Malam di Solo selalu menawarkan pengalaman kuliner yang menggugah selera. Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah menikmati Sate Pak Manto, kuliner legendaris yang terkenal dengan kelezatan sate buntelnya.
Berlokasi di dekat pusat kota, warung ini selalu ramai oleh pengunjung yang ingin mencicipi sate khas Solo dengan bumbu yang meresap sempurna. Sate buntel, yang dibuat dari daging kambing cincang lalu dibungkus dengan lemak tipis sebelum dibakar, menghasilkan cita rasa gurih dan tekstur yang lembut.
Setelah puas menikmati kuliner khas ini, saya menuju Pop Hotel Solo untuk beristirahat. Hotel ini menawarkan akomodasi yang nyaman dengan harga terjangkau, cocok bagi pelancong yang mencari tempat menginap di tengah kota. Kamar yang bersih, suasana yang modern, serta lokasi strategis membuat saya bisa beristirahat dengan nyaman sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
Pagi pun tiba, waktunya jalan-jalan pagi mumpung ada CFD di jalan Slamet Riyadi Solo. Siangnya kita menuju ke sekolah anak kami kembali, yang kebetulan pada hari itu adalah hari ulang tahunnya.
Sore hari akhirnya waktunya kembali ke Surabaya. Segera kami berdua menuju Stasiun Solo Balapan untuk menaiki Kereta Sancaka sore menjelang malam. Suasana di stasiun yang klasik dan penuh sejarah selalu memberikan kesan tersendiri sebelum meninggalkan kota budaya ini.
Dengan tiket di tangan, saya pun bersiap menikmati perjalanan 3 jam kembali ke Surabaya, membawa kenangan manis dari Solo—dari kuliner malam yang lezat, penginapan yang nyaman, hingga atmosfer kota yang selalu membuat ingin kembali.
No comments:
Post a Comment