi, dan kebudayaan di Nusantara. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana dan mampu mempersatukan berbagai wilayah di bawah satu kekuasaan. Prestasinya ini menjadikan Majapahit sebagai kerajaan yang disegani dan dihormati hingga masa keemasannya.



Selain Raden Wijaya juga terdapat patung Gajah Mada.

Mahapatih Gajah Mada adalah salah satu tokoh paling legendaris dalam sejarah Nusantara, yang dikenal sebagai arsitek di balik kejayaan Kerajaan Majapahit. Dikenal karena kecerdasan, keberanian, dan tekadnya yang luar biasa, Gajah Mada memainkan peran penting dalam mengonsolidasikan kekuasaan Majapahit dan menyatukan Nusantara di bawah satu panji. Ia adalah figur yang tak hanya dihormati sebagai negarawan dan panglima militer, tetapi juga dikenang karena sumpahnya yang terkenal, Sumpah Palapa.

Gajah Mada diperkirakan lahir pada akhir abad ke-13, meski latar belakang awal kehidupannya tidak banyak diketahui secara pasti. Ia pertama kali dikenal sebagai seorang prajurit yang bergabung dalam pasukan Bhayangkara, yang merupakan pasukan pengawal khusus raja. Melalui kecerdasan dan keberaniannya, Gajah Mada dengan cepat naik pangkat dan mendapatkan kepercayaan dari raja.

Karier Gajah Mada mulai menonjol ketika ia berhasil menumpas pemberontakan Ra Kuti yang mengancam kedudukan Raja Jayanegara. Keberhasilan ini mengukuhkan posisinya di istana, dan pada tahun 1334, ia diangkat sebagai Patih di Kahuripan. Tak lama kemudian, Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Majapahit oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi pada tahun 1336. Dengan pengangkatannya ini, Gajah Mada memulai langkahnya untuk membawa Majapahit menuju puncak kejayaan.


Sumpah Palapa merupakan salah satu momen paling penting dalam karier Gajah Mada. Dalam sumpahnya, Gajah Mada berjanji tidak akan menikmati kesenangan duniawi sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah ini mencerminkan tekadnya yang kuat untuk mempersatukan berbagai kerajaan di kepulauan Nusantara dan membentuk sebuah kesatuan politik yang besar dan kuat.

Di bawah kepemimpinan Gajah Mada, Majapahit berhasil memperluas wilayah kekuasaannya secara signifikan. Melalui strategi militer yang cerdas dan diplomasi yang terampil, Gajah Mada berhasil menaklukkan banyak kerajaan di Nusantara, termasuk Bali, Sumatra, Kalimantan, dan wilayah lain di Asia Tenggara. Keberhasilan ini tidak hanya menjadikan Majapahit sebagai kekuatan dominan di kawasan tersebut, tetapi juga memperkuat posisi Gajah Mada sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara.

No comments:

Post a Comment