“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Tuesday, October 22, 2024
Mogok Karena Karburator Kotor
Sunday, October 20, 2024
12 Tahun Putus Karena 12 Hari
Sebuah kisah dari seorang teman patut untuk menjadi pelajaran.
Dikisahkan bahwasanya temanku ini telah menjadi pelanggan setia penyedia layanan internet salah satu provider terkenal selama 12 tahun. Yaitu sejak tahun 2012 hingga tahun 2024 ini. Selama lebih dari satu dekade, ia menikmati stabilitas dan kecepatan internet yang mendukung aktivitas sehari-harinya, mulai dari bekerja hingga hiburan.
Sebuah simbiosis mutualisme. Provider menyediakan layanan jasa dengan baik, dan seorang pelanggan menikmatinya.
Namun, kisah panjang ini berakhir dengan cara yang mengecewakan saat ia harus pindah rumah dan berencana memindahkan modem internetnya ke lokasi baru. Dimana provider layanan internet tersebut memang mempunyai fasilitas pindah alamat.
Ketika rencana pindah rumah mulai dirancang, pada tanggal 7 Oktober 2024 ia segera ke kantor provider tersebut untuk menemui Customer Service (CS) penyedia internet untuk memastikan proses pemindahan modem berjalan lancar.
Sebagai pelanggan yang sudah puas dengan pelayanan, ia mengharapkan layanan yang cepat dan profesional, terlebih karena ia telah lama berlangganan. Dijanjikan proses pemindahan tersebut akan memakan waktu 3 hingga 7 hari.
Namun, masalah mulai muncul ketika teknisi tidak datang sesuai dengan janji yang diberikan. Selama 12 hari, temanku terus menunggu kabar dari tim teknis yang akan memindahkan modemnya. Hari demi hari berlalu, namun tidak ada tindakan konkret dari penyedia layanan.
Oleh karena itu pada tanggal 19 Oktober 2024 temanku bergegas menuju kantor provider layanan internet tersebut. Setelah dicek ternyata ada kendala. Dijanjikan proses pindah akan dilakukan 3 hari lagi, namun sang CS tidak bisa menjanjikan akan kepastian hal tersebut.
Meski begitu, tagihan bulanan tetap berjalan seperti biasa, seolah-olah layanan internet tersebut masih digunakan tanpa gangguan. Temanku menyatakan jika tagihan masih berjalan untuk 3-7 hari, dia tidak masalah membayarnya meski tidak mendapatkan fasilitas internet.
Namun jika 12 hari dan bahkan bisa lebih karena masih belum ada kepastian, tentunya akan keberatan. Karena biaya tagihan selama 1 bulan cukup lumayan besar.
Temanku mengatakan coba dinego hal tersebut, karena molornya pemindahan ini bukan kesalahan dari pihak pelanggan. Namun dari pihak provider. Dan apalagi temanku merupakan pelanggan setia selama 12 tahun.
Namun sang CS tidak bisa mengusahakan. Karena hal tersebut sudah merupakan aturan.
Memang, sang CS telah melakukan hal yang BENAR karena bertindak sesuai SOP, dari sisi perusahaan provider, namun dari sisi pelanggan hal ini bukan hal yang BAIK.
Situasi ini jelas memperlihatkan kegagalan Customer Service dalam menangani pelanggan setia mereka. Selain kurangnya koordinasi dengan tim teknis, tidak ada solusi cepat untuk masalah yang bisa diatasi dengan lebih efisien.
Seharusnya sang CS menjadi seorang yang handal Cari Solusi, agar pelanggan tidak kecewa.
Akhirnya, dengan rasa kecewa, temanku memutuskan untuk mengakhiri langganannya, menandai akhir dari hubungan 12 tahun dengan penyedia internet tersebut. Saat ini temanku senang mencari provider penyedia jasa internet yang lain. Tentunya tidak sulit mencarinya, karena banyak sekali provider serupa. Bahkan harganya lebih terjangkau. Sehingga lumayan ada selisih lebih untuk jajan dan minum kopi kekinian.
Cerita ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya layanan pelanggan yang responsif dan penanganan masalah yang cepat, terutama bagi pelanggan yang telah lama berlangganan. Mempertahankan loyalitas tidak hanya soal menawarkan produk yang baik, tetapi juga soal bagaimana sebuah perusahaan merespons ketika pelanggan membutuhkan dukungan.
Friday, October 4, 2024
Hijrah adalah Kunci Sukses
Hijrah, sebuah kata yang sering kali diasosiasikan dengan perubahan besar dalam hidup. Makna hijrah tidak hanya terbatas pada perpindahan fisik. Di dalam konteks kehidupan sehari-hari, hijrah dapat berarti perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, baik secara spiritual, emosional, mental, maupun material.
Hijrah memiliki dua makna. Ada hijrah secara makna (ma’nawiyyah) dan ada hijrah secara fisik (makaniyyah). Hijrah secara makna adalah hijrah kepribadian, dari keadaan pribadi sebelumnya kepada keadaan pribadi yang lebih baik secara lahir dan batin. Adapun hijrah secara fisik adalah perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain yang situasinya lebih baik.
Dalam perjalanan menuju kesuksesan, hijrah menjadi konsep yang penting.
Hijrah berarti berani melepaskan kebiasaan buruk, serta berkomitmen untuk memperbaiki diri demi mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Jika seseorang ingin sukses, ia harus berani melangkah keluar dari rutinitas dan kebiasaan yang selama ini menahan diri. Zona nyaman mungkin terasa aman dan stabil, namun sering kali ia juga menjadi penghalang terbesar untuk pertumbuhan dan pencapaian.
Hijrah dalam konteks ini berarti berani menerima tantangan, beradaptasi dengan hal-hal baru, serta menghadapi ketidakpastian. Setiap langkah keluar dari zona nyaman adalah peluang untuk belajar, berkembang, dan mengasah kemampuan.
Hijrah adalah awal dari pertumbuhan.
Pikiran negatif seperti keraguan diri, ketakutan akan kegagalan, dan pesimisme sering kali menjadi penghalang terbesar dalam meraih kesuksesan. Jika kita ingin berhasil, kita harus berhijrah dari pola pikir yang membatasi diri dan mengadopsi mentalitas yang lebih positif dan terbuka.
Dengan berhijrah dari pikiran negatif, kita belajar untuk melihat kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran, bukan sebagai akhir dari segalanya. Pola pikir positif memungkinkan kita untuk berfokus pada solusi, bukan masalah. Ia juga membantu kita untuk tetap optimis dan gigih, bahkan dalam menghadapi rintangan.
Kesuksesan adalah hasil dari kebiasaan yang konsisten.
Jika ingin sukses, kita perlu melakukan hijrah dari kebiasaan buruk yang merugikan dan menggantinya dengan kebiasaan yang produktif. Kebiasaan buruk seperti menunda pekerjaan, bermalas-malasan, atau menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak produktif harus ditinggalkan jika kita ingin meraih impian kita.
Sebagai gantinya, kita perlu membangun kebiasaan produktif seperti disiplin, manajemen waktu yang baik, serta komitmen untuk belajar dan berkembang. Proses hijrah ini mungkin tidak mudah, tetapi ia merupakan langkah penting dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Lingkungan sekitar memiliki peran besar dalam menentukan apakah seseorang bisa sukses atau tidak. Jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang pesimis, tidak mendukung, atau bahkan meremehkan impian kita, mungkin sudah saatnya kita berhijrah ke lingkungan yang lebih positif dan mendukung.
Berada di sekitar orang-orang yang berpikiran positif dan memiliki semangat yang sama akan memotivasi kita untuk terus maju. Hijrah dalam konteks ini berarti mencari komunitas yang mendukung pertumbuhan kita, baik secara personal maupun profesional.
Kesuksesan sejati tidak datang dari bergantung pada orang lain, tetapi dari kemampuan untuk mandiri dan mengambil kendali atas hidup kita sendiri. Hijrah dalam hal ini berarti melepaskan ketergantungan pada orang lain, baik dalam hal finansial, emosional, maupun keputusan penting dalam hidup.
Kemandirian bukan berarti kita tidak membutuhkan bantuan atau dukungan, tetapi lebih pada kemampuan untuk bertanggung jawab atas diri sendiri dan mengambil keputusan yang bijak. Dengan hijrah menuju kemandirian, kita akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dan lebih dekat pada kesuksesan.
Sering kali, orang terjebak dalam mengejar tujuan yang sempit dan terbatas, seperti keinginan untuk memperoleh kekayaan atau status sosial. Namun, kesuksesan sejati sering kali datang dari visi yang lebih besar—visi yang tidak hanya tentang diri sendiri, tetapi juga tentang memberikan dampak positif bagi orang lain.
Hijrah dalam konteks ini berarti memperluas visi kita, melihat bagaimana kita bisa memberikan kontribusi yang lebih besar bagi dunia di sekitar kita. Dengan memiliki visi yang lebih besar, kita akan termotivasi untuk bekerja lebih keras, lebih fokus, dan lebih bersemangat dalam mengejar tujuan hidup kita.
Hijrah adalah jalan orang yang sukses.
Jadi, jika kita ingin sukses, hijrah adalah langkah yang harus diambil. Hijrah bukan hanya berarti perpindahan fisik, tetapi juga perubahan dalam pola pikir, kebiasaan, lingkungan, dan tujuan hidup. Hijrah adalah proses pertumbuhan, proses meninggalkan hal-hal yang menahan kita dan bergerak menuju sesuatu yang lebih baik.
Sukses adalah hasil dari perubahan, dan perubahan membutuhkan keberanian untuk berhijrah. Jika kita berani melakukan hijrah dalam hidup kita—baik dari zona nyaman, kebiasaan buruk, pikiran negatif, atau lingkungan yang tidak mendukung—kita akan membuka pintu menuju kesuksesan yang lebih besar.
Jadi, jangan takut untuk hijrah.
Nasihat dari Imam Syafi’i : berhijrahlah, engkau akan mendapatkan ganti apa saja yang engkau tinggalkan. Manisnya hidup ada dalam perjalanan. Aku melihat air menjadi rusak karena dia tergenang. Jika mengalir akan jernih, jika diam akan keruh. Singa, tanpa meninggalkan hutan, tidak akan dapat mangsa dan anak panah, jika tidak dilepas oleh busurnya, tidak akan mendapat sasaran.
Setiap langkah hijrah adalah langkah menuju kesuksesan.
Sumber :
https://minanews.net/pintu-sukses-itu-bernama-hijrah/
https://nasional.sindonews.com/berita/915259/18/hijrah-demi-kesuksesan
https://www.facebook.com/KH.Abdullah.Gymnastiar/posts/hijrah-gerbang-kesuksesanhijrah-adalah-jalan-orang-yang-sukses-allah-swt-berfirm/915294595170781/?locale=id_ID
Related Posts
-
Biasanya, saat mencetak dengan menggunakan Printer Epson terjadi error sehingga mengharuskan Reset Printer Epson secara Manual . Indikasi a...
-
Jika kita baca media massa baik berupa media cetak atau pun media online, lebih sering digunakan kata sekira untuk menggantikan kata kira...
-
A : 2.27% (5%) B : 13.59 % (20%) C : 68.26% (50%) D : 13.59 % (20%) E : 2.27% (5%) Kurva normal adalah satu model distribusi dari s...
-
Jika pada keyboard kita mengenal tombol "Delete" dan "Backspace" untuk menghapus, maka pada kalkulator terdapat 4 tip...
-
Akan sangat susah jika kita membuat standart dengan menggunakan data kualitatif bukan data kuantitatif. Misalnya untuk mengukur kekerasan. ...