Tuesday, March 18, 2025

Trading Halt

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham atau Trading Halt jelang penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (18/3). Hal itu lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah anjlok lebih dari 5%. BEI membekukan sementara perdagangan alias trading halt sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

IHSG ambrol 395,87 poin atau 6,12% ke level 6.076,08. Di level itu, IHSG sudah anjlok lebih dari 14,18% dari level penutupan pada akhir 2024 di posisi 7.079,9. 

Trading halt adalah penghentian sementara perdagangan suatu saham atau seluruh pasar saham untuk mencegah volatilitas berlebihan atau memberikan waktu bagi investor untuk merespons informasi penting. Trading halt biasanya diberlakukan oleh bursa efek atau otoritas keuangan sebagai langkah perlindungan terhadap ketidakstabilan pasar.

Bursa efek memiliki mekanisme penghentian otomatis jika indeks pasar turun tajam dalam waktu singkat, yang dikenal sebagai circuit breaker. Misalnya, jika indeks pasar turun lebih dari batas tertentu dalam satu sesi perdagangan, maka perdagangan dapat dihentikan sementara untuk menenangkan pasar.

Menurut Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A OJK Nomor S-274/PM.21/2020 tanggal 10 Maret 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengambil langkah-langkah berikut jika IHSG mengalami koreksi tajam dalam satu hari:

  • Jika IHSG turun lebih dari 5%, perdagangan akan dihentikan selama 30 menit.
  • Jika penurunan berlanjut lebih dari 10%, perdagangan kembali dihentikan selama 30 menit.
  • Jika IHSG turun lebih dari 15%, bursa akan memberlakukan trading suspend, yang dapat berlangsung hingga akhir sesi perdagangan atau lebih lama dengan persetujuan OJK.

Trading halt dapat memberikan waktu bagi investor untuk menilai situasi dan menghindari keputusan yang emosional. Namun, bisa juga menimbulkan ketidakpastian jika tidak segera ada kejelasan mengenai penyebab penghentian perdagangan.

Trading halt juga dapat membantu menjaga stabilitas pasar dengan mencegah kepanikan atau manipulasi harga saham yang berlebihan.

Perusahaan yang mengalami trading halt sering kali mendapatkan sorotan dari investor dan regulator. Hal ini bisa berdampak positif jika berita yang diumumkan membawa sentimen baik, atau sebaliknya jika berita tersebut negatif.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menilai terdapat sejumlah sentimen yang menyertai jebloknya IHSG. Salah satu pendorong jebloknya IHSG adalah isu mundurnya menteri di Kabinet Merah Putih.

Analis menilai isu mundurnya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menjadi salah satu penyebab.

Sebelumnya, tersiar kabar bahwa Menteri Keuangan RI Sri Mulyani akan mundur dari jabatannya. Namun, Istana Kepresidenan menepis kabar pengunduran diri Sri Mulyani dari jajaran kabinet dan menyebut informasi yang beredar di media sosial tersebut merupakan hoaks.


Sumber :

https://investasi.kontan.co.id/news/bursa-kena-trading-halt-akankah-pasar-saham-lebih-buruk-dibanding-saat-covid-19

https://www.cnbcindonesia.com/research/20250318145140-128-619644/ihsg-anjlok-kena-trading-halt-sebenarnya-apa-itu

https://market.bisnis.com/read/20250318/7/1862439/analis-isu-sri-mulyani-mundur-jadi-penyebab-ihsg-jeblok-hingga-trading-halt

https://market.bisnis.com/read/20250318/7/1862536/pemerintah-bakal-review-regulasi-trading-halt-usai-ihsg-anjlok-hari-ini

No comments:

Post a Comment

Related Posts