Saturday, August 17, 2024

Warisan Sejarah Majapahit

Warisan Sejarah yang Masih Hidup

Desa Bejijong, yang terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, adalah sebuah desa yang kaya akan sejarah dan budaya. Desa ini dikenal sebagai salah satu pusat peradaban Kerajaan Majapahit yang pernah menguasai Nusantara pada abad ke-13 hingga ke-15. Hingga saat ini, Desa Bejijong menyimpan banyak jejak sejarah Majapahit, menjadikannya tempat yang penting bagi mereka yang ingin mempelajari dan menghargai warisan budaya Indonesia.

Di Desa Bejijong, jejak sejarah Majapahit masih terlihat jelas dalam bentuk arsitektur, artefak, dan tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat. Salah satu peninggalan yang paling terkenal adalah Candi Brahu, yang merupakan salah satu candi peninggalan Majapahit yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. 

Dengan potensi sejarah yang dimiliki, Desa Bejijong kini dikembangkan menjadi desa wisata yang menawarkan pengalaman edukatif bagi para pengunjung. Pemerintah dan komunitas lokal juga aktif dalam mempromosikan Desa Bejijong sebagai destinasi wisata sejarah yang menarik.


Jejak Pendiri Kerajaan Majapahit

Raden Wijaya, pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Nusantara. Namanya dikenal sebagai pemimpin yang berhasil mendirikan salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara. Sebagai penghormatan terhadap jasanya, makam Raden Wijaya yang terletak di Siti Hinggil, Mojokerto, Jawa Timur, menjadi situs sejarah yang sangat dihormati dan sering dikunjungi oleh para peziarah dan pecinta sejarah.


Raden Wijaya lahir dari keluarga bangsawan Singhasari dan dikenal sebagai tokoh yang cerdas dan berwibawa. Setelah berhasil melarikan diri dari kekacauan yang melanda Singhasari akibat serangan tentara Mongol, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293. Dengan bantuan tentara Mongol yang diperalatnya, ia berhasil mengusir musuh-musuhnya dan mendirikan pusat kekuasaan baru di daerah Tarik, yang kini dikenal sebagai Trowulan.

Di bawah kepemimpinan Raden Wijaya, Majapahit berkembang pesat dan menjadi pusat kekuatan politik, ekonomi, dan kebudayaan di Nusantara. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana dan mampu mempersatukan berbagai wilayah di bawah satu kekuasaan. Prestasinya ini menjadikan Majapahit sebagai kerajaan yang disegani dan dihormati hingga masa keemasannya.


Siti Hinggil: Tempat Peristirahatan Terakhir Raden Wijaya

Makam Raden Wijaya terletak di Siti Hinggil, sebuah area di Trowulan, Mojokerto, yang dianggap sebagai tempat peristirahatan terakhir sang raja. Siti Hinggil sendiri merupakan kawasan yang dahulu digunakan sebagai tempat pertemuan para raja dan bangsawan Majapahit. Lokasi ini tidak hanya strategis secara geografis, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat.

Makam Raden Wijaya di Siti Hinggil dikelilingi oleh suasana yang tenang dan penuh penghormatan. Situs ini dijaga dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah, memastikan bahwa warisan sejarah ini tetap terpelihara untuk generasi mendatang. Bagi mereka yang datang berziarah, makam ini bukan sekadar tempat peristirahatan seorang raja, tetapi juga simbol kejayaan Majapahit dan cerminan dari kebesaran Nusantara di masa lalu.


Tidak jauh dari Makam Raden Wijaya, terdapat Candi Brahu, salah satu candi peninggalan Majapahit yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur tinggi. Candi ini merupakan bagian dari kompleks candi yang tersebar di sekitar Trowulan, yang dulunya merupakan ibu kota kerajaan. 



Candi Brahu memiliki struktur yang megah dan indah, meskipun sebagian besar bangunannya telah hancur akibat waktu dan alam. Candi Brahu adalah salah satu candi yang paling terawat di kawasan Trowulan, dan dipercaya merupakan tempat yang digunakan untuk upacara keagamaan serta sebagai tempat kremasi raja-raja Majapahit.

No comments:

Post a Comment

Related Posts