Film The Nanny Diaries, mengangkat tema tentang pencarian jati diri, ketimpangan sosial, dan dinamika keluarga di lingkungan kelas atas, dengan mengisahkan perjalanan seorang wanita muda bernama Annie Braddock, lulusan baru dari jurusan bisnis yang masih mencari jati dirinya. Berasal dari latar belakang sederhana, Annie mengalami dilema antara mengikuti keinginan ibunya untuk bekerja di dunia korporat atau mengejar impiannya sendiri.
Ibunya yang seorang perawat sangat menginginkan Annie bekerja di bidang bisnis, sementara Annie sendiri memiliki ketertarikan lebih pada antropologi yang memungkinkannya memahami kehidupan dan budaya manusia. Setelah menyelesaikan studinya, Annie mendapat panggilan untuk wawancara di perusahaan besar bernama Goldman Sachs.
Pertanyaan simple mengingatkan dia, “Siapa Annie Braddock?”. Namun pertanyaan ini rupanya membuatnya tersadar, bahwa ia saat ini tengah kehilangan jati dirinya yang sebenarnya.
Namun, ketika ditanya untuk menceritakan dirinya, Annie menyadari bahwa pekerjaan di perusahaan tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan minat dan hasratnya. Dengan keberanian, Annie memutuskan untuk meninggalkan wawancara tersebut. Keberuntungan berpihak pada Annie ketika, secara kebetulan, ia menyelamatkan seorang anak dari hampir tertabrak motor di Central Park.
Sehingga secara tak terduga, ia mendapatkan pekerjaan sebagai pengasuh anak (nanny) untuk keluarga kaya di Upper East Side, New York. Ia bekerja untuk seorang wanita kaya raya yang disebut sebagai Mrs. X, sementara suaminya, Mr. X, selalu sibuk dan nyaris tidak peduli terhadap keluarganya. Annie ditugaskan mengurus anak mereka, Grayer, yang kesepian dan kurang mendapat perhatian dari orang tuanya.
Seiring waktu, Annie semakin terikat dengan Grayer, tetapi ia juga mulai merasa terjebak dalam dunia sosialita yang penuh kepalsuan. Hubungannya dengan majikannya semakin sulit, terutama karena tuntutan Mrs. X yang berlebihan dan sikap Mr. X yang semakin menunjukkan ketidakpeduliannya. Di tengah tekanan pekerjaannya, Annie juga bertemu dengan seorang pria tampan dari apartemen atas yang dijuluki Harvard Hottie, yang mulai tertarik padanya.
Ketika Annie menyadari bahwa hidupnya dikendalikan oleh keluarga X dan ia kehilangan kebebasannya, ia harus mengambil keputusan besar.
Akankah ia tetap bertahan demi Grayer, atau akhirnya memilih jalan hidupnya sendiri?
Bagaimana dia keluar dari terjebak antara perasaan sayang dengan Grayer dengan kemuakan keluarga X? Bagaimana dia memilih harus bertahan dengan tarik ulur perasaan karena terlanjur sayang sama juragan kecil namun tidak tahan dengan kelakuan orang tua dari sang anak.
Bagaimana proses tentang belajar berkorban, tentang mengubah prioritas, dan tentang menghilangkan keegoisan, demi hal penting bernama sebagai tujuan hidup. Berikut beberapa quote dari film The Nanny Diaries (2007).
Just remember, Grove, that money can't buy love.
After a lost summer of being Nanny, I finally got to know Annie.
Identity Crisis: Nanny's experiences in the book also touch upon the struggle to define oneself and find identity amidst societal expectations. She grapples with her own aspirations and dreams while navigating the demands of her job and the expectations placed upon her by her employers.
Power Dynamics: The Nanny Diaries delves into the power dynamics at play in the employer-nanny relationship, highlighting how employers often hold significant control and influence over their nannies. It raises questions about the ethical implications of this power imbalance and the importance of fair treatment and respect in any professional relationship.
Melangkahlah jauh di luar zona nyamanmu sehingga kamu lupa bagaimana untuk kembali.
Lebih baik keluar dari zona nyaman dan kembali bekerja keras. Daripada merasa nyaman namun masa depan menjadi tidak jelas.
No comments:
Post a Comment